Marriage Journey - Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
Sifa Shen tidak mau mengangkat kepalanya, karena menggigt terlalu keras, bibirnya sudah mulai memerah.
Laras An segera melangkah ke depan dengan marah untuk menghentikan Decky Leng: "Apa yang sedang kamu lakukan?"
Decky menatap Laras dengan ganas, dia mengulurkan tangannya untuk menarik dasi Laras dan bekas ciuman di leher Laras tampak di depan mata Decky Leng begitu saja seolah-olah dengan maksud pamer.
Decky akhirnya meledak dan langsung memukul wajah Laras: "Apakah kamu tahu dia itu siapa?"
Pada detik selanjutnya, Decky menarik baju yang menutupi kepala Sifa Shen dengan kuat. Wajah Sifa muncul di depan publik dan dia pun teriak dengan terkejut sambil menutupi wajahnya dengan tangan.
Decky Leng menurunkan tangan Sifa Shen di depan umum dan kamera semua wartawan pun segera mengambil fotonya.
Sifa menundukkan kepalanya, tidak ingin membiarkan Decky melihatnya.
Pada detik melihat wajah Sifa, semua imajinasi yang berada di pikiran Decky tadi langsung menjadi hangus semua.
Decky sangat berharap wanita itu bukan Sifa, dia sangat berharap berita yang dia terima itu berita palsu. Tetapi mengapa? Decky sudah tahu wanita ini adalah Sifa pada saat dia melihat mereka pada pandangan pertama, hanya saja dia tidak ingin percaya....
Tetapi realitas memang begitu, tidak pernah mau sesuai dengan keinginan. Decky mengeratkan pegangannya di tangan Sifa
Decky menatap ke wajah Sifa dan bertanya sambil menggigit giginya: "Beri tahu aku, semua ini bukan keinginan kamu sendiri, mereka yang memaksa kamu"
Tidak tahu mengapa, Decky Leng sangat percaya terhadap Sifa. Dia sedang berusaha mencari tatapan Sifa yang ingin memberi penjelasan.
Tidak tahu mengapa, Sifa merasa dirinya sangat malu dan kalah total di depan Decky.
Sifa Shen mengangkat kepalanya secara perlahan dan melihat ke mata Decky sambil berkata dengan nada suara datar: "Aku tidak tahu...."
Kelompok wartawan berseru dengan suara yang kaget, mereka tidak menyangka, tidak hanya presdir An, tokoh seperti Decky juga terlibat dalam berita ini. Berita ini pasti akan menjadi berita utama besok hari.
Decky tidak mau melepaskan tangan Sifa, dia melihat ke Sifa dengan tatapan yang agak bergetar.
Sifa tiba-tiba merasa sangat ketakutan, dia mengulurkan tangannya dan memegang lengan Decky Lneg, "Bukan begitu, Decky, aku benar-benar tidak tahu apa pun, aku tidak tahu apa yang terjadi..."
Decky mendorong pegangan Sifa dan berputar balik badannya berjalan menuju mobilnya. Laras langsung berjalan kemari dengan sudut bibir yang berdarah.
"Sifa, maaf..." Laras memeluk Sifa dengan erat. Sifa menatap ke Decky yang semakin menjauh dengan tatapan yang menyakitkan dan perasaan yang kekosongan.
Para wartawan segera menghampiri Sifa Shen: "Nona, hubungan kamu dan presdir Leng itu apa? Apakah anda mendapatkan presdir Leng dulu baru pergi menggoda presdir An? Sampai sekarang mereka bermusuhan karena kamu?"
"Nona, hubungan anda dan presdir An itu apa? Apakah kamu mengenal presdir Leng?"
Di tengah keramaian yang kacau, Laras memeluk Sifa yang panik di dalam pelukannya dengan erat.
Sifa menyembunyi dirinya dengan ketakutan, dia tidak tahu apa yang terjadi, tidak tahu apa yang dirinya lakukan dengan Laras, tiba-tiba semuanya menjadi begitu...
Laras An mengendong Sifa ke dalam mobilnya dan meminta supir untuk segera mengemudi. Sementara pada saat ini wartawan lain yang mengetahui informasi ini sudah berkumpul di depan gerbang rumah keluarga An.
Setelah mengetahui hal ini, Laras hanya bisa membawa Sifa ke rumah Gustian.
Melihat Laras membawa Sifa kemari, Gustian sama sekali tidak kaget, sementara Hendi melihat kepada Sifa dengan wajah yang khawatir.
Tubuh Sifa terus bergetar, kondisinya terlihat sangat buruk.
Sifa menghindar Laras, setelah dia turun dari mobil Hendi langsung menghampiri dia dan bertanya: "Sifa, apakah kamu baik-baik saja?"
Pertanyaan Hendi Shen membuat emosional Sifa memuncak, Sifa berjongkok di atas lantai dan mulai menangis: "Hendi, aku tidak tahu apa yang terjadi..."
Ciuman bekas di leher dan lengan Sifa Shen membuat Hendi Shen mengerti situasi saat ini.
Hendi menghampiri Laras An yang sedang berbicara dengan Gustian dan memukulnya: "Kamu berani menyentuh dia, padahal..."
Laras bereaksi dengan segera, sebelum Hendi menyelesaikan kata-katanya, dia sudah menendang Hendi.
Hendi jatuh ke atas lantai dengan ekspresi yang kesakitan, sementara Laras mempertahankan ekspresi datar dengan wajah yang sedikit berdarah dan bengkak.
"Aku mau melakukan apa itu masalah aku, tidak berhubungan dengan kamu. Aku akan tanggung jawab, tetapi aku tidak melakukan apa pun dengan Sifa..."
Waktu mengatakan tentang itu, Laras An tiba-tiba menundukkan kepalanya dan melihat ke Sifa dengan tatapan yang agak panik.
Mendengar kata-kata Laras, Sifa segera bereaksi dan berdiri dengan wajah yang dibasahi air mata.
"Laras, beri tahu aku apa yang terjadi. Apakah kita dijebak oleh orang lain? Kita tidak melakukan apa pun, kamu tidak merencanakan semua ini kan?
Sifa memegang bahu Laras sambil bertanya.
Gustian menghampiri Sifa, ingin menghentikannya, tetapi menghadapi Sifa yang terlihat sangat putus asa, Gustian tidak bisa mengatakan apa pun.
Hendi menghampiri Sifa dan berkata dengan sakit hati: "Sifa, jangan begitu.."
Laras melihat ke Sifa dan berkata dengan jelas: "Iya, semuanya direncakan oleh aku. Kamu sudah tahu aku memiliki niat seperti itu kepada kamu dari kemarin.
Harapan yang baru saja muncul di mata Sifa menjadi hancur begitu saja, dia menggelengkan kepala dengan air mata mengalir: "Tidak... Laras..."
Tubuh Sifa tiba-tiba merasa kekosongan dan kehilangan kesadaraan untuk sesaat.
Waktu Sifa sadar diri lagi, dia tidak tahu waktu sudah berlalu berapa lama, melihat ke dinding langit yang putih, Sifa merasa semua kejadian tadi itu hanya mimpi.
Sifa memakai sandalnya sebelum berjalan keluar, melihat Gustian, Hendi dan Laras An duduk di sofa dengan laptop berada di depan mereka.
Yang sedang diputar adalah berita utama hari ini, presdir An tertangkap membawa pacarnya ke hotel, presdir Leng dari perusahaan Leng ternyata juga terkait dalam hal ini?
Tulisan yang berada di layar membuat Sifa terasa sakit sampai tubuhnya mulai bergetar.
Sifa berlari ke lantai bawah dan Hendi segera berdiri dan memeluknya.
"Sifa, maaf..."
Sifa berputar balik badannya dan melihat ke Hendi dengan wajah yang meragu: "Maaf apa? Kamu tidak bersalah kepada aku"
Sifa terlihat sangat bingung, dia melihat ke Laras dan Gustian yang sedang menundukkan kepala, karena tidak tidur untuk semalaman, mereka terlihat sedikit lesu.
Hendi menoleh ke samping, dia tidak tega mengatakan hal seperti ini.
Gustian tentu saja mengerti personalitas Hendi, waktu menghadapi masalah seperti ini, Hendi tidak akan tega mengatakannya.
Gustian berdiri dan menghampiri Sifa, kemudian menatapnya dan berkata dengan nada suara yakin: "Decky sudah menyuruh orang untuk meminta kami mengantar kamu pulang"
Laras tiba-tiba berdiri dan menghampiri Sifa: "Semuanya adalah salahku, kalau ada apa-apa, aku akan tanggung jawab semuanya"
Laras mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Sifa, tetapi Sifa langsung menghindarnya: "Jangan menyentuh aku!" Sifa berteriak dengan emosional.
Laras menarik tangannya dengan gemetar dan memasang senyuman kaku di wajahnya yang pucat.
Pada saat itu, pengurus rumah tangga tiba-tiba masuk dengan wajah yang panik.
"Tuan muda, tuan muda Leng sudah datang. Dia membawa beberapa orang bersamanya dan sedang menuju ke sini..." Sebelum pengurus rumah tangga selesai berbicara, Decky dan sekelompok orang sudha masuk sampai aula.
Wajah Decky terlihat sangat pucat dan kaku, kondisinya terlihat sangat buruk. Sama seperti Laras, sepertinya dia tidak tidur untuk semalaman.
Melihat wajah Sifa yang dipenuhi air mata, emosinal yang Decky tekan di dalam hatinya tiba-tiba mengalami peningkatan lagi.
Tidak tahu mengapa, waktu melihat berita Sifa dan melihat ciuman bekas di tubuh Sifa dengan matanya sendiri.
Hati Decky terasa sakit seperti ditusuk pisau, dia merasa sesak nafas melihat wanita yang dia cintai tidur bersama pria lain.
Decky berkata dengan dingin: "Aku datang membawa istriku yang resmi"
Kata-kata Decky dipenuhi oleh penghinaan, dia terus menatap ke Laras dan tidak mau melihat ke Sifa sama sekali, seolah-olah Sifa Shen tidak berada di sini.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyAnak Sultan Super
Tristan XuPredestined
CarlyMy Cute Wife
DessyHis Second Chance
Derick HoLove and Trouble
Mimi XuWaiting For Love
SnowMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka