Because You, My CEO - Bab 204. Kekejamannya (2)

Menghitung hari yang berlalu sehari demi sehari dan selama kurun waktu ini, aku mendengar Rizky Shi berkata tentang bagaimana sikap Silvi Xiao yang begitu lembut padanya. Tidak hanya itu, Hendy Chen dan Ester Bo pun sudah sepakat untuk menikah. Doni Chen juga sudah mendapatkan seorang kekasih.

Segala sesuatunya terlihat seperti berjalan kearah yang baik.

Waktu empat bulan merupakan waktu yang panjang dan pada hari itu, aku pergi menjemput Andre Duan saat ia sudah diperbolehkan keluar dari penjara. Di pintu penjara, ia mengenakan sehelai kemeja putih dan matanya menatapku dengan datar. Selama enam bulan tidak bertemu dengannya, ia terlihat semakin dingin.

Aku berjalan mendekatinya, tapi ia malah melewatiku dan masuk ke dalam mobil lebih dulu.

Aku mengikutinya masuk dan duduk disampingnya dengan tegang, tapi aku diam-diam mengamatinya dengan mataku. Kerinduan yang aku pendam selama setengah tahun kini runtuh, berusaha menahan mataku yang memerah dan menekan kemelaratan dalam hatiku.

Ya, sangat menyedihkan.

Didalam mata Andre Duan sama sekali tidak ada bayang diriku.

Ia tidak kembali ke kediaman keluarga Duan, tapi pergi ke apartemennya. Dengan perlahan dan hati-hati aku mengikutinya dari belakang, tapi ketika masuk ke dalam lift, suaranya yang tenang pun terdengar, “Sisca, kita bercerai saja.”

Beberapa patah kata singkat itu menyedot habis seluruh kekuatanku, aku mengangkat kepalaku dan menatapnya. Telapak tangannya dimasukkan ke dalam kantung celana, pandangannya sama sekali tidak menatapku. Aku menahan gemetar yang mulai merambat dan bertanya dengan sedih, “Kenapa tiba-tiba kamu berkata seperti itu? Bukankah kamu bilang kamu masih ingin mengadakan resepsi pernikahan?”

Ia berujar sambil tertawa, “Begitu? Itu hanyalah kata-kata di masa lalu.”

Tawa pria itu terdengar seperti sedang mencemooh!

Begitu lift sampai, Andre Duan berjalan keluar lebih dulu. Kakinya yang panjang melangkah lebar-lebar seperti saat itu. Pada akhirnya aku tidak mampu lagi menahan kepedihan dalam hati dan jatuh terduduk di dalam lift. Lalu aku menangis. Aku sudah memikirkan 10.000 kemungkinan saat ia pulang kembali, tapi aku tidak menyangka kalimat pertama yang akan ia lontarkan padaku begitu keluar dari penjara adalah mengajakku bercerai.

Banyak orang yang keluar-masuk di dalam lift dan mereka menatapku dengan tatapan mengejek. Aku pun akhirnya menghapus air mata dan pulang kembali ke apartemen.

Andre Duan sedang melepas kancing bajunya di dalam kamar. Biasanya aku yang membantu melepaskan bajunya, tapi kali ini tangannya yang besar mendorongku pergi.

Aku melangkah mundur dua langkah dan menggigit bibirku dalam diam.

Ia lalu berujar dengan tenang, “Pengacaraku akan menemuimu.”

Aku pun berujar dengan panik, “Aku tidak bisa bercerai.”

“Kamu tidak memiliki pilihan.”

“Aku benar-benar tidak ingin bercerai. Masalah itu jelas-jelas perbuatan Delson, kenapa kamu menyalahkanku? Aku...”

Dia menanggalkan pakaiannya, menoleh dan berujar data “Aku ingin berpisah baik-baik.”

Karena perkataan Andre Duan itu diucapkan dengan sikapnya yang tak acuh, aku pun dengan nada tinggi berseru, “Aku tidak mau berpisah! Andre, aku tidak bisa bercerai denganmu! Walaupun itu akan menyusahkanmu, aku tetap tidak mau bercerai!”

Pria itu melirikku, lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.

Setelahnya, ia tidak kembali ke apartemen untuk beberapa hari.

Ketika aku bertanya pada ayah Andre Duan, ia berujar bahwa pria itu juga tidak pulang ke kediaman keluarga Duan.

Satu minggu kemudian, pengacara Andre Duan pun datang menemuiku. Aku meminta Tono Ruan untuk mengusir pengacara itu pergi, lalu mulai mencari keberadaan Andre Duan.

Sampai... Setengah bulan kemudian, aku menemukannya sedang berada diatas ranjang seorang wanita... Saat itu, hatiku rasanya berdarah!

Tak hanya itu, hatiku juga serasa diiris oleh sebilah pisau, pisau itu bernama Andre Duan!

Andre Duan tidur dengan sangat pulas. Wanita itu bilang Andre Duan meminum banyak alkohol kemarin malam dan jatuh tertidur. Sebaiknya kami tidak mengganggunya.

Orang ketiga itu memintaku untuk tidak mengganggu Andre Duan.

Dengan mata memerah aku menatap wanita itu. Ia terlihat sangat cantik, tubuhnya seksi dan sepertinya masih berusia 20an.

Andre Duan yang sudah berusia 35 tahun ternyata masih bermain-main dengan gadis berusia 20 tahun? Pria itu benar-benar tidak tahu malu!

Aku menyuruh Tono Ruan membawa wanita itu pergi, lalu melepaskan pakaianku dan berbaring diatas tubuh Andre Duan. Dengan kesadarannya yang tidak penuh, ia membuka matanya perlahan dan begitu melihatku, ia langsung menjulurkan tangannya untuk mendorongku pergi. Tapi aku memeluknya kembali dan bertanya, “Kenapa? Kamu benar-benar ingin melakukan hal ini? Aku temani! Andre, aku akan menemanimu! Kalau kamu ingin bermain, aku temani kamu bermain! Tapi...”

Tapi belum sempat aku selesai berbicara, air mataku sudah tertumpah kembali.

Tapi kenapa ia mencari gadis lain?

Tindakannya ini bukankah sedang mengiris-iris hatiku?!

Amarah Andre Duan meledak, “Pergi sana!”

Andre Duan, hatiku merasa sangat sakit...

Apakah kamu tahu? Kamu pasti tahu.

Tapi kamu sudah tidak peduli lagi.

Kusibakkan selimut, mengesampingkan hatiku yang sudah berantakan dan tanganku terjulur untuk menyentuh bagian Andre Duan yang sudah memanas. Ia memutar tubuhnya dan menekanku dibawah, lalu memasukkannya tanpa perasaan, “Tidak ada orang yang mau menemanimu dengan sikap murahanmu, bercerailah baik-baik! Tapi akan jadi sia-sia kalau aku tidak mau dengan kamu yang sukarela menyuguhkan dirimu kepadaku! Sisca, kalau kamu tahu itu, tandatangani saja surat perceraian itu!”

Lima tahun lalu, ia memintaku untuk menandatangani surat perceraian. Ia bilang bahwa kami bisa berpisah baik-baik apabila kami memiliki orang yang benar-benar disukai.

Lima tahun kemudian... Ia memutuskan untuk mengabaikan itu.

Dan sekali lagi memintaku menandatangani surat perceraian.

Jelas-jelas ia selalu memprovokasiku setiap saat, tapi...

Ia yang selalu saja mengungkit perceraian!

Aku tahu aku salah dan aku tahu aku menyakitinya. Tapi ia tidak membalasku seperti ini, tidak seharusnya ia menorehkan luka pada hatiku!

Aku menggigit bibirku dan mengingatkan, “Kamu bilang, kamu memiliki OCD!”

“Ah, apakah itu penting? Ketika kamu tidur dengan Reza lalu tidur denganku, saat itulah OCD-ku sudah sembuh karenamu!”

“Andre, apa kamu benar-benar ingin berpisah denganku dari lubuk hatimu yang paling dalam?”

Ia mengangkat alisnya dan bertanya, “Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda?”

Gerakannya semakin lama semakin kasar dan aku menahan rasa mual dalam hatiku untuk memenuhi keinginannya. Aku mengabaikan lingkungan sekitar dan mengabaikan kenyataan bahwa ini adalah tempat dimana ia baru saja tidur dengan wanita lain.

Ketika Andre Duan mencapai kepuasannya, aku pun muntah parah.

Aku tidak lagi bisa menahannya!

Andre Duan bangkit berdiri dan berpakaian rapi lalu keluar.

Aku berbaring diatas ranjang seperti mayat, hatiku benar-benar putus asa.

Aku melihat kearah luar jendela dengan air mata menggenang, berpikir, kenapa Tuan Duan-ku berubah menjadi seperti ini? Apakah memang aku yang memaksanya?

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu