Because You, My CEO - Bab 40 Ingin Rasa Manis (1)

Aku amnesia.... Apakah kalimat ini dia tujukan kepadaku?! Aku tidak pernah melupakan apa-apa di depan Andre Duan, dan kita juga baru kenal belum sampai 10 hari, bagaimana dia bisa begitu mengerti aku? Dia selalu bisa tau pikiran yang sedang ada di dalam hatiku.

Aku kebingungan, tetapi aku juga tidak bertanya kepadanya.

Sepulang ke apartemen, Andre Duan mengganti sendal lalu berbalik, dia menyentil keningku.

Tetapi dengan sangat kuat.

Aku mengusap kepalaku, dengan sakit aku bertanya: "Andre apakah kamu gila, mengapa kamu melakukan itu?"

Dia dengan bingung menatapku, berkata: "Aku memang gila! Latihan kali ini biar kamu rasakan, jika lain kali terjadi lagi seperti hari ini kamu meninggalkan aku tanpa mengatakan apapun, kamu akan menanggung akibatnya."

Nada bicara dia seperti sedang mengajari anak perempuannya!

Aku menatap dia dan tidak ingin berkelahi, sehingga aku mengganti sepatuku, melewatinya dan kembali ke kamarku berbaring di kasurku dengan marah.

Ya, aku marah.

Aku bahkan tidak pernah menuntutnya, dan aku... Hanya pergi ke rumah sakit saja, dia sudah marah, dia sudah keterlaluan!

Tidak peduli dia terlalu mengurusi ku atau tidak, aku tau itu demi kebaikanku, dia membatasiku dengan cara seperti ini, aku memegang dadaku, jantungku berdetak dengan sangat hebat.

Saat aku sedang berpikir yang tidak-tidak, ponsel ku berdering, dan aku mengambil ponselku untuk melihatnya.

Hendy Chen!

Bagaimana mungkin dia bisa menelponku? Aku ragu tetapi tetap mengangkatnya, dengan sungkan berkata: "Polisi Chen, ada yang bisa kubantu?"

Dia dengan bertanya: "Sisca, apakah kamu sudah pulang?"

Aku menjawab: "Sudah."

Hendy Chen terdiam, berkata: "Baik, selamat malam."

Setelah menutup telepon aku bingung, apa maksud Hendy Chen menelpon? Hanya bertanya kapan aku pulang ke rumah?

Hatiku terasa hangat, Hendy Chen seorang yang jabatannya tinggi di kantor, menggunakan caranya sendiri untuk memberiku perhatian.

Mungkin aku benar-benar hilang ingatan.

Mungki aku pernah bergelut dengannya.

Saat pikiranku sedang gundah, Andre Duan membuka pintu, dia berdiri di depan pintu, dan menatapku, seperti sedang meminta suatu berita.

Aku menatapnya sesaat dan langsung berkata: "Aku ingin tidur."

Artinya dia sedang menggangguku.

Andre Duan saat siang dan malam adalah Andre Duan yang berbeda, malam hari ia lebih lembut, dan tidak terlalu disiplin.

Dia mengerutkan keningnya dan berkata: "Besok aku akan pergi ke Beijing, 3 hari kemudian baru pulang ke rumah, jadi...."

Dia berbalik dan menutup pintu.

Aku bertanya: "Jadi apa?"

"Jadi, apakah aku boleh mencicipi rasa manis dari Nyonya Duan?"

Andre Duan langsung beranjak ke kasurku, aku berencana untuk duduk, tetapi dia menarik kakiku dan memelukku, tangannya memegang pinggulku, dan tersenyum: "Nyonya Duan, kamu tidak akan bisa kabur dariku."

Suara Andre Duan menggelitik aku, aku menahan hatiku: "Lepaskan aku."

Dia baru saja marah kepadaku dan memperingati aku, tetapi sekarang seperti tidak ada apa-apa, bagaimana dia bisa seperti ini?

Andre Duan melihat sikapku yang dingin, dia dengan lemah berkata: "Aku tau kamu sedang marah, tapi aku sungguh peduli padamu, jika kamu hari ini bertemu dengan orang berbahaya bagaimana? Kalau nanti aku tidak sempat menyelamatkanmu, apa yang harus kulakukan?"

Dia terdengar tersakiti.

Aku tiba-tiba terpikir tentang mantan calon istrinya, itu... karena dia tidak sempat menyelamatkannya.

Apakah Andre Duan sedang ketakutan?

Dia takut sama seperti yang dulu, takut tidak bisa melindungi pasangannya?! Tetapi sekarang kata-kata ini bisa keluar dari mulutnya, itu terdengar ajaib.

Karena tidak menyapanya dan berpisah dengannya bukan cuman satu dua kali, apakah dia masih ada perasaan kepada wanita itu?

Saat itu aku tidak tau, Andre Duan melihat Hendy Chen di rumah sakit, kedua orang itu bertukar tatapan.

Dia menenangkan dirinya baru pergi menemuiku.

Dia tidak akur dengan Hendy Chen, Hendy Chen juga.

Karena kata-kata dia, hatiku gemetar, tetapi aku tetap berkata: "Andre, kamu sungguh pintar berbicara manis."

"Benarkah?" Andre Duan mencium leherku, dan lanjut berkata: "Aku hanya berkata seperti ini kepadamu."

Aku terkejut, Andre Duan mencium bibirku, dan lidahnya ada di dalam mulutku, sampai dia mengigitnya, aku melihat dia dengan muka yang merah, hatiku sakit.

Dia memejamkan matanya, bulu matanya sedikit bergetar, tetapi aku bisa membayangkan Andre Duan ketika ia membuka mata. Sebuah tatapan yang dingin, dan yang tidak memiliki kasih, dan tatapan yang tenang.

Aku memeluk dia dan menciumnya, tidak perduli apa yang terjadi nantinya, tetapi keindahan ini semuanya nyata, dan lebih baik aku menerima semua ini dari pada hanya melewatinya saja.

Menerima kedekatan dia, dan kebaikan dia.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu