Because You, My CEO - Bab 36 Tamu Yang Sangat Penting (2)

Perasaan aku terombang-ambing, dan aku tidak memperdulikan perasaanku sendiri.

Aku menyimpan nomor hpnya, hati ku sangat gelisah.

Andre Duan cuek dan dingin, dan masalah yang dibawa oleh Reza Wu sampai-sampai kebaikan Hendy Chen kepadaku, segalanya terasa seperti sebuah batu yang menimpa hatiku, dan membuatku terengah-engah.

Disaat Doni Chen bekerja, aku memintanya untuk memberikan kuenya kepada Silvi Xiao, setelah berpikir aku berkata: "Kemarin aku diberikan sarapan dari Hendy, kamu juga bantu aku untuk memberikannya sarapan, sebagai ungkapan rasa terima kasih."

Doni Chen tidak puas berkata: "Apakah kakak mu adalah budakmu?"

Aku tidak mau memperdulikan dia, dia juga langsung pergi.

Setelah pulang kerja di sore hari, aku menunggu Hendy Chen di pintu, melihat dia berjalan dari dalam ke iuar, aku dengan buru-buru menaruh kartu ATMnya pada tangannya dan berkata: "Hendy Chen, kamu sungguh dermawan, apakah kamu tidak takut aku akan menipu uangmu?"

Hendy Chen terkejut, dia tersenyum berkata: "Orang seperti mu ini, aku tidak khawatir juga kalau kamu tidak beruntung"

Ini membuatku terkejut, di dalam ingatan Hendy Chen, sepertinya Sisca yang dulu sangat sial.

Baiklah, aku sekarang juga sudah sering sial.

Aku melihat wajah dia, dan menjelaskan berkata: "Tetapi Hendy Chen, ini terlalu mahal, aku sungguh tidak bisa mengambilnya, ini... Berhubungan dengan harga diriku."

Aku tidak bisa meminta uang kepada seorang lelaku tanpa alasan yang jelas.

Apalagi ini adalah pria yang tidak dekat denganku.

"Sisca, aku meminjamkan kartu ini kepadamu, ketika kamu betul-betul mendesak barulah kamu pakai, nanti pada saat kamu sudah ada uangnya barulah kamu kembalikan kepadaku, nanti akan ada bunganya."

Setelah Hendy Chen selesai berkata-kata, dia merunduk dan melihat jam tangannya: "Ada sebuah pertemuan di Kota A sehingga aku perlu untuk langsung terbang kesana, lusa baru pulang."

Besok, dia tidak ada di kantor polisi.

Aku melihat kartu yang ada di tanganku dan aku masih kebingungan seperti aku telah mendapatkan benda yang menakutkan tetapi hangat, aku ingin membuangnya tetapi tidak rela.

Aku tau, ini semua datang dari keserakahan di hatiku.

Aku sedang merindukan hal yang bisa diberikan Hendy Chen kepadaku.

Aku berdiri di kantor begitu lama, sampai ada suara klakson yang memecahkan lamunanku, aku menoleh dan melihat Silvi Xiao seperti seorang anak kecil berteriak: "Sisca, aku menjemputmu untuk pulang kantor."

Pengadilan dan kantor polisi tidak jauh.

Saat dia pulang kantor, dia sekalian menjemputku.

Aku pergi membuka pintu, duduk, dan bertanya: "Kemana?"

"Kita pergi makan dulu." Silvi Xiao berpikir sejenak dan bertanya: "Lewat beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru, apakah kamu akan pulang ke rumah keluargamu nanti?"

"Ya, kakek sudah menetapkan bahwa aku harus pulang menemui dia setiap hari raya."

Silvi Xiao tertawa berkata: "Kakek cuman punya kamu dan Rizky Shi, normal juga kalau dia khawatir denganmu, sayang sekali aku tidak bisa pergi tahun ini, nanti tolong titipkan salamku kepada kakek."

"Baik, aku mengerti."

Silvi Xiao memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran mewah, dia ragu sebentar dan berkata: "Silvi, mau tidak kita ganti tempat?"

"Sisca, aku tau kamu sedang memikirkan apa! Aku hari ini mentraktir kamu makan, besok gantian kamu yang mentraktir aku sate, oke?"

Tapi...

"Tidak ada tapi-tapi!"

Aku tidak bisa menolak dia, lagipula, semua sudah terjadi.

Dia menarik aku pergi, tidak disangka aku bertemu dengan Andre Duan.

Di seberangnya ada seorang wanita yang sedang duduk.

Dia melihatku, tetapi dia tidak menyapaku.

Silvi Xiao dari awal tidak pernah memperdulikan siapa itu, termasuk Andre Duan, jadi dia tidak pernah pura-pura tidak melihatnya.

Dia memesan steak sapi yang mahal, dan dia memesan begitu banyak dessert, bahkan dia memesan minuman anggur yang paling mahal.

Aku terdiam, mengikuti dia.

Saat menunggu pesanan, pikiranku terpecah, Silvi Xiao dengan bosan bersender di meja: "Bagaimana dengan pasanganmu?"

Dia tau, pasanganku berada disebelah kami.

Dia bertanya seperti ini, hanya memperingati aku.

Aku menggelengkan kepala: "Mungkin dia sedang bekerja."

Silvi Xiao lega berkata: "Baiklah kalau dia sedang bekerja, jangan tertipu dengan wanita jalang ini, sekarang lingkungan kita penuh dengan misteri."

"Pfft." Andre Duan tertawa.

Silvi Xiao dengan cuek memperingati: "Tuan, perbincangan kita ini bukan untuk ditertawakan olehmu."

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu