Marriage Journey - Bab 292 Mengikat
Saat ini, Sifa juga duduk di sini memikirkan masalah properti yang dikatakan Kakek hari ini, ini jelas-jelas menguntungkan mereka pasangan ibu dan anak.
Dia tahu dalam keluarga ini hanya kakek yang memperlakukannya dengan baik, tetapi keputusan kakek benar-benar mengejutkannya.
Bagaimanapun juga, bisnis keluarga Leng sangat besar, Sifa tentu saja tidak peduli dengan properti apa pun, dia dapat mendengar bahwa permintaan yang diajukan Kakek untuk mengikat Decky dan mencegah dirinya bersama Yuli, hanya dengan cara inilah mereka berdua dapat kembali bersama.
Tapi pikiran Kakek terlalu sederhana, kalau dapat mengikat Decky di sisinya dengan cara ini, dia juga tidak akan pergi dengan sedih selama setahunan.
Berkali-kali ia berusaha membuat Decky terkesan dengan ketulusannya, namun selalu gagal, dia tidak memiliki harapan apapun lagi terhadap Decky.
Dia tidak berani berharap Decky akan mencintainya, menyayanginya dan anaknya, selama Decky tidak membencinya lagi, dia akan merasa bahwa ini adalah hadiah yang luar biasa.
Dia tahu bahwa keputusan kakek pasti akan menyebabkan ketidakpuasan antara Decky dan ibunya, jadi ujung tombak tetap akan diarahkan padanya lagi, dirinya ditakdirkan tidak akan memiliki kehidupan yang tenang.
Mulai sejak melahirkan anak, dia mengesampingkan semua dendamnya.
Dia hanya ingin hidup bahagia bersama anaknya dan menjalani hidupnya dengan damai, meskipun ayah dari anaknya tidak mengakui mereka, tapi asalkan bisa tinggal di samping Decky dan tidak disiksa olehnya, dia sudah merasa sangat puas.
Dia tahu jangankan tiga syarat yang diajukan Kakek, Decky bahkan tidak dapat melakukan salah satu diantaranya, karena dia terlalu memahami Decky.
Kalau Decky tidak bisa melakukannya, dia tentu akan kehilangan semuanya, dengan begini Decky akan semakin membencinya.
Sifa merasa dirinya tidak dapat menerima kebaikan semacam ini dari kakeknya, dia ingin mengungkapkan pikirannya.
"Kakek, aku tidak setuju denganmu."
tuan tua Leng tahu berdasarkan sifat Sifa, dia pasti tidak akan setuju, jadi dia selalu tidak berani mengungkapkan hal ini padanya.
Dia ingin menyelesaikan masalah ini di depan semua orang, jadi meskipun Sifa tidak menyetujuinya, dia juga akan bersikeras melakukannya.
Meskipun tadi tatapannya tajam dan berekspresi serius, namun kini ia menunjukkan tatapan ramah pada Sifa, "Sifa, kakek mengerti pikiranmu, tapi kakek tidak bisa melakukannya sesuai dengan keinginanmu, aku melakukan ini demi membantumu dan cicitku."
"Aku tidak ingin dia kesepian dan dibesarkan olehmu sendirian, pernahkah kamu berpikir bahwa kesakitan spiritual anak jauh lebih mengerikan daripada materi, anak tidak boleh hidup tanpa ayah, kalau dia tidak mendapatkan cinta dari ayahnya, psikologinya akan menjadi trauma, anak-anak dari keluarga Leng harus tumbuh dengan sehat dan bahagia."
"Tapi……"
"Jangan katakan lagi, sebagai ayah dari anak, Decky harus memikul tanggung jawab ini, kalau tidak, dia tidak akan menjadi bagian dari keluarga Leng, hanya akan mempermalukan nenek moyang keluarga Leng."
tuan tua Leng malah mengeluarkan leluhur keluarga Leng, Sifa membuka mulutnya, tapi tidak dapat mengatakan apa yang ingin dia katakan.
Dia menolak, tetapi Decky tidak berpikir demikian, dia mendengus dan berkata, "Sayang sekali kamu tidak menjadi seorang aktris, senangkah dirimu? Akhirnya tujuanmu tercapai."
Sifa membuka lebar matanya menatapnya, "Aku tidak tahu Kakek akan membuat keputusan seperti ini."
Sebelum Decky membuka mulutnya, ibunya duluan berkata, "Jangan pura-pura menjadi orang baik di depan kami, tidak ada yang tahu apa yang kamu katakan di belakang kami?"
Melihatnya menyalahkan Sifa dengan sesuka hati, ayah Decky tidak tahan lagi dan menegur: "Tutup mulutmu, jangan membuat keributan lagi."
Jangan melihat ayah Decky yang tidak banyak bicara, tegurannya sangat berguna, meskipun ibu Decky merasa enggan, tapi tetap menutup mulutnya dan berhenti bicara.
Melihat keadaan di hadapannya, tuan tua Leng langsung berkata: "Aku mengatakan hal ini hari ini bukan untuk meminta pendapat kalian, hal ini telah ditentukan, siapapun tidak bisa mengubahnya."
Decky semakin membenci Sifa, dia merasa sejak Sifa kembali, dia terus mendengar berita buruk satu demi satu, dan dengan kedatangan Sifa, posisinya di dalam keluarga Leng semakin menghilang.
Masalah hari ini lebih buruk, dia tidak bisa mengusir Sifa dari sini, dia juga tidak dapat menikahi Yuli, dan juga tidak bisa hidup bersama Yuli di luar, kehidupan seperti ini lebih menyebalkan daripada membunuhnya.
Dia berkata dalam hati dengan marah: Kakek, trikmu benar-benar sangat kejam, aku adalah cucumu, tapi kamu malah memperlakukanku seperti ini demi cicitmu.
Setelah memikirkannya, dia merasa semua penyebabnya adalah kedatangan Sifa dan anak itu.
Dia membenci Sifa, dia bisa membalas dendam padanya, tetapi sejak dia melihat anak ini, dia tidak menahan diri menyukainya, dia bahkan tidak merasa jijik seperti sebelumnya lagi.
Hubungan darah sangat luar biasa, meskipun Decky merasa anak ini tidak seharusnya ada, tapi dia benar-benar tidak dapat membencinya,
bahkan harimau juga tidak memakan anak-anaknya, apalagi dirinya, hanyalah orang biasa yang memiliki perasaan.
Dia hanya ingin mengusir Sifa dari sini dan meninggalkan anak itu, tapi dia tidak menyadari betapa kejamnya itu terhadap Sifa, dia tidak sabar ingin membuat Sifa sedih.
tuan tua Leng membuat keputusan seperti ini karena takut Decky akan mengusir Sifa, jadi dia harus membuat perjanjian dengannya, orang tua yang baik ini sangat perhatian dan sangat peduli terhadap Sifa dan anaknya.
Melihat Pengacara Wang telah selesai menulis, tuan tua Leng menunjukkan senyuman di wajahnya, dan alisnya yang berkerut tiba-tiba menjadi lega.
Pengacara Wang selesai menulis dan menyerahkannya pada tuan tua Leng, dia segera mengenakan kacamata dan mengeceknya dengan hati-hati, karena takut cucunya akan menemukan kesempatan dari itu.
Dia melihatnya dengan sangat hati-hati, meskipun dia tahu Pengacara Wang sangat serius, tapi masalah ini sama sekali bukan masalah kecil, jadi dia memberi perhatian khusus padanya.
Melihat Pengacara Wang menuliskan maksudnya sekata demi sekata, senyuman puas muncul di wajahnya.
Dia mengulurkan tangannya dan menjabat Pengacara Wang, "Kerjaanmu selalu membuatku lega."
"Ketua, terima kasih atas pujianmu." Pengacara Wang berkata dengan rendah hati.
"Kalau ketua tidak memiliki sesuatu yang harus ditambahkan, silakan tanda tangan saja di atas."
Mendengar Pengacara Wang mengatakan demikian, pandangan Decky dan ibunya tertuju pada kertas ini.
Selama tuan tua Leng menandatanganinya, Decky akan hidup terikat dalam aturan ini dan kehilangan kebebasannya selamanya.
Betapa Decky berharap kakek tidak akan menandatanganinya, dia menertawakan dirinya sendiri, ini benar-benar khayalannya yang berlebihan, kakek telah memutuskan untuk melawannya, dan memindahkan semua cintanya pada Sifa dan anaknya.
Selama Kakek menandatanganinya, itu akan segera berlaku secara hukum.
Melihat pena tuan tua Leng akan mengenai kertas, Sifa segera berteriak: "Kakek, tunggu sebentar, kamu bisa menandatanganinya setelah aku selesai bicara."
Sifa menyangka Kakek akan berhenti dan mendengarkannya, tapi sebaliknya, tuan tua Leng tidak melayaninya, dan langsung menandatangani namanya di atas.
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaGet Back To You
LexyWaiting For Love
SnowCinta Yang Berpaling
NajokurataMy Charming Wife
Diana AndrikaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangUntouchable Love
Devil BuddyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka