Marriage Journey - Bab 3 : Decky Menidurinya
Decky membawa mobilnya dan pergi, dia tidak dapat melampiaskan api yang berada di dalam hatinya.
Dia menginjak gas dengan kuat, lalu mobil langsung bergerak laju di atas jalan raya.
Angin yang menghembus membuat wajahnya merasa sedikit sakit, dia malah kepikiran dengan kehangatan saat Sifa memeluk dirinya dari belakang.
Decky meninju pada stering, pada waktu yang sama juga menginjak rem, setelah mengangkat kepala baru menyadari bahwa ternyata dia telah sampai rumah sakit yang sedang ditinggali oleh Yuli Jiang.
Kepikiran dengan wanita yang tumbuh besar bersama dirinya, wanita yang lembut dan baik hati, saat ini malahan harus berbaring tiga tahun di rumah sakit karena Sifa, dalam hatinya sangat tidak terima.
Decky memarkir mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit, berjalan masuk ke dalam kamar Yuli dengan gaya tidak asing sama sekali.
Wanita yang berbaring di atas kasur masih tetap memejamkan matanya, berbaring dan tidak bergerak sama sekali.
Decky berjalan menghampirinya, lalu berbaring di samping wanita.
Ketika tangannya tanpa sengaja menyentuh tangan Yuli yang dingin, rasa risi di hati Decky semakin terasa. Dia mengeluh nafas berat, berbalik badan dan menatap pada wanita yang berbaring di sampingnya.
“ Yuli, kamu kapan baru bisa sadar kembali.”
“Maaf, aku tidak menepati janji padamu yang sebelumnya, aku tetap saja menikahi wanita yang licik dan kejam itu.”
“ Yuli, aku tahun dia yang membuatmu menjadi seperti ini,tetapi, sudah tiga tahun….”
“ Yuli, aku sekang juga tidak tahu harus percaya pada siapa, aku benaran capek sekali…”
…….
Tidak diketahui seberapa lamanya dia berbicara, juga tidak diketahui apa yang dikatakannya, intinya, suasana hati Decky saat ini menjadi lebih tenang.
Ternyata, apa hanya di sisi Yuli yang bisa membuat dirinya melepaskan semua topeng, dan memperlihatkan segala isi ketulusan hatinya ya ?
Decky menatap wanita di sampingnya yang hanya tersisa nafas, dan tidak ada sedikitpun jejak kehidupannya, tidak tahu kenapa yang muncul di dalam otaknya adalah bayangan wajah Sifa yang tersakiti dan kecewa.
Dasar, dia sudah memutuskan untuk menyiksanya, dan membalas semua dendam kepadanya, namun kenapa pada saat melihat dia menangis, hatinya malah muncul rasa tidak tega, tidak ! Ini pasti tidak akan bisa !
Decky mengelus-elus matanya, berbalik badan untuk turun dari kasur, lalu menutupi selimut pada tubuh Yuli dengan rapi, baru meninggalkan rumah sakit.
Sementara pada saat Decky pergi meninggalkannya, rasa sakit yang tidak asing itu mulai menyerang lagi kepada Sifa.
Dia berjongkok di lantai dan terus berkeringat dingin karena kesakitan, namun tidak dapat mengeluarkan kata apapun.
Dia menahan kesakitan dan ingin beranjak ke samping telepon untuk menghubungi ambulans, namun malah pingsan kesakitan pada saat menyentuh teleponnya.
Suara telepon yang terjatuh mengagetkan pengurus rumah yang telah istirahat, meskipun mengetahui bahwa nyonya muda ini tidak terlalu disenangi oleh tuan muda, namun pengorbanan nyonya muda dalam beberapa tahun ini dia juga mengetahuinya, pengurus rumah mengeluh nafas, tetap saja mengantarkannya ke rumah sakit.
Pada saat Sifa bangun, dia menyadari bahwa dirinya sedang di rumah sakit, dan masih ada orang di sampingnya, dalam pemikiran pertamanya adalah pengurus rumah tangga Paman Wang, tetapi rupanya adalah teman yang telah lama tidak berjumpa —— Hendi Shen.
Hendi Shen sama Sifa dapat dikatakan sebagai teman bermain sejak kecil, dikarenakan tinggal di satu halaman rumah, sehingga sering main bersama sejak kecilnya. Juga dikarenakan sama-sama bermarga Shen, sehingga mereka juga saling mengakui sebagai abang dan adik.
Setelah itu Hendi sudah kuliah di luar negeri, dan dikarenakan internet pada masa itu tidak gampang seperti sekarang, komunikasi mereka berdua juga putus. Hanya saja tidak kepikiran bahwa mereka akan bertemu di sini.
“Kenapa kamu bisa kena kanker ? Paman sama tante sudah tahu ?”
Sifa menatap lelaki di hadapannya yang sedang memakai jas putih, dan bersikap sopan dan santun, tiba-tiba dia menjadi sedikit panik, “Mereka masih belum tahu, aku…. tidak ingin mereka tahu…”
Hendi mengeluh nafas, “Jadi kamu tahu kalau kamu sudah stadium terakhir ?”
“Iya, beberapa hari sebelumnya baru tahu.”
Hendi masih ingin bertanya kabarnya, namun ponsel Sifa malah berdering pada saat ini.
Dia membuka dan melihat nama yang muncul di layar, tanpa disadari badannya gemetar sekilas, namun gerakan dirinya tetap tidak dapat lolos dari mata Hendi.
Decky ? Tuan muda PT Leng Tbk ? Sifa kenapa bisa terlibat hubungan dengan orang seperti ini, sepertinya sangat ketakutan juga.
Sifa menggeser layar, “Halo…”
Di sisi ponsel langsung terdengar suara Decky yang emosi, “ Sifa, aku tidak peduli kamu sekarang di mana, lagi berbuat apa, aku mau kamu langsung muncul di hadapanku dalam setengah jam ! Kalau tidak kamu selamanya tidak perlu pulang lagi !”
“Aku…”
Dududu——
Sifa tersenyum segan kepada Hendi, “Maaf, aku ada keperluan jadi mesti langsung pulang.”
Suara di ponsel begitu nyaring, meskipun Hendi berdiri jauh juga pasti telah mendengarnya, melihat Sifa yang pura-pura bereaksi tenang, hati Hendi bagaikan telah ditusuk sesuatu. Tetapi seandainya Sifa tidak ingin mengatakannya, dia….juga bisa tidak bertanya.
Sifa membereskan semuanya dengan cepat, “ Hendi, aku pergi dulu. Senang sekali masih bisa bertemu denganmu.”
Hendi melihat senyuman dia yang bagaikan cahaya matahari, saat ini malahan merasa sangat silau, dia membuka mulutnya dan ingin bertanya hubungan dirinya dengan Decky, namun akhirnya tetap saja tidak bertanya.
“ Sifa, aku bawa mobil antar kamu saja.”
Sebenarnya Sifa ingin menolaknya, namun kepikiran Decky mengatakan waktu setengah jam, sehingga tetap saja mengangguk-angguk, “Kalau begitu harus merepotkan kamu.”
Hendi mengelus rambutnya, “Gadis kecil, berbuat apa segan sama aku ?”
Sifa menyuruh Hendi menghentikan mobilnya di depan gang dekat villa Decky, lalu buru-buru berlarian pergi.
Hendi menatap bayangan yang kurus dan lemah itu lalu mengerutkan alisnya, setelah itu dia langsung menghubungi sebuah nomor, “Aku mau tahu informasi terbaru untuk Sifa dalam lima tahun ini, dan juga kontaknya.”
Sifa bernafas terengah-engah untuk lari ke villa, setelah mengambil beberapa nafas dalam di depan pintu, baru menekan bel.
Dengan cepatnya pintu sudah terbuka dari dalam, dia tarik masuk ke kamar oleh tangan yang bertenaga.
“Bagus sekali, Sifa, ternyata kamu begitu genit ya ? Karena semalam aku tidak memuaskan kamu, jadi kamu mencuri makan sendiri di luar ya ?”
Sifa membuka mulutnya, namun Decky tidak memberikan kesempatan berbicara kepadanya, langsung menindih di atas tubuhnya.
Lelaki ini sedang merobek bajunya bagaikan seekor binatang buas yang gila, Sifa hanya merasakan kesejukan pada bagian bawah tubuhnya, setelah itu hanya kesakitan yang menyerangnya.
Dia mengerutkan alisnya dengan dalam, tidak dapat berkata apapun karena kesakitan. Meskipun ini bukan pertama kali lagi, namun Sifa tetap tidak sanggup menahan tingkah kekasaran Decky.
Tetapi sayang sekali, permohonannya, air matanya, sudah tidak ada pengaruh apapun lagi bagi Decky.
Lelaki ini bertindak di atas tubuhnya dengan sesuka hati, Sifa menatap lampu mewah yang tergantung pada plafon dengan tatapan bengong sama sekali, kesakitan yang berawal telah berakhir menjadi mati rasa.
Akhirnya, siksaan ini berakhir juga setelah terdengar desahan lelaki ini.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongMy Enchanting Guy
Bryan WuMy Goddes
Riski saputroMy Greget Husband
Dio ZhengTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniYour Ignorance
YayaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka