Marriage Journey - Bab 208 Mendatangi

Decky sudah tidak tahu bagaimana perasaan hatinya terhadap Sifa ...

"Wanita sepertimu masih bisa begitu tenang saat ini, aku rasa kamu sudah tahu bahwa pameran senimu di dalam negeri sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Sekarang melihat diriku, apakah ada dorongan ingin membunuhku?"

Sifa mendengarkan Decky mengucapkan kata-kata seperti itu pada dirinya.

Sifa tahu bahwa pameran seninya tidak bisa dilanjutkan lagi, tetapi itu bukan pukulan yang fatal bagi dirinya.

Sebaliknya, justru kata-kata terakhirnya yang bisa memancing emosi dirinya, tetapi Sifa tidak pernah berniat ingin membunuh Decky.

Entah kenapa Sifa memiliki pemikiran seperti itu terhadap pria di depannya yang selalu melukai dirinya.

Sifa tahu, sejak kejadian Yuli, Decky tidak pernah lagi melihat dirinya dengan niat baik dan tidak pernah ada kebaikan di dalam hati terhadap dirinya.

Decky selalu merasa Sifa adalah wanita yang kejam, namun pada analisis terakhir dari semua ini, dan tidak bisa di anggap hanya Sifa sendiri yang menyebabkan semua ini.

Saat memikirkan hal ini, hati Sifa Shen tiba-tiba melonjak dan timbul rasa sedih. Meski kesedihan seperti ini, sering muncul di dalam hatinya, dan hanya Decky yang memberikan perasaan semacam itu kepada Sifa.

"Sekarang masalahnya sudah mencapai titik ini, kamu masih berpikiran seperti itu terhadap diriku. Aku juga tidak tahu harus berkata apa, tapi masalah Yuli bukanlah yang bisa aku prediksi dan juga bukan yang aku inginkan."

Decky tampak semakin marah saat mendengar Sifa menyebut nama Yuli dan bahkan melalaikan tanggungjawab.

Decky mempercepat langkahnya, berjalan ke sisi Sifa. Decky ingin sekali menarik Sifa dari sofa, dan meraung ke arah Sifa dengan tatapan galak itu.

Tapi saat hendak bertindak, Decky melihat Sifa yang duduk di sofa dengan perut menggembung, melihat dirinya dengan tatapan polos, Decky berhenti lagi.

Bagaimanapun juga, Sifa adalah seorang wanita hamil sekarang, Decky memperhatikan hal ini dan tidak tahu harus bagaimana melanjutkannya.

Decky berdiri di tempat, menatap tajam ke arah Sifa yang sedang duduk di sofa, mengawasinya dengan tatapan galak.

Kepolosan dan ketidakberdayaan di mata Sifa membuat Decky merasa sedikit jijik ...

“Heh! Wanita sepertimu jangan lagi berpura-pura seolah-olah sangat menyedihkan di depanku. Dengan wajah jelek dan mulut jahatmu itu, aku sudah terbiasa. Selalu terlihat begitu menyedihkan, apakah kamu tidak merasa lelah?”

Saat Decky mengucapkan kata-kata ini, nadanya sangat dingin, tetapi bisa terdengar nadanya sangat keras dan kejam.

Sifa bisa dengan jelas merasakan kebencian Decky terhadap dirinya.

Tapi tidak peduli berapa kali Sifa menjelaskannya, tampaknya tidak berpengaruh sama sekali pada Decky.

"Kamu datang jauh-jauh ke sini, apakah hanya untuk mencari keributan denganku?"

Sifa mencoba menenangkan suasana hatinya, merendahkan suaranya dan mengucapkan kata-kata seperti itu kepada Decky.

Decky tidak menyangka Sifa akan berbicara seperti ini padanya, Decky mengira Sifa akan menjelaskannya dengan histeris seperti sebelumnya, bahkan memohon pada dirinya untuk memaafkan atau memahaminya.

Tapi jawaban kali ini di luar dugaan Decky!

Decky berpikir dalam hati, mengapa wanita ini menjadi begitu berdarah dingin dan kejam sekarang, ternyata tidak menanggapi kata-kata marah yang baru saja aku ucapkan. Dengan kalimat yang begitu biasa, lalu menutupi masalah ini!

Tentu saja Decky tidak puas dengan jawaban ini.

"Hehe! Kalau tidak? Apakah menurutmu aku datang untuk mengunjungimu? Apakah orang sepertimu pantas aku kunjungi dari tempat yang jauh?"

Decky terus berbicara dengan kejam.

"Benar, aku datang jauh-jauh untuk mencari keributan denganmu. Yuli menjadi seperti ini karena ulahmu. Apakah kamu tidak merasa bahwa kamu harus mengorbankan sesuatu?"

Sifa mendengar Decky menyebut nama Yuli lagi, Sifa tidak mengerti mengapa dirinya yang berada ribuan mil jauhnya, tidak bisa lepas dari bayangan melukai Yuli...

Jelas-jelas penampilan Yuli sekarang tidak ada hubungannya dengan Sifa sama sekali, Sifa hanya bisa terus mengatakan hal ini pada dirinya sendiri di dalam hati.

Sifa tidak sanggup lagi menjelaskan semua ini kepada Decky, bagaimanapun juga, dirinya tidak tahu apa yang terjadi di hari itu, saat dirinya bangun, masalahnya sudah seperti ini.

"Decky, apa yang kamu ingin aku lakukan? Kamu menyiksaku selama tiga tahun penuh, bukankah itu sudah cukup? Dan sekarang aku meninggalkan kampung halamanku, apakah ada ancaman bagimu saat aku lari ke sini?"

Sifa mengucapkan kata-kata ini kepada Decky dengan nada retoris.

Sifa tahu, meskipun dirinya menjelaskannya dengan sikap rendah diri, dirinya juga tidak bisa membuat Decky mengubah sikapnya terhadap dirinya ...

Maka lebih baik mendengarkan isi hati sendiri dan berhenti memberi tekanan pada diri sendiri, agar diri ini merasa lebih nyaman.

Hatinya sudah bertekad bahwa tidak akan ada hubungan lagi dengan pria ini. Meskipun anak di perutnya milik pria ini, Sifa juga berdoa di dalam hatinya, berharap pria ini tidak akan mengganggunya lagi setelah anak itu lahir.

Meskipun perasaan Sifa pada Decky tidak akan pernah hilang. Tapi Sifa juga tidak ingin dua orang terjerat dalam cinta dan kebencian seumur hidup.

Menghadapi pria yang tidak memiliki cinta terhadap dirinya, bahkan penuh dengan dendam dan amarah. Sifa tidak memiliki pemikiran yang lain lagi.

"Hehe! Sifa. Wanita sepertimu ke mana pun kamu pergi, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja. Apakah kamu tahu, Yuli sekarang mengalami gagal organ dan tidak akan bisa bertahan lama lagi?"

Saat Decky mengatakan ini kepada Sifa, nadanya bergetar dan terus menatap Sifa dengan tatapan kejam itu.

Decky ingin menggunakan matanya untuk menahan ilusi Sifa yang berlebihan tentang dirinya, dan bahkan ingin memohon agar dirinya terhadap Sifa ada sedikit perubahan yang baik.

Tapi bagaimanapun juga, wanita ini tidak bisa mendapatkan sedikit pun tempat di hatinya.

Decky melanjutkan dan berkata kepada Sifa: "Jadi kamu tidak akan pernah bisa keluar dari bayang-bayang Yuli dalam hidup ini. Dia sudah seperti itu karena ulahmu. Meskipun kamu mati, kamu juga tidak mungkin bisa menggantikan Yuli dalam pikiranku. Aku juga tidak mungkin akan memaafkanmu, jadi jangan banyak bermimpi! "

Seluruh tubuh Sifa gemetar, mendengarkan Decky mengucapkan kata-kata seperti itu pada dirinya sendiri, kata-kata yang sangat menusuk hati.

Meskipun demikian, Sifa sudah lama terbiasa, namun kalimat "Yuli tidak akan hidup lebih lama lagi, kegagalan organ tubuh" ini bergema cukup lama di telinganya dan tidak bisa dihilangkan.

Sifa tidak menyangka kepergian dirinya hanya dalam beberapa bulan ini, tidak disangka bahwa Yuli telah mengalami perubahan sebesar itu.

Lagipula, saat pergi ke rumah sakit terakhir kali, dokter mengatakan bahwa kondisi Yuli tidak terlalu buruk. Memikirkan hal ini, Sifa tidak ingin mempercayai apa yang dirinya ketahui.

Yuli yang ada di dalam benaknya telah mengalami perubahan seperti ini sekarang, membuat Sifa tiba-tiba merasa sangat lemas.

Meskipun Decky selalu menyalahkan situasi Yuli pada dirinya dalam beberapa tahun terakhir, Sifa tidak pernah mengeluh ataupun mengutuk Yuli di dalam hatinya.

Sifa yang sedang duduk di sofa, tatapan matanya sedikit linglung.

"Tidak, apa yang kamu katakan itu tidak benar. Bukankah dokter mengatakan kondisinya bisa bertahan selama bertahun-tahun? Bagaimana bisa seperti itu tiba-tiba?"

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu