Marriage Journey - Bab 212 Kabar Mendadak

Setelah memikirkan hal tersebut, Hendi bermaksud untuk menghubungi Decky.

Oleh sebab itu dia mengeluarkan ponsel sendiri, kemudian menghubungi sebuah nomor ponsel yang selalu disimpan namun sama sekali tidak pernah menghubunginya, setelah tersambung sejenak teleponnya terangkat.

Decky masih belum sempat mengatakan apapun, Hendi sudah langsung membentak dengan kuat.

“Aku kasih tahu kamu, Decky, seandainya bukan karena perbuatanmu di hari ini, Sifa juga tidak bakal mengalami masalah seperti ini, sekarang dia dalam keadaan darurat, kamu sudah puas kan !”

Pada saat Decky mendengar suara Hendi, tubuhnya gemetar secara refleks.

Dia tidak menyangka kalau pria tersebut bahkan memiliki keberanian seperti ini untuk menghubungi dirinya, di dalam lubuk hatinya, Hendi selalu memperlihatkan kesan lemah terhadap dirinya.

Bagaimanapun pria tersebut memang cenderung lembut dan santun, dia memiliki perbedaan yang lumayan besar apabila dibandingkan dengan dirinya.

Setelah mendengar kata-kata Hendi, Decky juga tidak sempat banyak berpikir lagi.

“Terus bagaimana ? Apa hubungannya denganku ? Ini memang karma untuk Sifa sendiri, kamu jangan lupa, dia juga pernah menjadi pelaku yang membuat orang lain berbaring di atas kasur hingga beberapa tahun.”

Pada saat Hendi mendengar nada bicara Decky yang sama sekali tidak merasa bersalah, dan juga tuntutan dirinya yang malahan balik menyalahkan Sifa, api amaran Hendi semakin meledak.

Hendi tidak mengerti mengapa pria tersebut selalu menyeret kejadian beberapa tahun yang lalu dan tidak mau melepaskannya, mengapa Decky tidak mau mencoba untuk memercayai Sifa meskipun hanya sekali saja.

Intinya di dalam pandangan Hendi, Sifa tidak akan pernah berbohong, meskipun wanita yang bernama Yuli sudah berbaring di atas kasur, Hendi juga percaya bahwa bukan Sifa yang melakukan semua ini.

Bagaimanapun Sifa sudah pernah menjelaskan terhadap dirinya, dia juga ingin memercayai penjelasan Sifa, dia sama sekali tidak percaya kalau orang yang berbaik hati seperti Sifa akan melakukan perbuatan seperti itu.

“Haha ! Decky ! Aku tidak menyangka, ternyata kamu masih menganggap kalau Sifa yang melakukan hal itu, kamu jangan lupa, saat itu dia juga sebagai korban, kamu jangan merasa kalau dia menikah denganmu hanya karena tergiur oleh harta kekayaan keluargamu, saat itu dia juga dalam keadaan terpaksa !”

Pada sisi lain dari telepon, Hendi sedang membela kebenaran untuk Sifa dan terus menjelaskan kepada Decky.

Namun Decky sepertinya tidak bermaksud untuk menerima kebaikan dirinya, saat ini Decky malahan hanya terdiam dan tidak menjawab apapun lagi.

Hendi juga mengerti, Decky tidak mengatakan apapun hanya dikarenakan dia tidak mengetahui betapa daruratnya keadaan saat ini.

Hendi tidak menyangka kalau lelaki ini bahkan sanggup begitu kejam dan bahkan mengabaikan nyawa Sifa.

Lagi pula saat ini Sifa masih sedang mengandung anaknya Decky, Hendi semakin tidak mengerti isi hati lelaki tersebut dan semakin simpati terhadap Sifa.

“Kamu ini memang kejam sekali, kamu tahu tidak, demi melahirkan anakmu, betapa besarnya kesengsaraan dia ? Sebelum dia pergi ke Amerika, dia sudah mengidap kanker stadium terakhir, kamu mana mungkin tidak tahu hal ini ?”

Hendi terus berkata kepada Decky dengan menggunakan nada menyalahkan.

Menurut pemikiran Hendi, apabila dia tidak berkata jujur lagi pada saat ini, mungkin saja tidak bakal ada kesempatan lagi.

Lagi pula saat ini Sifa sedang menghadapi masa darurat yang mempengaruhi nyawa, seandainya kata-kata Hendi dapat bermanfaat terhadap kehidupan Sifa maupun anaknya, Hendi juga merasa pantas untuk melakukannya.

Bagaimanapun Decky adalah ayah kandung dari anak tersebut, dan juga sebagai orang tercinta di hati Sifa.

Meskipun Hendi tidak mengerti mengapa Sifa bahkan jatuh cinta kepada lelaki yang begitu tidak tahu diri, namun Hendi tetap saja rela melakukannya.

Setelah itu Hendi berkata lagi kepada Decky :”Jangan-jangan kamu merasa kalau semua ini hanya kebohongan dari Sifa saja ya, dia bahkan nekat untuk melahirkan anakmu meskipun sedang dalam keadaan sakit, jangan-jangan kamu masih belum mengerti mengapa dia harus melakukan ini ya ?”

Selesai selesai berkata, Decky tetap saja hanya terdiam, oleh sebab itu Hendi semakin simpati terhadap Sifa.

Hendi sama sekali tidak pernah bertemu dengan pria seperti ini, pada masa-masa penting Decky malahan mempengaruhi emosional Sifa dan menyebabkan keadaan darurat seperti ini, namun Decky malahan tidak bermaksud untuk datang menjenguk Sifa, saat ini bahkan menyalahkan Sifa dengan mengatasnamakan karma.

Namun Hendi hanya bisa berpikir di dalam hatinya saja, meskipun dia merasa tidak adil untuk Sifa dan bahkan sangat simpati terhadapnya, akan tetap selain melontarkan berbagai kalimat tersebut pada saat ini, Hendi juga tidak tahu apa yang dapat dilakukannya lagi.

Hendi merasa seandainya saat ini dia dapat membuat Decky berdiri di sisi Sifa dan menemani Sifa untuk melahirkan anaknya, mungkin saja akan menyemangati hati Sifa.

Setelah mendengar kata-kata Hendi, Decky yang berada di sisi telepon memang merasa sedikit kaget.

Decky memang sudah tahu kalau Sifa sedang mengidap kanker stadium terakhir, namun dia tidak menyangka kalau keadaan Sifa sudah begitu parah.

Awalnya dia mengira Sifa hanya sengaja menakuti dirinya saja, bagaimanapun keadaan Sifa pada saat itu kelihatannya tidak terlalu parah.

Decky sambil memikirkan hal ini dan sekalian memikirkan anak kandungan Sifa, dia membayangkan kata-kata yang dilontarkan oleh Hendi pada barusan, sehingga tidak tahu bagaimanapun menjawab Hendi yang masih menanti di sisi lain dari telepon, pada akhirnya dia hanya bisa memutuskan sambungan telepon dengan buru-buru.

Hendi mendengar suara sambungan diputuskan dan tidak ada respons apapun lagi, dia bahkan ingin melempar ponselnya sendiri ke lantai, dia sama sekali tidak pernah memiliki amarah yang begitu kuat.

Sementara pada detik ini, ruang operasi masih belum ada kabar apapun, dia juga tidak tahu bagaimana keadaan Sifa pada saat ini.

Setelah memutuskan sambungan telepon, lubuk hati Decky mulai terpenuhi oleh perasaan yang tidak dapat digambarkan.

Pada saat dia mendengar kata-kata Hendi, kedua tangannya telah mengepal dengan erat, dia bahkan dapat merasakan kesakitan ketika kuku di jari tangannya sedang menusuk kuat ke dalam telapak tangannya.

Sepertinya tindakan dirinya pada siang tadi telah memancing emosional Sifa, sehingga malah terjadi keadaan seperti ini, namun saat ini apa yang harus dia lakukan ? Pada saat itu dia pergi untuk menuntut tanggung jawab dan mencari masalah, namun saat ini malahan harus balik menghibur dan menjenguk Sifa, bukannya seperti sedang mencari masalah sendiri ?

Setelah berpikir tentang Yuli, pemikiran Decky mulai pudar kembali.

Decky mulai merasa kalau semua ini hanya kesalahan Sifa, sedangkan pada saat ini, asisten Decky menghubungi dirinya bahwa pada saat ini, keadaan Sifa yang berada di rumah sakit memang sangat krisis.

Teman Decky yang berada di Amerika memberitahukan dirinya bahwa Sifa memang sudah mengidap kanker stadium terakhir, dan hanya bisa mengendalikan penyakitnya dengan mengandalkan obat, bagaimanapun saat ini dia sedang hamil, sehingga ada berbagai obat yang tidak dapat digunakan, oleh sebab itu sebenarnya sangat tidak mudah sekali untuk bertahan hingga saat ini.

“Tetapi kabar dari rumah sakit mengatakan kalau Sifa yang berada di dalam ruang operasi masih belum berhasil diselamatkan, keadaan ibu dan anak sangat berbahaya.”

Asisten Decky yang berada di dalam sambungan telepon memberitahukan hal ini kepadanya.

Hati Decky juga semakin panik, dia tidak menyangka kalau keadaannya akan begitu parah.

Awalnya dia melihat keadaan kesehatan Sifa masih tergolong lumayan, sama sekali tidak persis seperti pasien lemah yang mengidap kanker, lagi pula dirinya juga hanya sekedar menggoyangkan tubuhnya saja, mengapa malah menimbulkan keadaan seperti ini ?

Setelah berpikir lagi tentang anak yang berada di dalam kandungan Sifa, hati Decky menjadi semakin takut dan panik, saat ini dia bahkan tidak sanggup berdiri lagi dan langsung jatuh terduduk pada sofa di hotel.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu