Marriage Journey - Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
Ada revisi nama Gibson Lin = Direktur Lin Bab 86 & 87 5/10/2020
Ariana mengepalkan tinjunya dengan erat, hingga kukunya mencengkam ke dalam daging, tetapi dia masih tidak merasakan sakitnya.
Jika dibandingkan, hatinya yang paling sakit hari ini, bagaimanapun, Decky pernah membawanya pulang.
Tapi Decky tidak pernah membawa dirinya ke jamuan makan seperti ini dan wanita yang bisa dibawa ke jamuan makan setinggi ini adalah yang paling disukai oleh semua orang.
Namun Decky jelas-jelas tidak pernah menyukai wanita brengsek itu dan hanya akan meninggalkannya dirumah, tetapi kenapa, dirinya terus-menerus ditolak oleh Decky karena wanita brengsek itu.
Mata Ariana memerah, bahunya sedikit gemetar dan hatinya tidak nyaman.
Pada saat ini, Direktur Lin mengarahkan pandangan semua orang pada Decky, dia berjalan ke sisi Ariana dan tangan besarnya yang gemuk menyentuh pinggang Ariana.
"Tinggal bersamaku malam ini, aku bisa memuaskanmu apa pun yang kamu inginkan …… " Setelah berbicara, dia meremas pinggang Ariana dengan lembut.
Tatapan jijik Ariana muncul, tetapi dia harus menahan karena dirinya masih membutuhkan Direktur Lin, bagaimanapun juga, Direktur Lin adalah bos dari perusahaan hiburannya.
Tidak bisa menyinggung perasaannya, hanya bisa berkata dengan senyuman yang menyanjung "Aiya Direktur Lin, anda sangat jahat, aku hari ini tidak bisa …… "
Direktur Lin terus mencari kesempatan untuk menaklukkan Ariana dan raut wajahnya segera berubah ketika dia mengetahui bahwa Ariana hari ini tidak bisa.
Melihat ekspresi Direktur Lin berubah, Ariana dengan cepat menghentikan lengan Direktur Lin dan berkata dengan menawan “Lain kali aku pasti akan menemanimu.” Setelah selesai berbicara, dia mencium bibir tebal Direktur Lin ketika semua orang tidak memperhatikan dan terus menatap Direktur Lin dengan tatapan menawan.
Direktur Lin tergoda oleh Ariana, dia merasakan tubuh bagian bawahnya panas, seolah-olah akan terpisah dari tubuhnya.
Direktur Lin meregangkan satu tangannya di bawah rok Ariana dan membelai pahanya, seolah-olah air liurnya akan turun kapan saja.
Tangan lainnya menarik Ariana untuk bersembunyi di belakang.
Ariana agak menolak, tapi dia tidak punya pilihan selain memberi Direktur Lin sedikit kemanisan sekarang, kalau tidak dia tidak akan bisa pergi.
Suara Direktur Lin agak rendah, dia mencondongkan tubuhnya ke telinga Ariana dan berkata "Peri kecil, aku telah menantikanmu sejak lama, sangat ingin menghabisimu."
Ariana tampak jijik, tetapi dia masih berusaha untuk melayani Direktur Lin, Direktur Lin sudah berusia lebih dari empat puluh tahun, tetapi keinginan tubuhnya terhadap wanita masih sangat kuat.
Dia terus membelai paha Ariana dengan kedua tangan, memeluk Ariana dan mencium dada Ariana dengan terengah-engah.
Ariana terkejut, ini adalah tempat umum, jika dilihat oleh orang itu tidak baik.
Dia cepat-cepat merendahkan suaranya dan mendorong Direktur Lin dengan ekspresi ketakutan " Direktur Lin, ada banyak orang di sini, tidak baik jika dilihat ……"
Rok Ariana telah ditarik sampai ke atas pahanya oleh Direktur Lin, Ariana mengira dia hari ini akan bertemu dengan Decky seperti yang dia inginkan dan menaiki tempat tidurnya seperti sebelumnya.
Dia sengaja mengenakan kaus kaki dan celana dalam renda yang disukai pria, kali ini Direktur Lin melihatnya dan Direktur Lin bahkan lebih tidak bisa mengendali keinginannya.
Daging di wajahnya menumpuk, dia tersenyum dan berkata kepada Ariana "Sayang, apakah kamu sedang bercanda? Jelas-jelas kamu sudah menyiapkan semua, mengapa bibirmu tidak ingin jujur?"
Setelah berkata demikian, dia senyum cabulnya, dia meraih lengan Ariana dan ingin berjalan keluar.
Ariana sangat terkejut, berjuang untuk membebaskan diri "Direktur Lin, semua orang masih belum pergi ……"
Kenafsuan Direktur Lin sekarang sudah mencapai klimaks dan dia sama sekali tidak ingin berbicara banyak dengan Ariana.
Berbalik dan meningkatkan kekuatan tangannya dan ingin menarik Ariana bersamanya.
Ariana terlalu lemah, hanya bisa diseret olehnya.
“Direktur Lin, pergi secepat ini?” Sebuah suara yang lembut terdengar.
Direktur Lin dan Ariana berbalik pada saat yang sama, Mikael berdiri tidak jauh dan menatap Direktur Lin dengan menarik.
Melihat Mikael datang, Direktur Lin dengan cepat melepaskan tangan Ariana. Bagaimanapun, dia adalah orang dalam bisnisnya dan itu benar-benar tidak baik jika dilihat oleh orang lain.
Wajah Ariana juga sedikit memerah, melihat penampilan Mikael, apakah mungkin dia telah melihat semua yang terjadi tadi.
Ariana terkejut dengan pikiran yang tiba-tiba itu dan langsung menjadi gugup.
Direktur Lin sedikit canggung ketika melihat Mikael, dia melangkah maju dan berkata "Bagaimana mungkin, Direktur Jins, aku hanya keluar untuk berjalan-jalan saja."
Setelah berkata, dia berjalan menuju ke dalam.
Mikael tampak tersenyum tetapi tidak tersenyum, matanya beralih ke Ariana.
Merapatkan bibirnya dan pergi.
Melihat waktunya hampir sampai, Decky berdiri dan berjalan keluar.
Sifa dan Linda mengikutinya keluar dengan siap siaga.
Saat berjalan menuju tempat parkir bawah tanah, Laras secara alami tahu apa yang harus dilakukan, Linda masih tidak tahu hubungan antara Sifa dan Decky.
Ketika datang tadi, Laras sudah meminta bawahan untuk membawa mobil dan dia akan membiarkan Linda naik mobilnya.
Sehingga Decky dan Sifa memiliki ruang yang terpisah, dia bukanlah orang yang bodoh, selama periode ini, sikap Decky terhadap Sifa berangsur-angsur berubah.
Laras tersenyum pahit, bukankah hal seperti ini yang dia harapkan sebelumnya? Jika demikian, Sifa tidak lagi harus mengkhawatirkan hidup sepanjang hari dan bisa hidup dengan orang yang disukainya.
Tapi sekarang dia merasa sangat panik, dia tiba-tiba takut dengan perubahan sikap Decky terhadap Sifa, jika begitu, dia akan punya kesempatan …….
Decky melangkah menuju mobilnya, Laras melihat Decky dan rombongannya turun, dia keluar dari mobil dan memberitahu Linda.
“Aku akan mengantarmu Linda.” Setelah berbicara, dia membuka pintu mobilnya.
Linda mengangkat alisnya dan memandang Sifa dan Decky, setelah menyapa, dia masuk ke dalam mobil.
Laras tersenyum pada Sifa dan Decky "Kami pergi dulu."
Setelah berkata, dia segera menyalakan mobil dan pergi dengan kecepatan tinggi.
Hanya Decky dan Sifa yang tersisa di tempat parkir besar.
Suasana tiba-tiba menjadi canggung, Sifa menundukkan kepalanya dan berdiri diam, menggambar lingkaran dengan kakinya.
Decky melihat wanita yang berdiri di sampingnya dari sudut matanya, sudut mulutnya sedikit cemberut.
Decky berjalan menuju mobilnya dengan langkah besar, Sifa mengenakan sepatu hak tinggi dan hanya bisa mengikuti dengan perlahan.
Decky baru saja sampai di mobilnya, Ariana tiba-tiba muncul.
Dia memeluk Decky, matanya langsung memerah "Tahukah kamu betapa aku merindukanmu selama ini?"
Ariana mengenakan sebuah gaun datang ke tempat parkir yang dingin, terlihat sangat menyedihkan.
Sifa berjalan perlahan dan kebetulan melihat Ariana memeluk Decky.
Sifa hanya merasakan seluruh tubuhnya menjadi kaku, kakinya tidak bisa melangkah, matanya dengan erat mengunci pada Ariana dan Decky di depannya.
Dia akan selalu ingat betapa penghinaan yang diberikan Ariana padanya, peristiwa malam itu telah berlalu sekian lama, tapi jika diingatkan kembali sekarang, dia masih mengingatnya dengan jelas.
Decky sedikit terkejut dengan kemunculan tiba-tiba Ariana.
Mengernyit dan menatap Ariana dengan tidak senang.
“Lepaskan.” Nada suara Decky dingin, membuat orang gemetar saat mendengarnya.
Ariana tidak menyangka Decky akan seperti ini, dia mengangkat kepalanya sedikit, menatap Decky dengan tatapan bingung " …… Decky ……"
Kedua tangannya terus memeluk Decky dan tidak berencana untuk melepaskannya.
Novel Terkait
Marriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka