Marriage Journey - Bab 61 Tetap Terasa Dingin
Bibi Wu berdiri di lantai bawah, wajahnya penuh kekhawatiran, tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan.
Sifa selalu berdiri di luar pintu, kedua bahunya bergetar, meskipun dia telah menahannya, tapi tetap tidak dapat mengendalikannya.
Tiba-tiba terdengar suara keras, mata Decky menjadi kabur dan jelas terlihat penuh nafsu, tubuh bagian bawahnya hanya terbungkus handuk mandi dan dahinya keringatan.
Pintunya sedikit terbuka, Sifa dapat melihat sosok wanita yang sedang mengenakan pakaian di dalam, seolah-olah semua barang sedang mengingatkan Sifa tentang hal yang baru saja terjadi di dalam ruangan.
Sifa memelototi Decky, menatap pria yang telah melukainya, tapi dirinya masih sangat mencintainya.
Air mata menetes keluar tak terkendali, Decky tertegun sejenak, menyiksa seseorang adalah hal yang sangat sederhana, terutama seseorang yang mencintai dirinya.
Sifa memutar kepala, menyeka air matanya, terlihat dingin dan bertekad.
Decky menatap Sifa, dengan kecemasan yang tak terlihat di wajahnya, melihat Sifa yang jarang menangis di depannya dalam tiga tahun ini, hatinya tiba-tiba terasa sakit.
Tapi dia tetap berwajah cemberut dan mendengus dingin: "Untuk apa menangis? Bukankah kamu yang menolakku hari ini? Aku tidak pernah kekurangan wanita, meskipun kamu menikah denganku, aku juga tidak akan memberikan apapun yang kamu inginkan!"
Ekspresi Decky dingin dan teguh, melukai Sifa dalam-dalam, Sifa menundukkan kepalanya dan tersenyum pahit.
"Tuan Leng…...." Terdengar sebuah suara menawan, kemudian sepasang lengan yang putih memeluk dada Decky.
Sifa membuka lebar matanya dan menatap wanita yang memeluk Decky di depannya.
Ini adalah wanita yang dia lihat di vila terakhir kali, model populer Ariana.
Dia mengenakan baju tidur Decky yang longgar, terlihat jelas tubuh bagian atasnya yang montok, kakinya yang ramping dan lurus terlihat menarik dan pandangannya terlihat kabur.
Dia sepertinya masih tenggelam dalam kegembiraan tadi, penuh godaan di sekujur tubuhnya.
Sifa agak kaget melihat Ariana dan Ariana menatap Sifa dengan tatapan provokasi di matanya dan sudut mulutnya terangkat: "Hey, Nyonya Leng!"
Mata Sifa memerah dan tangannya mengepal erat, kukunya menekan telapak tangannya dan sangat menyakitkan.
Sifa berjalan mendekati Decky dan Ariana, dengan senyuman di sudut mulutnya dan pandangannya terlihat suram, menatap mereka dengan dingin.
Setelah mendekati mereka, dia berkata dengan nada dingin: "Efek kedap suara dari ruangan ini tidak terlalu bagus, aku bukan orang yang tidak pengertian dan bisa pergi ke tempat lain sendirian."
Decky mengangkat alisnya, ada senyuman di sudut bibirnya, apakah wanita ini cemburu, tapi melihat wanita ini seperti ini, hatinya lumayan puas.
Ariana menggerakkan bibirnya, menatap Decky dan berkata dengan sedih "Tuan Leng, Nyonya Leng tidak menyukai kita di rumah, apakah dia sedang mengusir kita?”
Decky mengangkat sudut bibirnya, tatapannya menyapu ke arah Sifa dengan penuh sindiran, dia memutar kepala menatap Ariana dengan lembut dan mulai membelai paha Ariana dengan tangannya.
"Ini tempatku, kalau aku bilang bisa membawamu ke sini, berarti tidak ada yang dapat melarangnya."
Ariana menatap Sifa dengan tatapan penuh provokasi: “Nyonya Leng, benar-benar maaf, Decky mengatakan kamu tidak dapat memutuskan segala hal di sini.”
Decky tidak menatap Sifa lagi, dia mengulurkan tangan mengelus rambut Ariana dan berpenampilan sangat menikmatinya.
Sifa menatap Decky dan melirik Ariana dengan dingin dan sudut bibirnya terangkat sebuah senyuman dingin.
Saat ini, dia sudah tidak mengharapkan apapun, tapi dia benar-benar enggan menelan kekesalan ini.
Dia tidak peduli bagaimana pun Decky bermain di luar, tapi setidaknya vila yang dingin ini, adalah tempat kediamannya yang terakhir.
Sifa menatap Ariana, pandangannya penuh dengan kemarahan dan tangannya mengepal erat, dia melangkah maju menatap Ariana.
Tidak tahu dari mana tenaganya berasal, dia langsung menarik tangan Ariana dan menariknya keluar.
Tanpa pencegahan, Ariana langsung ditarik keluar olehnya, Decky terkejut dan kaget dengan tindakan Sifa yang mendadak.
Sifa menarik lengan Ariana dan memelototinya dengan ganas “Aku memberitahumu, aku tidak akan peduli bagaimanapun dia bermain di luar, tapi tidak boleh di sini.”
Sifa berkata dengan nada tegas dan wajah dingin, Ariana juga terkejut dengan tindakan Sifa, dia segera melepaskan tangannya, bergegas ke belakang Decky.
Decky berteriak pada Sifa: “Bagaimana kamu berani mengatakan kata seperti ini, kamu hanya sebagai wanita yang pernah aku mainkan, bagaimana berkualifikasi mengatakan kata-kata seperti ini di depanku.”
Sifa tetap menatap Decky dengan tatapan dingin.
Decky menatap Sifa, dia selalu ingin menggunakan wanita lain untuk membully wanita di depannya ini, tapi begitu melihatnya benar-benar marah dan menangis di depannya, hatinya malah merasa tidak nyaman.
Sifa menundukkan kepala dan mengingat kembali kata-kata Decky, dirinya hanyalah wanita yang pernah dia mainkan, tidak berkualifikasi mengatakan kata-kata seperti ini di depannya.
Iya, sebagai apa dirinya, istri, kekasih atau pacarnya?
Sifa tiba-tiba tertawa dan menatap Ariana dengan tatapan kejam, lalu menatap Decky di depannya.
Dia menggelengkan kepala, air mata mengalir dari pipinya, lupakan saja!
Sifa tidak terus berkata, dia berbalik dan berjalan menuju ke kamarnya, sosok punggungnya terlihat sedih.
Prianya yang sah membawa wanita lain pulang ke rumah melakukan hal itu dan mengatakan bahwa ini bukan sesuatu yang harus dia pedulikan.
Dan bahkan lebih parahnya, dirinya benar-benar tidak berhak mengurusnya, karena dia adalah Decky Leng.
Sifa duduk di ranjang, dia melihat ke sekeliling kamarnya dan terdengar suara pria dan wanita terengah-engah.
Sifa tidak melampiaskan kemarahan dan juga tidak merasa marah, seolah-olah dirinya tidak memiliki status untuk melakukannya.
Dalam hati Decky, menikahi dirinya hanya demi penebusan dosa.
Air mata Sifa mengalir keluar, malam adalah saat yang paling menggoda, cahaya bulan bersinar di bumi, semuanya terlihat begitu tenang dan indah, tapi tidak peduli betapa terang cahaya bulan, tetap terasa dingin.
Sifa tidak tidur sepanjang malam, dia duduk sendirian di atas ranjang dan mendengarkan suara di kamar sebelah.
Seolah-olah sengaja didengar olehnya, suara pria dan wanita semakin kuat sekali demi sekali.
Sifa duduk di atas ranjang, tidak terasa ngantuk sama sekali, wajahnya pucat, seperti boneka yang tidak bernyawa dan terus duduk seperti begini sampai pagi hari berikutnya.
Sifa memikirkan banyak hal, dalam tiga tahun ini dia selalu berharap Decky dapat berubah sikap padanya.
Sehingga dia rela dikurung olehnya di sini, tapi sekarang semuanya berubah, dia telah kehilangan semua pikiran, hatinya telah mati rasa.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiAfter Met You
AmardaSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHusband Deeply Love
NaomiAdieu
Shi QiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka