Marriage Journey - Bab 83 Gaun Motif Bintang
Sifa tidak membangunkan Decky, Sifa tahu selama ini Decky sangat lelah, dan akhir-akhir ini, Decky selalu pulang larut malam demi projek akuisisi.
Sifa kembali ke kantornya sendiri, lambungnya sudah mulai sakit, lalu Sifa pergi ke Pantry untuk mengambil air minum.
Kebetulan Sifa bertemu dengan Marsha yang datang mencarinya, Sifa berusaha menunjukkan senyuman di wajahnya yang pucat.
Marsha merasa bingung, lalu dia bertanya kepada Sifa dengan perhatian, “Kenapa, apakah kamu merasa tidak enak badan?”
Sifa melambaikan tangan, dia bersandar pada dinding dan tidak berbicara, keringat pun bercucuran di keningnya.
Kedua tangan Sifa mendekap bagian lambungnya dengan kuat, serangkaian rasa sakit melilit membuatnya sama sekali tidak memperhatikan apa yang dikatakan Marsha.
Menyadari kelainan Sifa, Marsha berjalan ke sisi Sifa dengan gelisah, lalu dia berjongkok dan ingin mengeluarkan ponsel untuk menelepon ambulan. Keadaan seperti ini sungguh tidak bisa ditunda lebih lama lagi.
Namun di saat itu, ponsel Marsha dirampas, Marsha bertemu dengan mata Laras An, lalu dia berteriak kepadanya, “Kembalikan padaku, dia terlihat sangat tidak enak badan.”
Laras mengernyit, dia mulai mencurigai apakah benar keputusannya untuk mempercayai bahwa dalam hati Sifa jelas mengetahui kondisi kesehatannya sendiri.
Laras berkata kepada Marsha dengan tenang, “Tidak apa-apa, tidak perlu cemas, ayo gotong dia duduk ke kursi.”
Laras berjalan maju dan mengulurkan tangan ingin menarik Sifa yang bersandar pada dinding, tetapi dia melihat ada sebuah kamera pengawasan yang kebetulan tertuju padanya dan Sifa.
Laras berpikir sejenak, lalu dia menarik kembali tangannya, dan memberi lirikan mata kepada Marsha.
Marsha menatap Laras dengan khawatir dan berkata. “Jika ada yang terjadi padanya, aku pasti akan mencari masalah denganmu.”
Lalu Marsha menggunakan segenap kekuatannya untuk menarik Sifa, dan memapahnya duduk ke kursi di samping.
Setelah lama kemudian, barulah Sifa perlahan-lahan merasa membaik. Keringat di dahi sudah membasahi anak rambutnya, dia terlihat sangat tidak bersemangat.
Marsha segera bertanya kepada Sifa dengan cemas, “Ada apa denganmu, kelihatannya kamu sakit parah.”
Sifa menunjukkan senyuman di wajahnya yang pucat, “Tidak apa-apa, hanya penyakit kecil saja.”
Laras mengangguk kepada Marsha, “Aku tahu dengan hal ini, tidak apa-apa.”
Barulah Marsha mengangguk, “Jika ada masalah, kamu katakan saja padaku.”
Sifa mengangguk kepada Marsha, melihat waktu sudah hampir tiba, dia bergegas berdiri dengan sempoyongan, “Aku pergi dulu, masih banyak dokumen yang belum kuurus.”
Tanpa menunggu jawab dari Laras dan Marsha, Sifa langsung berjalan ke kantor.
Marsha bangkit berdiri dan ingin memanggil Sifa, tetapi dihentikan oleh Laras, “Tidak apa-apa, jangan banyak bertanya.”
Marsha tidak banyak berinteraksi dengan Laras, dia hanya pernah mendengar dari bawahannya bahwa Laras sedingin dan sekejam Decky.
Marsha mengangguk, bagaimanapun juga Laras adalah atasannya, dia tidak bisa banyak berkomentar, lagipula, kelihatannya Laras lumayan baik kepada Sifa. Lalu Marsha menatap ke arah Sifa dengan khawatir, dan pergi.
Laras berjalan ke kantor Decky, kemarin malam dia tidak mendengarkan apa yang dikatakan kakek Leng, tetapi dia tetap bisa merasakan bahwa seharusnya berkaitan dengan masalah projek akuisisi kali ini.
Laras membuka pintu dan berjalan masuk, Decky sudah bangun dari tidur, dan lanjut menatap erat pada layar laptop.
Laras menghampirinya dan berkata, “Kemarin malam aku ada urusan, persiapanku untuk projek akuisisi malam ini sudah selesai, bagaimana denganmu?”
Decky mendongak menatap Laras dengan datar, dan menjawab dengan dingin, “Kurang lebih, aku lihat lagi rinciannya.”
Laras mengangguk, dia meletakkan dokumen di tangannya, lalu berbalik badan dan berjalan keluar.
Sifa sudah melaksanakan seluruh rincian terkait projek akuisisi kali ini berdasarkan perintah Decky, lalu memberikannya kepada Laras dan Decky. Melihat waktu sudah hampir tiba, Sifa mengambil tasnya dan hendak pergi.
Baru saja berjalan keluar, dia bertemu dengan Decky yang juga berjalan keluar sambil membawa tas kerja. Decky menatap Sifa, kelihatannya Sifa hendak pergi.
Decky mengernyit, dia berkata sambil menatap Sifa, “Acara pesta malam ini, kamu ikut bersama kami, bagaimana bisa asisten pribadi aku pergi di saat ini, benar-benar tidak tahu aturan.”
Sifa sedikit melamun, dia bergegas menyembunyikan tangannya yang memegangi tas ke belakang, dan mengangguk mengiyakan.
Di belakang mereka, Laras melihat semua kejadian itu, dia tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk pelan kepada Sifa.
Decky memanggil Linda, lalu menegurnya, “Apakah kamu sudah lupa diri setelah sekian lama mengikuti di sisiku, di saat ini pun masih belum mengatur asistenku, apakah ingin membuat kami malu di luar sana?”
Linda termangu, sebelumnya Direktur Leng tidak memberitahunya bahwa dia akan membawa asisten pergi bersamanya, dilihat dari tampang Asisten Shen, sepertinya dia juga tidak tahu akan hal ini.
Linda merasa sedih, tetapi dia hanya berkata dengan sikap hormat, “Maaf Direktur Leng, aku segera siapkan.”
Lalu Linda berbalik badan dan bergegas berjalan ke arah lift. Sifa merasa bersalah sambil menatap bayangan punggung Linda, sungguh menyulitkan Linda, dengan emosi Decky yang labil, Linda tetap mengikuti di sisi Decky selama bertahun-tahun.
Sifa mengikuti Decky dan Laras memasuki kantor, lalu dia berdiri tegak di samping, sedangkan mereka berdua sedang melihat kontrak di meja kerja.
Linda pun segera kembali, dia berjalan masuk dengan terengah-engah sambil membawakan sebuah kotak hitam yang tampak sangat berharga.
Linda berjalan ke arah Sifa, dan memberikan kotak itu kepadanya, “Asisten Shen, ini adalah gaun yang disiapkan untukmu, jika boleh, silahkan ganti pakaian di sini, lalu aku mendandani kamu.”
Linda sudah mengikuti Decky selama bertahun-tahun, tentu dia bisa melihat banyak hal dengan jelas. Sebenarnya, mana ada Direktur yang membawa asisten pergi ke acara yang begitu besar, itu hanya keinginan pribadi Decky saja.
Sifa melirik Decky yang sedang sibuk, lalu dia mengangguk dan mengikuti Linda berjalan keluar.
Setelah Sifa pergi, Laras berkata kepada Decky dengan datar, “Membawanya pergi ke acara seperti ini, bukankah tidak terlalu cocok?”
Perkataan Laras membuat Decky tidak senang, dia mendongak menatap Laras dengan dingin, “Sejak kapan kamu begitu perhatian kepada wanita itu?”
Mendengar perkataan Decky, Laras tertegun dan tidak tahu harus berkata apa, maka dia menundukkan kepala dan berdiri di samping dengan ekspresi canggung.
Sifa mengikuti di belakang Linda, dan berkata maaf dengan suara kecil, “Maaf Linda, kamu dimarahi karena aku.”
Mendengar perkataan Sifa, Linda merasa ingin tertawa, gadis ini senantiasa begitu bijaksana, selalu memikul semua kesalahan pada dirinnya.
Linda membawa Sifa pergi ke ruang ganti, dia membuka kotak itu dan memberikan pakaian di dalamnya kepada Sifa, “Tidak ada hubungannya denganmu.” Linda tersenyum kepada Sifa.
Selama ini, kesan Sifa terhadap Linda sangat baik. Setelah menerima gaun itu, Sifa terpana seketika.
Meskipun dirinya tidak banyak berkelana di acara-acara orang kalangan atas, juga tidak banyak tahu akan produk merek besar, tetapi dia tahu dengan merek gaun ini.
Ini adalah merek yang paling mewah dan paling populer pada tahun ini, Dior. Ini adalah model terbaru yang baru saja dikeluarkan, banyak sekali bintang artis yang ingin memesan gaun ini, tetapi gaun ini langsung ludes setelah dipasarkan.
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuBeautiful Lady
ElsaI'm Rich Man
HartantoThat Night
Star AngelVillain's Giving Up
Axe AshciellyMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Greget Husband
Dio ZhengCantik Terlihat Jelek
SherinMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka