Marriage Journey - Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
Ketika Hendi kembali dari Amerika Serikat, Gustian tahu dia kembali demi seorang wanita bernama Sifa, saat itu dia masih belum pernah melihat wanita yang menikah dengan Decky.
Tapi dia mendengar sedikit kabar tentangnya, saat itu, dia juga melakukan segala hal untuk menahan Hendi.
Tetapi Hendi sangat keras kepala, bersikeras pada pendapatnya sendiri dan kembali. Setelah kembali, dia tahu Sifa telah menikah dengan Decky.
Gustian tidak tahu bagaimana memberitahunya bahwa wanita yang disukainya sudah menjadi istri orang lain.
Gustian menggelengkan kepalanya tidak tahu apa yang harus dia katakan.
Keheningan Hendi yang tiba-tiba membuat ruang tamu yang tadinya tenang menjadi semakin sepi.
Decky berangkat kerja ke perusahaan pagi-pagi sekali, karena Sifa telah hamil selama empat atau lima bulan, perutnya sudah mulai terlihat jelas.
Sifa ingin berdiskusi dengan Decky tentang pengunduran diri untuk mencegah rumor di perusahaan.
Tapi Decky menundukkan kepala tidak berkata, sedangkan Sifa berdiri di tempat dan menundukkan kepalanya dengan segan.
Decky mengerutkan kening, tidak berkata, seperti yang dikatakan Sifa, kalau terus tinggal di perusahaan.
Sifa mungkin tidak sanggup menahan beban kerja dan gosip di perusahaan.
Decky memandang Sifa dengan tatapan rumit, tapi dia sudah terbiasa dengan keberadaannya.
Tepat pada saat ini, pintu kantor tiba-tiba terbuka, terdengar suara sepatu hak tinggi.
Sifa berbalik dengan ragu-ragu, seorang wanita berpakaian indah, tersenyum berdiri di depan pintu.
Decky langsung mengerutkan kening, emangnya siapapun bisa masuk ke kantornya sesuka hati?
Decky berdiri dan menatap wanita itu.
Wanita itu sepertinya tidak keberatan dengan ekspresi Decky yang muram.
Dengan penuh senyuman di wajahnya, dia berlari menuju Decky dengan sepatu hak tinggi yang tingginya hampir sepuluh sentimeter.
“Kakak Decky.” Suara wanita itu agak genit, meskipun musim dingin, dia tetap mengenakan gaun putih.
Sifa memandang wanita itu dengan kaget, apakah mereka saling kenal?
Dengan ekspresi jijik di matanya, Decky berbalik dan berkata dengan dingin "Mengapa kamu datang ke sini?"
Wanita itu berjalan ke sisi Decky dengan sedih dan menggoyang lengan Decky dengan manja "Kakak Decky, aku merindukanmu, jadi langsung datang mencarimu."
Sifa mengangkat alisnya dan menatap wanita yang menawan itu, hatinya merasa kesal.
Decky melihat wajah Sifa sedikit berubah.
Dia menarik kembali tangannya dengan jijik dan berkata pada wanita itu dengan dingin "Ini bukan rumahmu, tapi perusahaan, segera pergi."
Mata wanita langsung memerah dan bertanya dengan sedih “Aku baru saja kembali dari luar dan hal pertama yang muncul di pikiranku adalah kakak Decky, bagaimana kamu bisa mengusirku seperti ini?”
Wanita itu terlihat sedih, seolah-olah akan segera menangis.
Decky berkata dengan acuh tak acuh seperti biasanya "Aku tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal itu."
Setelah selesai berkata, dia berjalan langsung menuju Sifa "Bukankah Sekretaris Shen memiliki sesuatu yang belum selesai ditangani, mari kita pergi bersama."
Selesai berkata, dia membuka pintu dan berjalan menuju kantor Sifa.
Sifa tidak sempat bereaksi, dia mengangguk dan menatap wanita itu, lalu segera mengikuti Decky.
Wanita itu terlihat enggan, dia menginjak sepatu hak tinggi dan ikut di belakang mereka.
Sebelum Sifa menutup pintu kantor, wanita mendorong pintu dengan kuat.
Sifa terhuyung mundur beberapa langkah, Decky segera memegang tangan Sifa.
Sifa segera melindungi perutnya, detak jantungnya sangat cepat dan bulu kuduknya merinding.
Decky menarik Sifa berdiri tegak, amarahnya segera meningkat, wanita ini benar-benar tidak tahu diri.
Melangkah ke depan dan berteriak pada wanita dengan ekspresi marah “Saras, kalau kamu tidak mau pergi, aku akan membuatmu tidak dapat kembali ke sini lagi.” Seluruh tubuh Decky memancarkan aura yang ganas.
Saras yang berdiri di depan pintu langsung ketakutan.
Sifa menatap Saras, dia juga sedikit terkejut. Dia dan Decky telah menikah lebih dari tiga tahun, kadang-kadang akan menerima beberapa paket dari luar negeri dan semuanya tertera nama Saras.
Sebagian besar barang yang dikirim sangat mahal, jadi dia tidak pernah membukanya, dia meletakkannya di kantor Decky, begitu melihat barang dari Saras, Decky akan membuang semuanya.
Ternyata ini adalah Saras, sepupu Laras.
Saras tertegun, dia selalu disayangi sejak kecil, jangankan teriak, dia bahkan tidak pernah ditegur sama sekali.
Mata Saras langsung memerah dan menatap Decky dengan air mata berlinang "Kakak Decky, apakah kamu tidak ingin melihatku? Aku hidup di luar negri, selalu merindukanmu."
Decky tersenyum dingin dan menunjuk ke luar pintu "Kamu seharusnya tahu, aku tidak suka mengatakannya kedua kali."
Maksud Decky sudah sangat jelas, dia sama sekali tidak memberikan langkah mundur untuk Saras.
Saras mati-matian menggigit bibirnya dengan erat, menatap Decky dan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.
Decky selalu sangat tegas, kalau Saras tidak melakukan seperti yang dia katakan, dia pasti akan bertindak seperti yang dia katakan dan dia memang memiliki kekuatan seperti ini.
Saraa menundukkan kepalanya memandang Sifa, kemudian menatap Decky, menggerakkan bibirnya dan pelan-pelan berjalan keluar.
Decky berjalan menuju Sifa, wajahnya terlihat dingin "Apakah kamu baik-baik saja?"
Sifa mengangguk dan berkata "Tidak apa-apa."
Setelah menerima panggilan telepon Saras, mengetahui dirinya pergi ke kantor Decky dan diusir keluar, Laras sangat marah.
Dia menutup telepon dan menuju ke tempat dimana Saras berkata, saat ini Saras sedang berjongkok menangis di bawah.
Melihat Saras yang berjongkok di sana, Laras memutar kepala dan merasa tak berdaya, benar-benar bodoh sekali.
Laras berkata pada Saras dengan dingin "Berdirilah, tidak ada orang lain di sini, jadi tidak perlu berakting."
Laras menunjukkan tatapan kesal, menatap Saras dan berkata.
Setelah mendengar kata-kata Laras, Saras tiba-tiba berdiri, dia menatap Laras dengan ganas dan berteriak "Aku memintamu datang untuk membujukku, bukan mencelakaiku."
Mata Saras sedikit bengkak, riasan di wajahnya juga berantakan, terlihat buruk.
Laras mendengus dingin "Siapa kamu? Emangnya aku punya kewajiban untuk menghiburmu, kamu hanyalah anak haram dari pria yang tidak tahu malu itu, apakah kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai anak dari keluarga An?"
Saras tiba-tiba menjadi sangat marah, wajahnya memerah, dia menginjak sepatu hak tingginya mencoba berjalan menuju Laras.
Tapi tanpa terduga, karena berjongkok terlalu lama, ketika mengambil langkah maju, dia langsung jatuh ke bawah.
Tiba-tiba terjadi kontak intim antara lempengan semen keras dengan lututnya.
Bagian lututnya langsung menimbulkan luka memar dan Saras duduk menjerit kesakitan.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoTen Years
VivianKembali Dari Kematian
Yeon KyeongTakdir Raja Perang
Brama aditioLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka