Marriage Journey - Bab 121 Mengambil Inisiatif

Sifa sedikit terkejut, dia duduk di sofa dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Decky memandang Sifa yang sedang melamun, dia mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya, apakah wanita ini begitu bodoh?

Decky menundukkan kepalanya, mencium bibir Sifa yang lembut, dia selalu memiliki ketertarikan membuat dirinya ingin mendekatinya.

Sifa segera memejamkan matanya, berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya dan menyesuaikan Decky.

Wajah Sifa memerah, tangannya memegang sofa dan sedikit gemetar.

Lidah Decky sangat pintar membuka giginya dan menempati mulutnya.

Tapi Sifa hampir tidak bergerak sama sekali.

Decky berhenti bergerak, mendekati telinga Sifa dan berbisik "Bersikaplah inisiatif seperti aku."

Mata Decky sedikit merah, suaranya mulai menjadi serak dan dadanya berdebar kencang.

Sifa perlahan-lahan membuka matanya, dia menatap mata Decky, Sifa seolah-olah kerasukan.

Dia perlahan-lahan mendekati bibir Decky, memejamkan matanya dan perlahan-lahan menggerakkan bibirnya.

Lidahnya perlahan-lahan membentang ke mulut Decky dan mulai memperdalam ciumannya.

Bagi Decky, ini sama seperti menambahkan bahan bakar ke api, apinya langsung dinyalakan oleh Sifa.

Decky memeluk Sifa, jari-jarinya mulai membelai sweter yang dikenakan Sifa.

Dia menanggapi ciuman Sifa dengan semangat, Sifa mengerutkan kening, merasakan respon Decky, dia berusaha keras menahan untuk mencegah dirinya bersandar ke belakang.

Ciuman Decky seperti tetesan hujan membuat Sifa kewalahan.

Sifa merasa sesak, mengulurkan tangannya dan mendorong dada Decky.

Namun, dia menemukan bahwa satu tangan tidak dapat menopang berat tubuh kedua orang, kemudian langsung jatuh ke belakang.

Decky memeluk Sifa, mengangkat kepalanya dan berkata dengan suara serak "Dari siapa kamu belajar ini, berubah aktif menjadi pasif?"

Decky menatap Sifa dengan penuh minat dan berkata.

Sifa memutar wajahnya dengan malu-malu "Tidak, bukan seperti yang kamu pikirkan…..."

Decky perlahan-lahan menekannya, dia bangkit dan menatap Sifa, tatapannya penuh dengan godaan.

Sifa berjuang untuk bangun, tapi kaki dan tangannya ditekan oleh Decky dan tidak dapat bergerak.

Tepat ketika Decky ingin menekannya, Sifa menutup matanya.

Sifa merasa perutnya agak berat, dia membuka matanya dan melihat Decky menekan perutnya dengan ekspresi tertekan.

Sifa ingin berbicara, tapi Decky memberi isyarat padanya.

Decky meminta Sifa untuk tidak berbicara, Sifa menutup mulutnya dengan patuh dan menatap Decky.

Decky bergerak dengan hati-hati, dia menempel pada perut Sifa, menahan napas dan mendengarnya.

Tetapi menunggu beberapa saat, tidak ada gerakan di perutnya, Decky agak tidak sabar, dia mengerutkan kening.

Tiba-tiba perut Sifa mengeluarkan suara, Decky segera mengangkat alisnya tersenyum dan berkata pada Sifa "Lihatlah, dia bergerak."

Sifa memandang Decky dengan malu-malu dan menjelaskan; "Itu karena aku lapar…...."

Setelah berkata, dia menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Decky.

Decky tertegun sejenak dan lupa Sifa pernah memberitahu dirinya bahwa harus menunggu beberapa bulan lagi baru dapat merasakan gerakan anak.

Decky tersenyum dan berdiri "Kamu duduk dulu sebentar, aku akan memesankan makanan untukmu."

Sifa duduk di sofa dengan patuh dan tidak bergerak.

Hendi duduk melamun di rumah sakit dan tangannya memegang foto bersama Sifa waktu kecil.

Perawat di sebelahnya tersenyum melihat foto itu dan berkata pada Hendi "Ini adalah Dokter Shen saat kecil? Gadis di samping cantik sekali."

Hendi memutar kepala melihat perawat dan mengangguk, ada senyuman di wajahnya yang pucat "Ya, dia sangat cantik sejak kecil, dulu selalu berteriak dan memberitahu semua orang ingin menikah denganku."

Hendi memandang ke kejauhan dan teringat beberapa adegan kenangan masa kecil.

Perawat tersenyum dan bertanya "Sekarang Dokter Shen memiliki prestasi yang bagus dan kalian telah kenal sejak kecil, sekarang seharusnya sangat bahagia, kan?"

Hendi tiba-tiba tidak tahu bagaimana menjawab, dia menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya, tapi tidak dapat mengucapkan sepatah katapun.

Ya, mereka kenal sejak kecil, tapi mengapa dia bisa sampai memberikan kesempatan pada Decky?

Hendi menundukkan kepalanya dan tersenyum lembut.

Perawat juga menemukan ada yang salah, wajahnya segera menimbulkan ekspresi khawatir "Dokter Shen, apakah aku salah berkata?"

Hendi mengangkat kepalanya dan menggelengkan kepala, tersenyum pada perawat itu "Tidak apa-apa, semuanya telah berlalu, pergilah melakukan tugasmu."

Setelah berkata, dia mengeluarkan dompet dan meletakkan foto ke dalam dompet dengan hati-hati.

Perawat mengangguk dan berjalan menuju tempat kerja.

Ketika Gustian datang ke bar, Laras sudah mabuk, dikelilingi oleh banyak wanita seksi, semuanya menempel di tubuh Laras.

Gustian sangat marah, dia melangkah maju dan menarik wanita-wanita itu lalu berteriak "Pergi!"

Wanita-wanita itu semua terkejut dengan kedatangan Gustian yang tiba-tiba, mereka hanya bisa berbisik dan pergi dengan cepat.

Laras sudah mabuk, ada banyak anggur di atas meja, ada yang berwarna putih dan ada juga yang berwarna merah.

Melihat kedatangan Gustian, bos datang dengan senyuman menyanjung dan ingin berhubungan dengan pemilik hotel besar ini, tidak ada orang di kota ini yang tidak mengenal Gustian.

"Tuan Gustian, kamu bisa datang ke baradalah semacam berkah bagi kami…..."

Sebelum bos wanita selesai berkata, Gustian langsung memotong pembicaraannya dengan acuh tak acuh "Siapa yang memberinya begitu banyak anggur?"

Bos wanita itu tercengang di tempat, melihat Laras yang sudah mabuk, dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Gustian langsung melambaikan tangannya, beberapa pria besar berpakaian hitam yang mengikutinya berjalan ke arah bos wanita itu.

Bos wanita itu terkejut seketika, dia segera mengatakannya dengan keras “Tuan Gustian, tidak ada hubungannya denganku, dia sendiri yang memesan begitu banyak alkohol….."

Gustian berbalik dan tidak mendengar penjelasan bos, dia duduk di sebelah Laras dengan hati-hati.

Seluruh tubuh Laras dipenuhi dengan bau alkohol yang menyengat, tidak ada yang tahu, Laras tidak boleh minum terlalu banyak alkohol. Dia mengalami masalah lambung sejak kecil.

Gustian menghela nafas dalam-dalam, dia telah mengetahui mengapa Laras menjadi seperti ini di saat bertelepon.

Laras mengerutkan kening, mulutnya sepertinya sedang membisikkan sesuatu.

Gustian mencoba mendengarnya, tapi dia menemukan Laras sedang memanggil nama wanita itu.

Gustian tiba-tiba menjadi kesal, Laras masih tidak mengerti apa yang dia katakan?

Dia telah menanyakan tentang wanita itu, Laras yang selalu ikut di sisi Decky, pasti lebih jelas daripada dirinya.

Tapi mengapa dia tidak mengerti? Wanita Decky, bukanlah seseorang yang bisa dia pikirkan.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu