Marriage Journey - Bab 28 Terserah!

Decky panik tidak seperti biasanya, tangannya memegang erat setir, berlaju ke arah rumah sakit.

Tapi seperjalan ini, tidak ada melihat rumah sakit, Decky menjadi semakin panik, saat ini wajah Sifa lebih pucat.

Melihat Sifa yang di hadapannya, ekspresi Decky semakin suram, dengan kuat meneriakkan nama Sifa, tapi Sifa masih tetap tidak bergerak.

Saat ini mobil yang berlalu lalang sangat banyak, sudah macet panjang sekali, Decky panik sekali sambil menggenggam setir mobil, sambil melihat kendaraan di jalan, sambil memutarkan kepalanya melihat Sifa.

Matanya melihat ada rumah sakit didepan, tapi mobilnya,acet di jalan tidak bisa maju, Decky dengan panik membunyikan klakson.

Decky tidak tahan lagi, langsung menggendong Sifa, berlari ke rumah sakit terdekat.

Saat ini Decky baru merasakan, wanita ini rupanya ringan sekali, tapi sekarang Decky tidak bisa memikirkan banyak sekali.

Meskipun rumah sakit terdekat, awalnya jarak yang tidak begitu jauh, tapi di mata Decky menjadi sangat jauh.

Decky dengan cepat mengantarkan Sifa ke rumah sakit, dokter dan suster di UGD langsung mendorong Sifa masuk ke dalam ruangan pasien.

Menyuruh Decky menunggu di sebelah, Decky duduk di kursi koridor, tadi menggendong Sifa sambil berlari kemari, kening Decky dipenuhi dengan keringat.

Tapi dia tidak sempat mengusapnya, kesepuluh jarinya menyatu, sebenarnya dirinya sendiri bisa dengan matanya sendiri melihat wanita ini mati.

Tapi kenapa, dirinya harus.......mengingat 3 tahun lalu, karena kelicikan wanita ini, Yuli juga diantar kedalam seperti ini.

Dirinya waktu itu, masih tidak sedewasa sekarang, tapi perasaan waktu itu, dan sekarang sama persis.

Kepanikan sampai perasaannya tidak bisa membaik, benar-benar menderita sekali.

Decky berdiri, menelepon Laras menyuruh Laras datang, dirinya benar-benar tidak ingin menghadapi wanita itu.

Laras cepat sekali datang, saat tau bahwa Decky lah yang membawa Sifa datang ke rumah sakit, Laras langsung terbodoh.

Bukannya Decky sangat membenci wanita ini, sekarang kenapa?

Dokter berjalan keluar dan melihat sekeliling, berkata kepada Laras dan Decky : "Kalian siapa yang keluarga Sifa, datang kemari sebentar."

Decky terdiam sangat lama baru melihat dokter dan berkata: "Aku, aku adalah keluarganya, katakan padaku."

Dokter berjalan kedepan melihat Decky dengan serius dan berkata: "Karena kamu adalah keluarga, maka aku jelaskan dengan singkat saja."

‘Lebih baik membawa dia pergi check up seluruh badan, mungkin kondisi badannya tidak begitu bagus, sekarang dia sudah hamil juga, harus menambah gizi, aku lihat kesehatannya tidak begitu bagus."

Decky mengangguk kepada dokter, dan tidak berbicara, dokter menghela nafas melihat Decky : "Kalau boleh, aku ingin mengatakannya sedikit, luka di badannya sangat banyak, sekarang adalah zaman masyarakat berpendidikan, kekerasan tidak dianjurkan."

Setelah dokter itu selesai berbicara, menatap Decky lekat-lekat, memutarkan kepalanya melihat ke sisi lain dan berjalan pergi.

Ekspresi Decky suram sekali, tidak mengatakan apapun, lama sekali baru berkata kepada Laras: "Kamu urus semua administrasi yang perlu diurus, dan juga, bilang saja kamu yang mengantarnya datang."

Setelah Decky selesai bicara, dia langsung berjalan keluar, sepertinya banyak pikiran, Laras mengangguk, Decky yang seperti ini sangat tidak biasanya.

Laras mengurus semua administrasi sesuai peraturan, saat Sifa sadar, hanya merasakan seluruh badannya sakit sekali.

Dia juga menggunakan semua tenaganya untuk bangkit duduk, melihat sekeliling, bagaimana dirinya bisa ada di rumah sakit?

Pada saat Sifa bertanya-tanya, Laras membawa sangat banyak obat kesehatan janin berjalan ke arah Sifa.

Sifa sedikit heran melihat Laras, dengan suara serak berkata kepada Laras: "Laras, aku ini kenapa, kenapa bisa ada di rumah sakit, dan juga kamu?"

Laras meletakkan barang yang ada di tangan, menjelaskan dengan tersenyum tipis: "Kamu pingsan, mungkin karena alasan gizi kehamilan tidak cukup, lebih baik kamu pergi melakukan pemeriksaan seluruh tubuh."

"Dan juga, Decky menyuruhku mengambil sedikit barang di tempatmu, aku baru melihatmu pingsan."

Perkataan Laras sedikitpun tidak ada celah, dia mengatakan sesuai dengan yang Decky suruh, sebenarnya Laras juga tidak begitu mengerti, Decky kenapa mengatakan bahwa Laras yang mengantarnya datang, apakah karena gengsi?

Ekspresi Sifa sedikit tidak bisa bereaksi, dia berusaha menampilkan senyum kepada Laras.

"Terimakasih Laras, aku sungguh tidak merasakan apapun, kalau kamu tidak menemukanku, aku pikir aku dengan anakku tidak akan selamat."

Laras sedikit merasa bersalah mengangguk: "Tidak apa-apa, aku juga hanya kebetulan, kamu harus melakukan pemeriksaan seluruh tubuh, dokter bilang tubuhmu mungkin ada sedikit kondisi lain."

Sifa mendengar perkataan Laras, membenarkan ekspresinya, jangan sampai Laras tau masalah dia mengidap penyakit.

Kalau Laras tau, Decky pasti juga akan tau, maka akan ada akhir yang seperti apa.

Kedua mata Laras kosong, badannya kaku, tidak tau mau mengatakan apa, membuka mulutnya, melihat Laras yang kebingungan, tapi tidak tau mau mengatakan apa.

Laras melihat Sifa sepertinya aneh, langsung mengubah topik pembicaraan, melihat Sifa dan berkata: "Kalau tidak mau juga tidak apa-apa, aku tau kamu takut repot, aku sudah menguruskan semua administrasi opname."

Sifa menundukkan kepalanya, berpikir saja langsung tau, Laras pasti akan memberitau Decky tentang masalah ini, tapi Decky malah tidak memperhatikannya sedikitpun.

Decky boleh tidak mempedulikannya, tapi bagaimana juga anak yang di dalam perutnya adalah darah daging Decky sendiri, mana boleh dia sekejam ini.

Semakin Sifa pikirkan, dia semakin sedih, dengan tersenyum pahit menggeleng, sudahlah, masalah seperti ini sebenarnya dia sudah terbiasa.

Sifa melihat Laras dan berkata: "Tidak perlu, aku masih ada urusan, aku paling mengerti tubuhku, aku tidak perlu diopname, aku tidak suka rumah sakit."

Laras sedikit panik, Decky sudah memberitahu, menyuruh Sifa melakukan pemeriksaan, lalu diopname, tapi sekarang Sifa malah tidak membiarkan Laras menyelesaikan tugasnya.

Laras maju melihat Sifa : "Tapi, tapi Decky yang menyuruhku untuk menyuruhmu melakukan pemeriksaan, harus dilakukan."

Tapi sikap Sifa keras sekali, sama sekali tidak mendengar perkataan Laras, Laras tidak ada cara lain, hanya bisa menelepon Decky dihadapan Sifa.

Tapi Decky hanya mengatakan satu kata dengan dingin: "Terserah!"

Setelahnya dia langsung memutuskan panggilannya.

Di dalam ruangan hanya ada Sifa dan Laras berdua, meskipun tidak membuat mode loudspeaker, Sifa juga bisa mendengar ucapan Decky.

Sifa tersenyum pahit, benar, kenapa dirinya bisa mengkhayalkan Decky akan memberikan sesuatu kepadanya, benar-benar polos sekali.

Setelahnya langsung berdiri, berjalan keluar rumah sakit.

Laras mengejarnya dan bersikeras mau mengantarkan Sifa, tapi Sifa menolaknya, Sifa melihat Laras dengan dingin: "Aku tidak perlu dikasihani siapapun."

Setelahnya dia berjalan keluar rumah sakit sendiri, menyisakan Laras seorang di dalam kamar pasien.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu