Marriage Journey - Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain

Ariana duduk di dalam mobil, tangannya memegang ponsel dengan erat, Sifa, akhirnya tiba waktunya.

Ariana menunjukkan senyuman mengerikan, riasan di wajahnya terlihat aneh.

Ketika tiba di rumah, Sifa melihat Decky tidak ada di rumah, dia berjalan ke dalam kamarnya dengan sedikit kecewa.

Akhir-akhir ini, tenaganya habis dengan sangat cepat, dia akan merasa lapar tiap beberapa jam.

Tapi berat badannya tidak bertambah, orang lain hamil tiga empat bulan besarnya di perut, dibandingkan dengan perut Sifa benar-benar terlihat berbeda.

Sifa bahkan curiga apakah bayi dalam perutnya masih bertumbuh?

Bibi Wu menyiapkan makanan sesuai dengan selera Sifa, dengan sedikit keraguan di wajahnya, sebelumnya Sifa muntah darah, Laras meminta dirinya untuk tidak mengatakan apapun.

Tapi dirinya sangat khawatir tentang Sifa, Sifa yang baik hati selalu memperlakukannya dengan baik sejak awal.

Bibi Wu berdiri di samping tanpa berbicara, dengan ekspresi khawatir di wajahnya.

Sifa melihat Bibi Wu, yang selalu suka berbicara sendiri menjadi diam, dia meletakkan sumpit di tangannya dan tersenyum dengan keraguan di wajahnya "Bibi Wu, ada apa? Apakah ada yang salah?"

Bibi Wu tertegun “Ah Nona, tidak apa-apa.”

Bibi Wu berbalik dengan canggung, dia sebagai pembantu bagaimana mengatakan hal seperti ini?

Sifa tersenyum “Bibi Wu, tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan.”

Sifa terlihat ramah, ada senyuman di wajahnya.

Bibi Wu barulah berbalik, menundukkan kepala dan berwajah penuh kekhawatiran “Nona, ada apa dengan tubuhmu? Aku melihat akhir-akhir ini kamu agak kurusan…..”

Sifa tertegun sejenak, tatapannya terlihat canggung.

Tapi tetap tersenyum “Bibi Wu, tidak apa-apa, hanya kurang sehat.”

Sifa menjelaskannya dengan singkat.

Bibi Wu juga segan untuk bertanya, dia mengangguk berkata “Nona, aku tahu sebagai pembantu, aku tidak seharusnya bertanya, tapi dalam hatiku kamu adalah gadis yang baik, kamu harus melindungi dirimu baik-baik.”

Bibi Wu menatap Sifa dengan tatapan tulus.

Sifa mengangguk, hatinya sangat terharu, meskipun Bibi Wu tidak memiliki hubungan darah dengannya, tapi mereka selalu bergaul dengan baik.

Dia sangat terharu mendengar Bibi Wu mengatakan kata-kata seperti ini padanya.

Hendi selalu berdiri di depan vila, di luar sudah mulai gerimis, tapi Hendi sama sekali tidak bermaksud ingin pergi.

Banyak mobil yang lewat perlahan-lahan memperlambat kecepatannya dan menatap Hendi dengan tatapan aneh.

Tapi Hendi sama sekali tidak peduli, tetap berdiri di depan dengan posisi yang sama, wajahnya terlihat suram.

Wajah Hendi yang lembut dibasahi air hujan, rambut di dahi menutupi matanya dan mantelnya yang tebal dibasahi air hujan dan menempel di tubuhnya.

Mata Hendi berlinang, dia bersikeras berdiri lumayan lama di luar pintu dan tidak ingin pergi.

Sifa berdiri di dalam kamar dan membuka jendela, dia telah lama melihat Hendi berdiri di bawah.

Sifa menutup mulutnya, berusaha untuk tidak menangis, dia tahu Hendi ingin dirinya mengubah keputusan.

Tapi meskipun Hendi menggunakan cara seperti ini untuk memohon padanya, dia juga tidak akan mengubah pikiran, dia hanya bisa mengabaikannya.

Sifa menutup tirai dengan kejam dan berhenti menatap Hendi, maaf Hendi, aku harus memperlakukanmu seperti yang dilakukan Decky padaku, kamu baru akan rela melepaskannya.

Akhirnya di tengah malam, Ariana menemukan mobil Decky, tapi dia mengendarainya dengan cepat, Ariana sama sekali tidak dapat mengejarnya.

Butuh banyak usaha untuk mengetahui keberadaan Decky malam ini.

Ariana mengendarai mobil sambil mengeluarkan ponselnya menghubungi Decky.

Tapi tak berdaya, panggilan terus menunjukkan tidak aktif, Ariana melemparkan ponselnya ke tempat duduk sebelah dan berteriak marah "Sialan!"

Ariana memegang setir dengan erat dan menginjak pedal gas sampai ke bawah, tapi tak berdaya tetap tidak dapat mengejarnya, ini membuatnya sangat kesal.

Decky melihat kaca spion, terangkat senyuman jahat di wajahnya, ingin melacak dirinya? Sepertinya orang seperti ini belum lahir.

Ketika keluar, Decky langsung menemukan mobil Ariana, mobilnya sangat mencolok, mobil Ferrari merah.

Dia sudah banyak melihat wanita seperti ini, hanya karena pernah tidur dengannya, langsung terus menjeratnya ingin memanjat ke posisi lebih tinggi.

Dan berusaha keras ingin menemukannya, Decky menginjak pedal gas hingga bawah, langsung meninggalkan Ariana di belakangnya hingga menghilang.

Ariana menghentikan mobil dan melihat mobil Decky yang semakin jauh darinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat dan membanting stir mobilnya "Dasar!"

Ariana sangat marah, menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan bersandar di kursi pengemudi.

Kalau begitu, dia hanya bisa menjalankan langkah lain, tapi Sifa jangan salahkan aku.

Hendi berdiri di depan pintu, melihat mobil Decky dari kejauhan, Hendi berpikir dengan ragu-ragu.

Tapi hatinya bersikeras memaksa dirinya untuk tetap berdiri disini.

Decky menyalakan lampu sorot dan melihat Hendi yang basah kuyup berdiri di depan.

Kemudian melihat jendela Sifa yang telah tertutup rapat.

Dia tersenyum puas, menurunkan jendela dan memperlambat kecepatan mobil, menatap Hendi dengan tatapan tajam, lalu mendengus dingin.

Hendi menatap lurus ke arah Decky dan mengepalkan tangannya dengan erat.

Pria inilah yang membuat gadis yang dia cintai sejak kecil menjadi seperti sekarang ini, tidak hanya begitu, dia juga selalu meremehkannya.

Semakin berpikir, Hendi semakin marah, dia melangkah maju dan berteriak dengan dingin "Decky Leng."

Decky menghentikan mobil dan mengangkat alisnya menatap Hendi "Dokter Shen, kamu benar-benar sangat bertanggung jawab, mempedulikan istriku sampai ke luar pintu rumahku?"

Perkataan Decky sangat tajam.

Hendi menggerakkan bibirnya "Kamu masih tahu dia adalah istrimu?"

Decky menjawab dengan dingin "Sepertinya aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaanmu, siapa istriku tidak penting, yang paling penting Sifa adalah wanitaku."

"Kalau kamu suka merebut wanita orang lain, kamu bisa mencobanya. Aku menyuruh Sifa pergi ke timur, dia tidak akan berani pergi ke barat, karena aku adalah satu-satunya pria yang dia cintai."

Decky tidak bisa menahan amarah di dalam hatinya, dia bersumpah atas dasar kedaulatannya.

Di tengah malam, seorang pria selalu memikirkan wanitanya dan berdiri di depan pintu, mengatakan hal seperti ini pada dirinya?

Bukankah ini sama seperti menginjak kepalanya dan menyinggungnya?

Ada kemarahan di dalam mata Decky, dia memegang stir dengan sangat erat.

Jantung Hendi berdebar kencang, kemarahan di dalam hatinya tidak bisa tertahan meningkat ke atas kepalanya.

Tapi Hendi tetap menahannya, dia melakukan ini tidak ada baiknya bagi Sifa dan dirinya, dia mencari Decky hanya ingin melampiaskan kekesalan dan ketidakpuasannya terhadap Decky.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu