Because You, My CEO - Bab 145 Luka Ester Bo (1)

Setelah menutup telepon, aku berjongkok di ladang bunga dan menangis dengan sejadi-jadinya, aku menangis cukup lama hingga pada akhirnya pergelangan tanganku digenggam oleh seseorang, aku pun menoleh dan melihat Hendy Chen, di dalam matanya yang tampak muram itu tampak aku yang menangis dalam keadaan yang memalukan.

Aku sedih hingga tersedu-sedu, "Kak Hendy, baru saja Vino menelepon Andre untuk bertanya mengapa aku membawa Seno ke Irlandia tapi tidak membawa dirinya, meskipun banyak yang masih belum bisa dimengerti oleh seorang anak berusia 7 tahun, tapi dia pasti akan merasa sangat sedih saat mengetahuinya, aku bukanlah ibu yang bisa melakukan segalanya dengan baik, aku tidak hadir dalam hidupnya selama enam setengah tahun, dan bahkan sekarang aku masih membuatnya merasa tidak adil. "

Hendy Chen sedikit mengernyit keningnya, dia mengulurkan tangan dan menepuk punggung tanganku, dengan tenang ia berkata, "Vino adalah anak yang sangat pengertian, dia akan mengerti dengan kondisimu sebenarnya."

Aku menganggukkan kepala dan berkata, "Setelah Natal, aku akan kembali ke Beijing untuk menemaninya, dan menjelaskan kepadanya secara detail, aku tidak ingin dia khawatir tentang hal ini, aku berharap dia bisa tumbuh dengan bahagia."

Dengan suara yang lembut, Hendy Chen berkata, "Ya, pasti."

Dari kejauhan, aku melihat Ester Bo yang duduk di kursi goyang, aku pun berkata dengan suara yang pelan, "Aku mendengar beberapa bulan yang lalu Ester terluka di Amerika Utara."

Hendy Chen mengikuti pandangan mataku dan berkata dengan samar, "Ya, dia mengikuti sekelompok tentara Amerika untuk menjelajahi pulau, akhirnya dia membuat dirinya terlihat sangat menderita, dan dia pun masih berusaha menyembuhkan lukanya di rumah sakit Jerman sampai hari ini."

Wajah Ester Bo memang terlihat sangat pucat, dan dia tampak diam dalam keramaian, tetapi matanya lebih tenang dari sebelumnya.

Apa yang sudah dia alami dalam beberapa bulan terakhir?

Tidak peduli apa yang sudah dialaminya, namun itu merupakan pertempuran hidup dan mati.

Aku mengulurkan tangan dan menyeka air mata dari sudut mataku, berdiri dan berjalan menuju ke arah di mana Ester Bo berada, Hendy Chen pun ragu sejenak dan akhirnya mengikuti.

Aku berdiri di depannya dan bertanya, "Ester, ada apa denganmu?"

Ester Bo dengan lembut berkata, "Sisca, aku sangat sedih."

Aku melirik Hendy Chen yang berdiri tegak di belakangnya, dan berkata dengan nada rendah, "Apa yang membuatmu sedih? Bagaimana lukamu?"

“Ada apa dengan lukaku?" Tatapannya agak membingungkan, lalu ia pun berkata dengan suara yang rendah. "Sisca, dia sudah pergi."

Aku menggenggam tangannya dan bertanya, "Siapa yang sudah pergi?"

"Davis." Ester Bo pun tampak tertegun, dia menggenggam kalung bintang berwarna perak milik prajurit Amerika di dadanya, aku melihat namanya terukir di atasnya, dan dia berkata, "Dia mendorongku ke atas dari tepi tebing dan akhirnya dia malah dimakan oleh binatang buas. "

Pasti ada sesuatu yang terjadi pada penjelajahan Ester Bo saat itu, nama Davis yang keluar dari mulutnya harusnya sudah berkorban untuknya.

Kehidupan Ester Bo sangat jauh dariku, hingga aku tidak bisa memahami perasaan dan tindakannya, dia menundukkan kepala dan mengeluarkan muntahan darah, Hendy Chen pun dengan segera menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit.

Di rumah sakit, dokter berkata, "Kondisinya ini disebabkan oleh depresi."

Darah yang dimuntahkan olehnya disebabkan oleh depresi, nampaknya Davis memiliki pengaruh yang dalam terhadap Ester Bo, setidaknya sulit untuk dilupakan seumur hidup.

Ester Bo merasa menyesal ketika dia bangun, dia meninggalkan hadiah ulang tahun untuk Sella dan pergi semalaman, sebelum itu, aku berkata kepada Hendy Chen, "Kamu pergi dan temani dia, saat ini dia membutuhkan seseorang."

Hendy Chen menutup matanya, kemudian mengemudikan mobilnya dan mengikuti Ester Bo dari belakang.

Aku bisa merasakan kebingungan, ketakutan, dan kelemahan hati Hendy Chen, dan dia merasa semakin tidak mampu menghadapi Ester Bo.

Dalam perjalanan, saat Doni Chen mengantarku kembali ke vila, tiba-tiba ia berkata, "Paman pasti sudah terjebak dalam cinta Ester."

Ekspresi Doni Chen tidak bahagia ataupun sedih, aku pun teringat bahwa dia menyukai Ester Bo, jadi aku harus berkata, "Masalah ini hanya bisa mengikuti takdir."

"Sebenarnya, sangat sulit bagi seseorang yang memilki sifat pendiam seperti paman untuk menyukai seseorang." Doni Chen berkata dengan nada suara yang lega, "Jika dia suka dengan Ester, aku juga merasa tidak masalah."

Kemudian dia berkata dengan luapan amarah, "Jika nanti dia benar-benar menikah dengan Ester, maka Ester Bo yang merupakan seorang gadis berusia 20 tahun akan menjadi bibiku! Sisca, gadis yang aku sukai akan menjadi bibiku!"

Ini memang hal yang sangat menyedihkan.

Setelah Doni Chen meluapkan kemarahannya, dia pun bertanya, "Bagaimana keadaan Silvi sekarang? Aku dengar satu bulan lagi dia akan menikah?"

"Ya, kita akan pergi ke pesta pernikahannya bersama."

Aku berpikir sejenak dan bertanya, "Berapa jumlah uang yang rencananya akan kamu hadiahkan untuknya?"

Doni Chen dengan tegas berkata, "Aku tidak akan memberinya bahkan 200 Ribu sekali pun!"

Ketika tiba di villa pinggiran kota, aku melihat keponakanku sedang menggendong Sella, dia menggendong Sella di pelukannya, ia juga dengan lembut membujuk dalam bahasa Inggris. "Sella, jatuh adalah hal yang biasa, kakak juga sering jatuh ketika masih kecil, jangan menangis, begini saja, sebentar lagi kakak akan memberimu sebuah permen, bagaimana? "

Aku pun menghampiri Seno Sheng dan bertanya, "Apakah Sella jatuh?"

Seno Sheng menarik kembali tatapan matanya dari tubuh Sella dan menjawab ‘ya’, lalu berkata "Baru saja dia tanpa sengaja terjatuh, dan langsung menangis."

Aku mengambil Sella dari pelukan keponakanku, lalu bediri di sebelah Seno Sheng dan berkata, "Aku mendengar bibi berkata bahasa mandarin Sella cukup bagus."

Seno Sheng berpikir sejenak dan berkata, "Dia tidak bisa mengatakan ‘kakak’ dalam bahasa mandarin."

Aku menyerahkan Sella untuk digendong oleh Seno Sheng, dan berkata sambil tersenyum, "Dia akan bisa mengatakannya saat dia tumbuh sedikit lebih besar, sebenarnya dia sangat pintar, aku mendengar bibi mengatakan bahwa dia akan membujuk mereka setiap kali dia ingin makan permen."

Seno Sheng dengan lembut dan hati-hati menggendongnya, ia lalu memuji dengan suara yang renyah dan lembut, "Dia adalah anak perempuan yang cerdas."

Telapak tangan Seno Sheng menggenggam kepala Sella, dan berkata, "Aku akan membawa Sella masuk ke kamar, salju telah jatuh di sekujur tubuhnya."

Aku berkata, "Ya, pergilah."

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu