Marriage Journey - Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
Wajah Decky cemberut, ekspresinya suram dan mengerikan, sebenarnya apa maksud Laras dengan melakukan ini?
Dia yang tidak pernah ikut campur dalam urusannya dan pada saat ini bisa membantu wanita itu, apakah mungkin karena dia benar-benar tidak ada kerjaan ….
Dengan lambaian tangannya yang besar, Decky langsung melemparkan semua dokumen di atas meja ke lantai.
Wanita yang pantas mati ini, di mana pun tetap bisa mempengaruhi suasana hatinya ….
Suasana hati decky sangat buruk sekali, lalu dia berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarahnya, Linda berdiri di depan pintu kantor Decky dengan memegang dokumen.
Linda mengetuk pintu dan berkata dengan sopan: "Direktur Leng, rapat akan segera dimulai, anda bersiap-siap dulu …."
Decky dengan dingin menjawab: "Ya, kamu pergi siapkan dulu, aku akan segera datang."
Linda mengangguk dan buru-buru pergi dengan memegang dokumen.
Decky mematikan komputer, merapikan pakaiannya dan berjalan menuju ruang rapat.
Sifa terus menatap telepon yang tidak berdering sepanjang pagi dan merasa sedikit marah.
Apakah asisten CEO benar-benar tidak ada hal yang perlu dilakukan atau Decky sengaja mengurung dirinya di sini dan hari demi hari menjalani kehidupan seperti ini saja.
Sifa menundukkan kepala dan tidak lanjut memikirkannya, pada dasarnya tidak ada yang harus diharapkan di dalam hidupnya.
Sifa bangkit berdiri, lalu mengambil handuk dan mengelap setiap tempat di kantor, dia tidak ingin terlihat begitu santai.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Sifa, PT Leng Tbk yang begitu besar ini, selain terakhir kali mengantarkan dokumen di jalan yang pernah dia lewati, sepertinya dia tidak pernah berjalan kemana-mana.
Sifa melihat jadwal Decky hari ini, saat ini seharusnya dia sedang rapat, jadi seharusnya dia tidak membutuhkan dirinya untuk melakukan apapun.
Sifa menekan lift dan berjalan ke bawah.
PT Leng Tbk memiliki banyak perusahaan dan terdapat banyak industri di dalamnya, termasuk makanan dan bahan bangunan, ini adalah perusahaan berskala besar yang hampir diketahui oleh semua orang di kota ini.
Tentu saja kantor pusat jauh lebih hebat, ada ribuan bahkan puluhan ribu karyawan di semua tingkatan, dalam seketika Sifa tiba di departemen karyawan.
Semua macam karyawan pun sibuk dengan posisinya masing-masing dan kewalahan dengan tumpukan data-data.
Sifa berjalan dengan hati-hati, lalu melihat ke sekeliling, menunjukkan ekspresi iri di wajahnya, meskipun mereka terlihat sangat lelah, tetapi mereka mengandalkan kerja keras sendiri untuk berdiri di posisi mereka.
Di mana dirinya menyia-nyiakan waktu bertahun-tahun, sedangkan mereka sedang bekerja keras dan dirinya ….
Sedikit kepahitan muncul di wajah Sifa, menatap karyawan yang sibuk dengan seksama.
Saat ini, terdengar suara ocehan yang datang dari departemen istirahat staf, bercampur dengan suara kaca yang jatuh ke lantai.
Semua orang di departemen menghentikan pekerjaan mereka dan melihat ke arah sana.
Sifa pun mengikuti sumber suara itu dan berjalan ke sana.
Begitu Sifa mendekat dan menemukan bahwa beberapa wanita berkumpul di sekeliling lalu menunjuk wanita yang berada di tengah sambil memarahinya.
Nada suaranya sedikit tinggi, dengan bahasa yang sedikit kotor, wanita itu tampak berusia awal tiga puluhan, dengan rambut dikeriting dan tubuh yang sedikit gemuk.
Dia menunjuk ke wanita di tengah itu dan berteriak: "Dasar jalang, lupakan kamu yang biasanya suka merayu orang lain, tapi bisa-bisanya kamu bersama suamiku sekarang, kamu lihat bagaimana aku akan membereskanmu hari ini …."
Setelah berbicara, dia pun menggulung lengan bajunya dan ingin bergegas maju ke depan, pada saat ini, wanita di sekitarnya buru-buru menarik, lalu membujuk: "Kamu gila ya, memang tidak bisa menangani masalah ini di luar saja?"
Ketika mereka saling menarik, Sifa baru bisa dengan jelas melihat wanita yang berdiri di tengah itu.
Wanita itu berkulit putih dan cantik, dengan rambut panjang berwarna coklat menutupi bahunya, berdandan halus dan matanya yang dalam dan menawan, bahkan jika dia memakai pakaian putih, tidak sulit untuk melihat bentuk tubuhnya yang menakjubkan.
Dia berdiri di tengah dengan tenang, matanya melirik wanita itu, dengan senyum di sudut mulutnya, tersenyum sambil memainkan cincin di jarinya.
Tampaknya masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia, dia tampak tidak takut atau panik sama sekali.
Wanita itu tidak peduli berapa banyak orang yang berkumpul di sekitarnya, dia terkekeh, dengan suara sedikit memesona: "Tahukah kamu siapa yang membelikan cincin yang kupakai ini, itu suamimu."
Setelah berbicara, dia mengangkat tangannya dan menggoyangkan tangannya di depan wanita itu.
Wanita yang baru saja ditenangkan itu, wajahnya langsung memerah, menyingkirkan semua orang dan langsung berjalan ke arah wanita itu.
Dia melambaikan tangan dan menampar wanita yang berdiri di tengah itu, lalu memarahi: "Kamu wanita yang tidak tahu bertobat ini, aku ingin membunuhmu!"
Suara tajam yang bergema di telinga semua orang, semua orang terkejut, berdiri di tempat tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan menatap wanita yang berdiri di tengah itu.
Wanita itu mengangkat kepala, dengan senyuman di wajahnya, jari-jarinya yang ramping dengan lembut membelai pipinya yang memerah.
Tertawa bahagia: "Apa yang kamu lakukan, marah atau kamu menginginkan cincin ini, aku berikan saja padamu."
Setelah berbicara, dia melepaskannya dengan tertawa, lalu memberikannya ke depan wanita itu dengan wajah puas.
Pada saat ini, seorang pria yang terlihat lembut dan berpendidikan dengan memakai kacamata berlari datang, lalu meraih wanita yang baru saja memukuli orang itu, berteriak memarahi.
"Apakah kamu sudah gila, ada sesuatu yang tidak bisa kamu bicarakan di luar, sehingga harus membuat semuanya merasa malu."
Setelah berbicara, dia langsung berlari ke arah wanita cantik itu, menatapnya dengan sedih dan berkata dengan lembut: "Apakah kamu baik-baik saja Marsha, biarkan aku lihat dipukul di bagian mana.... "
Pria itu seharusnya adalah suami wanita yang memukul orang itu dan juga pria tokoh utama kali ini.
Sifa berdiri di samping, diam-diam melihat wanita cantik yang bernama Marsha itu.
Beberapa wanita yang berdiri di samping Sifa berbisik: " Marsha ini benar-benar tidak tahu malu, bisa-bisanya dia mendapatkan pria yang paling sayang keluarga dan jujur di perusahaan kita, benar-benar pelacur."
Salah satu wanita di antara mereka memutar bola matanya: "Benar, wanita seperti ini benar-benar harus dipukuli di jalan, agar orang lain melihat kepribadiannya yang buruk itu."
Sifa berdiri di samping dan tidak mengatakan apa-apa, apakah wanita itu benar-benar begitu bajingan seperti yang mereka katakan?
Sifa berhenti di tempatnya, tatapannya masih tetap menatap Marsha dengan cermat.
Wanita yang memukul orang itu berteriak dengan keras: " Erick, kamu ini orang yang tidak tahu berterima kasih, ketika aku menikah denganmu, bahkan kita tidak memiliki selembar pun foto pernikahan dan sekarang kamu demi wanita ini, menghabiskan uang sebanyak itu untuk membelikannya cincin berlian …."
Kerumunan itu langsung ramai dan berbisik-bisik, terlihat jelas pria itu mulai merasa malu, tetapi wanita yang bernama Marsha itu, ekspresinya tetap tidak berubah dan tersenyum bahagia.
Dalam seketika Sifa menjadi sangat tertarik pada wanita yang bernama Marsha ini.
Marsha tiba-tiba menarik pria yang bernama Erick itu dan tersenyum lembut pada Erick : "Tidak apa-apa, ambil saja jika dia mau, yang terpenting aku masih punya banyak."
Erick mendengar nada suara Marsha yang tampak buruk, dia langsung berbalik dan menatap Marsha, berkata: "Yang aku belikan untukmu itu berarti milikmu, kamu ambil saja, kelak aku masih bisa membelikanmu yang lebih bagus lagi."
Pria yang bernama Erick itu menatap Marsha sambil berjanji padanya.
Novel Terkait
Sederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaLove And War
JaneHis Soft Side
RiseCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMenunggumu Kembali
NovanMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka