Marriage Journey - Bab 15 Itu Anakku

Sifa berdiri canggung di luar mobil, setelah melihat kursi mobil di samping Decky, dia ragu-ragu sejenak, tetapi dia masih membuka pintu mobil belakang.

Saat mau masuk ke dalam mobil, Decky berkata dengan dingin kepada Sifa ; "Apakah aku menyuruhmu masuk ke dalam mobil? Apakah kamu pikir semua orang bisa masuk ke dalam mobilku?"

Sifa menghentikan gerakannya dan turun dari mobil dengan canggung, dia sudah tahu akan terjadi hal seperti ini.

Sifa menundukkan kepalanya dan ingin berjalan menuju stasiun bus, tetapi saat ini sudah sangat malam, belum tentu ada bus, tetapi itu lebih baik daripada berdiri konyol di sini.

Saat Decky menyalakan mobilnya dan ingin mengemudi keluar, Hendi tiba-tiba muncul di tempat parkir bawah tanah.

Hendi berlari sepanjang jalan sambil memanggil nama Sifa dengan keras. Decky mengerutkan keningnya dan segera mematikan mesin mobil dan keluar.

Tempat parkir bawah tanah segera terdengar suara gema dari teriakkan Hendi dan Sifa terkejut dengan kedatangan Hendi yang tiba-tiba.

Sifa berbalik dan menatap Hendi yang terengah-engah, kemudian bertanya dengan bingung: "Ada apa Hendi ?"

Hendi menyipitkan matanya dan melihat Decky berjalan kemari ke arah mereka, Hendi langsung menarik Sifa ke dalam pelukannya.

Dagu Hendi menyentuh rambut Sifa dan berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi. Aku tahu hidupmu tidak baik dalam beberapa tahun terakhir. Aku tidak akan membiarkan dia menyakitimu lagi."

Sifa tidak merespon, dia berada dalam pelukan Hendi. Saat dia berusaha untuk melepaskan pelukan itu, Decky memukul wajah Hendi.

Setelah dipukuli oleh Decky, Hendi kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lantai, Sifa terkejut dan berteriak dengan keras.

Sifa menutupi mulutnya dan wajahnya terkejut, Decky berjalan ke sisi Hendi dan dengan sikap meremehkan, Decky memandang Hendi.

"Aku sudah mengatakannya, meskipun aku tidak menginginkan wanita itu, selama masih ada aku, dia adalah milikku, meskipun dia mati, dia tetap wanitaku. Jangan berharap bisa menjadi milikmu."

Hendi berdiri dan meninju balik wajah Decky, mata Hendi dipenuhi dengan kebencian.

Postur tubuh kedua pria itu hampir sama, tetapi Hendi selalu bersikap lembut dan elegan, dia hampir tidak pernah bertarung, Hendi bukanlah tandingan Decky.

Decky langsung menarik lengan Hendi dan langsung melewati bahunya, Hendi terbanting ke lantai dengan keras, kemudian mengerang.

Sudut mulut Hendi berdarah, dia berusaha untuk bangun dan berdiri. Tetapi Decky langsung menginjak tubuh Hendi.

Sifa bergegas mendekati Hendi dan Decky dan menatap mereka dengan mata merah: "Jangan berkelahi lagi, aku mohon pada kalian!"

Sifa memandang Hendi yang terbaring di lantai, air matanya tidak berhenti mengalir, kemudian Sifa memeluk paha Decky sambil memohon kepadanya.

Melihat Sifa yang menangis demi pria ini dan memohon padanya, Decky langsung merasa jijik, kemudian menendang dan mengusir Sifa.

Mata Hendi memerah dan dia berteriak keras pada Decky : "Hentikan itu, jika tidak senang langsung saja padaku, dia sedang hamil."

Decky terdiam, ekspresi wajahnya berubah seketika, kemudian menatap Sifa, setelah itu, dia menatap Hendi kembali dan berkata dengan wajah yang tidak senang: "Apakah anak di perut Sifa ini milikmu, mengapa kamu begitu khawatir?"

Wajah Hendi tidak berekspresi. Hendi memandang Sifa dan mengangguk, kemudian Hendi mengangguk dengan sembarangan, "Ya, itu milikku."

Decky tertegun sejenak, melihat tatapan mata Hendi yang tenang, Decky tidak bisa menahan amarahnya dan kekuatan di kakinya meningkat.

Hendi mengerutkan keningnya dan tidak bersuara, kemudian mengepalkan jari tangannya dengan erat. Decky memandang Sifa dengan marah. Pada saat ini, Sifa terkejut dengan kata-kata Hendi dan tidak sempat menanggapi.

Sifa memandang Hendi dengan panik, wajahnya terlihat kaget, " Hendi... apa yang sedang kamu bicarakan, anak ini bukan milikmu..."

Hendi tidak berbicara, hanya tersenyum lembut. Sekujur tubuh Decky sudah dipenuhi dengan amarah dirinya sendiri.

Decky mengangkat Hendi dan meninju wajah Hendi. Tanpa tidakan pencegahan apapun, Hendi langsung pingsan.

Sifa ketakutan dan berteriak, kemudian bergegas mendekati dan mengguncang tubuh Hendi ; " Hendi, Hendi bangun..."

Decky tidak mengatakan sepatah katapun,dia melangkah maju dan menarik Sifa, kemudian berjalan menuju ke arah mobil, membuka pintu mobil dan seperti melempar boneka kain, Decky melempar Sifa masuk ke dalam mobil.

Sifa belum sempat menanggapinya. Decky langsung menginjak pedal gas dan tanpa peringatan, Sifa menabrak kursi depan.

Sifa berteriak kesakitan dan menutupi dahinya. Decky mengemudi dengan kecepatan tinggi dan melewati mobil depan satu per satu.

Sifa ketakutan dan cepat-cepat memegang cengkeraman di langit-langit mobil, agar dirinya tidak terlempar saat Decky menginjak rem darurat.

Decky dengan cepat melaju menuju vila, tanpa menunggu reaksi Sifa, Decky keluar dari mobil dan dengan wajah tidak senang, Decky menarik Sifa keluar dari kursi belakang.

Sifa berjalan dengan sempoyongan mengikuti Decky masuk ke dalam villa. Decky sangat diam dan mengerikan. Dia menarik Sifa berjalan ke ruang tamu dan melemparkan Sifa ke lantai.

Sifa terjatuh tak berdaya di lantai dan sedikit sakit yang Sifa rasakan saat lengannya menyentuh karpet membuat dirinya merasa lega dari masalah tadi.

Decky berdiri di samping Sifa dan dengan sikap meremehkan, Decky menatap Sifa, matanya penuh amarah dan sekujur tubuhnya mengeluarkan aura yang mengerikan.

Sifa seperti rusa yang ketakutan, Sifa besikap defensif sambil menatap Decky, Decky menunduk dan menatap wajah Sifa yang masih dingin dan menakutkan.

Sifa menatap Decky dan berbicara, "Aku bisa menjelaskan masalah ini, semuanya tidak seperti yang Hendi katakan, Decky..."

Decky tidak menunggu sampai Sifa selesai berbicara, langsung memotong kata-kata Sifa : "Kamu tidak berhak memanggil namaku!"

Perkataan Decky yang begitu mengejutkan langsung menyakiti hati Sifa, dan Sifa dengan spontan menggigit bibirnya dan mencoba menahan emosinya.

Sifa menundukkan kepalanya, membelai perutnya dengan kedua tangan, dan berkata sambil tersenyum sedih: "Aku tahu kamu tidak percaya padaku, aku bisa memberi jantungku pada Yuli, tapi aku hanya ingin mempertahankan anak ini."

Tangisan Sifa semakin menjadi, air matanya membasahi pakaiannya dan matanya terus memohon.

Decky berjongkok, amarah Decky masih terlihat jelas di wajahnya. Kemudian dia pada Sifa : "Aku beritahu padamu Sifa, anak ini bukan milikku, aku tidak peduli."

Air mata Sifa tampaknya telah mengering, tetapi Decky masih terlihatacuh tak acuh, dan tatapannya menatap tajam ke arah Sifa.

"Cepat ganti pakaianmu yang jelek itu!"

Sifa menunduk dan melihat piyama yang dibeli Hendi untuk dirinya.

Sifa menutupi lengannya dan berdiri, kemudian berjalan menuju kamarnya. Decky berdiri sendirian di ruang tamu, menyandarkan kepalanya dan menahan amarahnya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu