Marriage Journey - Bab 84 Sangat Cocok Denganmu

Sifa merasa tidak berani mempercayainya, meskipun biasanya dia tidak terlalu suka dengan barang mewah, tetapi ketika melihat gaun ini di televisi, dia tetap merasa suka.

Sifa mengambil gaun itu, gaun itu tidak bertatahkan berlian, tetapi tampak gemerlap, bagaikan bintang yang berkedip nakal kepadanya.

Sifa pun termangu, dia membelalak menatap Linda dan berkata dengan tidak percaya “Linda… apakah ini tidak salah?”

Sifa tetap tidak terlalu percaya bahwa gaun ini akan diberikan untuk dia kenakan, dia hanyalah seorang asisten kecil, dia merasa dirinya tidak memiliki status untuk menghadiri acara seperti itu.

Linda tersenyum dan mengangguk pada Sifa. Sebelumnya, Direktur Leng sudah menyuruhnya untuk langsung terbang ke Amerika untuk memesan gaun ini, ada banyak sekali orang yang memesan gaun ini pada saat itu, dia juga menghabiskan banyak usaha barulah berhasil mendapatkannya.

Ketika dia pergi menyiapkan gaun, Direktur Leng mengirimkan pesan padanya untuk memberikan gaun motif bintang ini kepada Sifa.

Pada saat itu, dia juga merasa sulit dipercaya, tetapi dia tidak berani berpendapat terhadap perintah Direktur Leng.

Linda melihat jam, lalu berkata kepada Sifa “Masuklah dan berganti pakaian, lalu keluar untuk berdandan, waktunya mungkin pas.”

Sifa mengangguk dengan bengong, lalu berjalan ke dalam ruang ganti. Ketika berganti pakaian, dia sangat berhati-hati, dia takut dirinya tidak sengaja merusakkan gaun yang sangat menawan ini.

Ketika Sifa membuka pintu ruang ganti, bahkan Linda yang sudah banyak melihat di sisi Decky pun tercengang.

Tinggi badan Sifa hampir 1,7 meter, badannya terlihat ramping kurus, tetapi dadanya yang montok justru pas sekali untuk menopang gaun ini.

Sifa berjalan ke arah Linda dengan canggung, lalu dia berkata sambil menggaruk kepala “Gaun ini terlalu indah, tidak terlalu cocok denganku….”

Sifa berbalik badan ingin menggantinya, tetapi Linda menarik lengan Sifa dan membawanya menuju ruang tata rias “Sangat cantik, ayo cepat berdandan.”

Sifa ditarik ke dalam ruang tata rias dan membiarkan penata rias yang telah lama menunggu di sana untuk mendandaninya.

Decky duduk di dalam kantor, waktu telah berlalu detik demi detik dan menit demi menit, tetapi pintu kantornya tetap tidak dibuka.

Decky merasa gerah, dia mengeluarkan rokok dan menyodorkan sebatang kepada Laras. Decky menyalakan rokok dan menghisapnya dengan kuat.

Laras mengangkat alis menatap ke arah pintu, di sana juga tidak ada sosok bayangan yang ingin dia lihat.

Laras sudah bukan pertama kalinya melihat Sifa yang berdandan, tetapi dia tetap tidak bisa menyembunyikan rasa penantiannya.

Laras menyalakan rokok, dia duduk menunggu di dalam kepulan asap rokok di kantor dengan cemas bersama Decky.

Akhirnya, pintu dibuka setelah belasan menit kemudian, lalu Decky dan Laras mendongak menatap ke arah pintu.

Sifa berjalan masuk dengan hati-hati sambil menjinjing gaun, gerakannya tampak kaku.

Hati Decky bergetar, matanya tertuju erat pada Sifa dan pikirannya melayang.

Laras segera mematikan rokoknya, dia tercengang menatap Sifa dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Rambut Sifa yang panjang lebat dan bergelombang secara alami tergerai di punggung, wajahnya membawa riasan yang indah, bibirnya yang merah terlihat sangat menggoda, hidungnya mungil dan cantik. Mata aprikotnya besar dan lincah, bulu matanya yang panjang berkibas-kibas bagaikan dua buah kipas karena gelisah.

Gaunnya terlihat konservatif namun terbuka, tali bahu yang tipis terikat pas di bahunya.

Gaun itu terbuka sampai pada bagian dada, menampakkan sebidang kulit dadanya yang putih cerah dan leher angsa yang cantik tanpa aksesoris.

Dari atas hingga bawah, gaun ini menampilkan gradien warna, serta tampak gemerlap seolah-olah bertatahkan penuh dengan berlian.

Decky tersenyum puas, kebetulan dia melihat Sifa sedang merebah di sofa sambil menonton televisi ketika dia pulang, sampai sekarang pun dia tidak bisa melupakan mata Sifa yang berbinar ketika melihat gaun ini muncul di acara konferensi pers Dior.

Entah kenapa, dia menyuruh Linda memikirkan cara untuk memesan gaun ini.

Namun setelah mendapatkan gaun ini, dia tidak tahu harus bagaimana memberikan gaun ini kepada Sifa, sekarang pun tiba saatnya.

Sifa menatap Decky dengan canggung “Direktur Leng, aku sudah siap.”

Decky membengkokkan jari mengisyaratkan Sifa untuk berjalan maju, Sifa tertegun, lalu berjalan maju dengan pelan sambil menjinjing gaun.

Decky mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam saku celana dan membukanya, di dalam kotak itu adalah anting-anting berliontin berwarna perak.

Tanpa menunggu Sifa bereaksi, Decky langsung maju dan mengibaskan rambut Sifa, lalu memakaikan anting-anting untuknya.

Gerakan yang mendadak ini membuat Sifa terdiam di tempat dan tidak berani bergerak.

Suhu jari Decky yang bersentuhan dengan kulitnya membuat Sifa menghindar dengan peka.

Decky menatap dalam kepada Sifa dan menunjukkan senyuman iblis “Sangat cocok denganmu.”

Sifa merasa kaget, apakah Decky sedang berbicara dengannya tadi? Sangat cocok denganmu?

Sifa terkejut, setelah lama kemudian barulah dia sadar kembali dan berjalan mengikuti Decky menuju parkiran bawah tanah.

Hari ini Decky telah mengganti mobil, yaitu Maybach yang paling dia sukai. Dulu, terkadang mendengar Decky berkata kepada Laras bahwa ini adalah mobil yang paling dia sukai.

Laras dan Linda dengan sangat tahu diri duduk di kursi belakang, mengosongkan kursi di sebelah kursi pengemudi. Sifa berpikir sejenak, dia menggigit bibir, lalu duduk di sana.

Decky mengangkat sudur bibir dengan puas, dia menginjak pedal gas, lalu melesat ke tempat tujuan.

Mobil Decky memasuki sebuah villa besar dengan penjagaan ketat, banyak sekali mobil mewah yang belum pernah Sifa lihat sebelumnya yang diparkirkan di luar sana.

Begitu Decky tiba, tatapan orang sekitar pun mengarah padanya.

Namun, Decky tidak bereaksi apa-apa, dia sudah terlalu sering bertemu dengan keadaan seperti ini.

Decky berjalan ke aula besar membawa serombongan orang, aula besar didekorasi dengan sangat mewah, di dalamnya terdapat banyak kue dan minuman anggur.

Orang yang berdiri di dalam aula tersebar di sekitar, mereka kebanyakan berpakaian dengan formal, para pria mengenakan setelan jas dan dasi, tampak sangat beraura pria sukses.

Mata Decky menyapu sekeliling dengan tanpa ekspresi, lalu dia berjalan masuk membawa serombongan orang.

Tatapan semua orang pun tertuju kepada Sifa.

Tatapan semua wanita penuh dengan rasa iri, berdiri di sisi Decky yang setinggi 1,8 meter lebih, Sifa yang setinggi 1,7 meter tampak sedikit mungil.

Namun, yang menarik perhatian semua orang adalah gaun motif bintang buatan eksklusif yang dikenakan Sifa.

Orang yang bisa menghadiri acara seperti ini, semuanya adalah kelompok orang dari keluarga terkemuka ataupun para pejabat tinggi. Mata semua wanita yang menatap Sifa penuh dengan rasa iri, tidak hanya itu, bisa berdiri di sisi Decky secara terang-terangan, ini juga cukup membuat orang untuk merasa iri.

Sifa mengernyit, dia tidak suka orang lain melihatnya dengan tatapan seperti ini, lalu dia berjalan melewati Decky dan ingin berjalan ke samping, tetapi semua gerakan Sifa terpapar ke dalam mata Decky. Decky menarik lengan Sifa dan dia berkata dengan suara rendah “Di sini saja, jangan pergi dari pandanganku.”

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu