Because You, My CEO - Bab 33 Andre Duan Marah Terhadap Tetangga (1)

Tunangan Andre Duan, Sandra.

Sandra Shi, Sisca Shi.

Aku seketika mengerti, aku sepertinya benar-benar menjadi barang pengganti.

Apakah dia tidak bisa melupakan seseorang selama bertahun-tahun?

Memikirkan tentang hal ini, aku merasa sangat malu, tapi di sisi lain aku juga merasa aku tidak memiliki keharusan untuk malu, karena bagaimanapun ini hanyalah sebuah bisnis.

Aku dan Andre Duan, hanyalah sebuah bisnis.

"Sisca, kamu harus ingat kamu bukanlah barang pengganti siapapun, juga bukanlah samsak tinju siapapun, kamu hanyalah Sisca, hanya Nyonya Duan." Andre Duan terdiam, kemudian dengan nada yang pasti, dia berkata, "Adalah wanita milik Andre Duan."

Dia jelas-jelas tau, kami hanyalah sebuah bisnis.

Tapi dia malah mengatakan hal yang membuatku berpikir yang macam-macam.

Aku melihat pemandangan malam di luar jendela, dan dengan nada tegang bertanya padanya, "Barang pengganti yang dikatakan oleh Jenny, apakah itu maksudnya adalah tunanganmu dulu, Sandra? "

"Ya, tapi kamu bukan," Andre Duan menjelaskan dengan suara yang dingin, "Aku tidak tulus padanya. Di kemudian hari, aku bisa saja memiliki wanita yang kusukai, juga wanita yang akan menggantikan dirinya."

Wanita yang menggantikannya saat ini adalah aku.

Tapi aku bukanlah wanita yang disukai oleh Andre Duan!

Ya, benar, terhadap wanita yang telah meninggal 5 tahun ini, Andre Duan sama sekali tidak memiliki kemelekatan, tapi mengapa hatiku merasa sangat sakit? Seperti ribuan jarum yang menusuk, seperti gigitan ribuan semut.

Sakitnya luar biasa.

Aku menahan rasa sakit dalam hatiku, dan berdiam diri di kursi samping supir. Andre Duan melihat aku tidak berbicara, ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin.

Saat hampir sampai di Perumahan Shore, aku teringat akan kata-katanya. Aku melihat ke arahnya dan bertanya padanya, "Bagaimana kamu mengetahui kalau Alvin membicarakanku?"

Suara Alvin Song sangat pelan, hanya aku dan dia yang dapat mendengarnya.

Andre Duan mengerutkan dahinya. Jarinya yang mengenakan cincin mengetuk-ngetuk kemudi. Ia menengokkan kepalanya, sorot matanya yang dingin menatapku, dengan nada mengejek dia berkata, "Alvin yang aku tahu, kalau dia tidak mengganggumu, menyerangmu, menyindirmu, menghancurkan hatimu, maka aku tidak akan dipanggil Andre."

Tidak heran baru beberapa menit Alvin di sisiku, Andre Duan sudah memanggilku kembali untuk menemaninya.

"Oh, dia tidak menyerangku. Apa yang dikatakannya adalah fakta, dan karena kasus Silvi kata-katanya jadi sedikit sensitif bagiku."

Aku berpikir sejenak, lalu berkata, "Ini semua salahmu karena mengatakan tentang pertaruhan kita padanya, sehingga dia mengira aku merendahkannya."

Mendengar perkataanku, Andre Duan memakiku, "Idiot."

Aku membantahnya, "Penjahatnya adalah kamu, kamu yang idiot."

Mendengar aku memakinya, Andre Duan langsung melirikku dengan tatapan dingin, melihat itu aku segera menutup mulutku dan tak berani berbicara lagi.

Saat sampai di Perumahan Shore, waktu masih lumayan pagi. Karena lapar, aku pun pergi ke dapur untuk memasak makan malam.

Sementara itu Andre Duan langsung masuk ke dalam kamar.

Aku mengeluarkan sepotong kue yang kubuat kemarin, serta sebotol yogurt dari dalam kulkas untuk mengganjal perut.

Aku melihat sekilas semua bahan yang ada di dalam kulkas, lalu mengambil iga babi dan mencucinya, bersiap membuat iga asam manis.

Setelah sibuk selama hampir 1 jam, masakan akhirnya jadi. Aku menunduk dan mencium aromanya, tak tahan untuk memuji diri sendiri.

Aku baru saja memindahkan masakan ke piring, Andre Duan tiba-tiba sudah berada di sampingku, tangannya memeluk pinggangku, dan bertanya lembut, "Apa yang kamu buat?"

Apa dia buta? Sudah jelas ini iga babi.

Aku memutar bola mataku, "Iga asam manis."

Andre Duan menciumi leherku, aku menoleh. Dia memegangi kepalaku dan mengarahkan bibirnya ke pipiku.

Wajahku memerah. Andre Duan menjilat daun telingaku dengan ujung lidahnya, dengan suara yang tidak begitu jelas, dia berkata, "Harum sekali."

Apa dia sedang menginginkanku?

Aku segera merosot dan menjauhinya, melihat tingkah lakuku yang seperti itu ia tak tahan menyunggingkan senyumnya, "Sungguh bodoh."

Aku meliriknya sekilas, lalu membawa masakan ke meja makan.

Setelah makan malam, aku pergi mengurusi tanamanku di balkon. Tak disangka, aku menjatuhkan pot bunga ke balkon tetangga.

Andre Duan menutup laptopnya dan bertanya, "Ada apa?"

Barusan aku tidak sengaja menjatuhkan pot bunga ke balkon tetangga. Dia terus-terusan memakiku dari bawah."

Aku memandangnya dengan tatapan meminta tolong padanya, Andre Duan menyunggingkan bibirnya, ia membuka tangannya, dan berkata, "Aku juga tidak tahu, bagaimana jika minta maaf saja? "

"Aku sudah meminta maaf padanya, tapi dia terus saja memelototiku! Dia seorang bapak berusia 40-an tahun, sepertinya sulit untuk dihadapi."

"Dia memelototimu terus?" Andre Duan mengerutkan dahinya, lalu berkata dengan cuek, "Sepertinya sebentar lagi dia akan naik mencarimu!"

Bagaimana dia bisa senang di atas penderitaan orang lain begini?

"Kamu sedang menertawakanku?" Aku menatapnya penuh curiga, "Pemilik rumah ini adalah kamu, dia nanti juga akan mencarimu."

Andre Duan berdiri dengan kaki panjangnya dan berdidi hadapanku. Ia mengulurkan tangan dan mengusap-usap kepalaku, "Tenang, mempedulikanmu saja aku tidak sempat, bagaimana aku tega menertawakanmu?"

Dia lagi-lagi menggodaku dengan sikap tenangnya.

Aku segera mengalihkan tatapan mataku dari tubuhnya, serta menghindari tangannya, Kebetulan di saat yang bersamaan, terdengar suara pintu diketuk dari luar.

Bahkan bel pintu pun tidak di tekan, sangat jelas orang itu adalah seorang penagih hutang.

Andre Duan memandangku sekilas, sialnya adalah aku yang pergi membuka pintu. Saat pintu terbuka, terlihat seorang pria galak berdiri di sana, saat melihatku, dia langsung memakiku, "Apa kamu buta? Atau balkonmu bermasalah? Kamu telah merusak semua tanaman yang telah aku rawat dengan susah payah."

Perkataannya membuat permintaan maafku tertahan dalam tenggorokkan.

Karena bagaimana pun, ini semua adalah kesalahanku, menghadapi emosinya yang membara seperti api ini, aku hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala, dan meminta maaf padanya, "Maaf, kecerobohanku telah mendatangkan kerugian pada anda. Saya akan mengganti rugi, akan tetapi saya mohon anda dapat menghormati saya sedikit."

"Menghormati? Aku telah bersusah payah merawat tanaman berbulan-bulan, kenapa kamu tidak menghormati hasil jerih payahku?" Dia melototkan matanya padaku, dan melanjutkan perkataannya, "Kamu ingin mengganti rugi, iya kan? Baik! Kamu harus mengganti 40 juta rupiah."

Tanaman apa yang harganya hingga 40 juta rupiah?

Setelah dia selesai berbicara, dari belakang terdengar suara benda berjatuhan, aku dengan terkejut memutar tubuhku dan melihat Andre Duan sedang berdiri di balkon sambil menjatuhkan tanamannya satu per satu ke bawah.

Tanaman yang dirawat oleh Andre Duan adalah tanaman yang mahal, melihat dia yang menghancurkan hartanya, aku sangat tercengang bahkan tidak berani berkata apa-apa lagi.

Tetanggaku sama terkejutnya denganku.

Dengan penuh keheranan dia bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu