Marriage Journey - Bab 169 Rencana (2)

Sifa melihat ke Laras dan merasa bingung untuk sesaat.

Setelah keluar dari elevator, Laras langsung berjalan di depan Sifa. Pada saat ini waktu sudah sangat malam, jadi realisasinya kurang bagus.

Semua wartawan mengarahkan kamera mereka terhadap Sifa dan Laras.

Ekspresi Laras tampak sangat tidak senang, dia berteriak kepada wartawan dengan marah: "Awas!"

Semua wartawan langsung mundur ke belakang beberapa langkah.

Laras melindungi Sifa dari depan dan Laras menggunakan bajunya untuk menutupi kepala Sifa. Sebenarnya pada saat itu, Laras sangat takut kalau wartawan berhasil mengetahui Sifa itu siapa.

Sifa hanya bisa menundukkan kepalanya dan bersembunyi di belakang Laras.

Halangan wartawan membuat Laras dan Sifa sangat susah mau berjalan, akhirnya Laras memanggil penjaga keamanan pribadi dia untuk melarang wartawan untuk mendekati dia.

"Tuan An, wanita ini adalah istri anda atau pacar anda untuk sementara?"

Beberapa wartawan kecil yang tidak menyayangi nyawanya tiba-tiba menghampiri Laras dan bertanya.

Laras tidak mempedulikannya, dia terus berjalan ke luar di bawah perlindungan petugas keamanan.

Sifa yang bersembunyi di dalam baju merasa sangat gugup, kejadian bersama Laras tadi terus berputar di pikirannya.

Dirinya yang tiba-tiba inisiatif dan tingkah laku Laras kepadanya membuat Sifa merasa malu kepada dirinya. Mengapa dia bisa melakukan hal seperti itu?

Sifa memaksa dirinya untuk tidak memikirkan kejadian tadi, tetapi adegan yang segar itu membuat Sifa merasa dirinya sangat murahan untuk pertama kalinya.

Pada saat Laras sudah mau membawa Sifa masuk ke dalam mobil, sebuah suara pria yang rendah menghancuri suasana yang hening.

"Berhenti di sana" Decky berpakaian hitam penuh dan berdiri di samping mobil Laras. Sifa dan Laras tampak sedikit terkejut dan berdiri di tempat sambil melihat ke Decky.

Decky melihat ke bayangan tubuh familier yang berdiri di samping Laras. Dia tidak ingin melihat dan tidak ingin percaya.

Sifa berdiri di tempat dengan tubuh yang kaku. Bertemu dengan Decky pada saat seperti ini, apa yang akan terjadi kalau dia mengetahui hal ini...

Sifa tidak berani membayangkan dirinya akan menjadi bagaiaman. Yang hanya dia tahu adalah tidak boleh membiarkan Decky melihat penampilan dia pada saat ini.

Laras berputar balik badan dan melihat ke Decky, tiba-tiba dia tidak tahu harus bagaimana. Kemunculan Decky tidak berada di dalam rencananya.

Laras benar-benar panik dari dalam hati.

"Kenapa?" Laras berusaha berkata dengan suara yang tenang.

Decky berjalan dekat secara perlahan, dia terlihat sangat serius dan tatapan dia terus tertuju kepada Sifa yang berada di belakang Decky.

Dari awal Decky sudah tahu yang berada di dalam kamar itu Laras dan Sifa.

Tetapi dia tidak mau dan tidak berani percaya wanita yang baring di atas tempat tidur dan melakukan hal seperti ini dengan Laras adalah Sifa.

Ekspresi Sifa terlihat sangat dingin dan menakutkan, secara keseluruhan, auranya terlihat gelap.

"Aku sepertinya kenal wanita di sampingmu" Decky berkata dengan nada suara yang dingin.

Laras tiba-tiba tidak tahu harus berakta apa. Tidak tahu mengapa, setiap menghadapi Decky, Laras tidak bisa mengatakan apa pun.

Apakah Decky lebih buruk darinya? Laras tidak merasa begitu, tetapi Laras selalu merasa tidak percaya diri setiap menghadapi Sifa.

Laras berkata dengan nada suara tenang: "Tidak tahu, mungkin kamu pernah menjumpainya. Aku masih ada urusan harus pergi dulu, sampai jumpa di kantor"

Laras berputar balik badan dan menarik Sifa bersamanya.

Decky menghentikan mereka lagi: "Begitu cemas mau pulang, jangan-jangan kalian melakukan hal yang memalukan"

Nada suara Decky sangat dingin dan jelas berisi penghinaan.

Sifa yang berdiri di samping merasa sangat ketakutan, bertemu dengan Decky pada saat seperti ini menjadi rintangan yang paling sulit dilewati di hatinya.

Sifa mengeratkan tinjunya dan tubuhnya sudah bergetar tanpa sadar. Tidak tahu kenapa, Sifa tiba-tiba merasa dirinya telah melakukan hal yang bersalah kepada Decky.

Sifa menggigit bibirnya dengan kuat untuk melarang dirinya mengeluarkan suara.

Sifa berputtar balik badannya dengan gemetaran, tidak memiliki wajah untuk berdiri di depan Decky.

Karena ketakutan, Sifa menggunakan semua tenaganya untuk memegang sudut bajunya.

"Bisa beri tahu aku dia siapa?" Decky tiba-tiba menghampiri Laras dan bertanya kepadanya.

Sifa yang panik langsung mundur ke belakang dua langkah dan menundukkan kepalanya.

Laras menggelengkan kepalanya: "Buat apa kamu bertanya tentang itu? Dia cuman seorang temanku"

Laras menghalang di depan Sifa.

Decky berkata dengan dingin: "Jangan-jangan wanita memalukan yang tidak bisa muncul di publik?"

Laras berputar balik badannya dengan gerakan kaku: "Mau siapa pun, tidak berhubungan dengan kamu"

Decky berjalan ke sisi Sifa, tatapannya sangat tajam seolah-olah bisa menusuk tubuh Sifa pada detik selanjutnya.

Sifa mundur ke belakang secar refleks dan Decky langsung menahannya: "Aku mengenal wanita ini"

Satu kalimat ini membuat jantung Sifa mengerat. Seharusnya dia tahu akan berakhir seperti itu lagi.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu