Because You, My CEO - Bab 21 7 Hari Sebelum Pernikahan (2)

Wajah Andre Duan seketika menjadi muram, dia meletakkan kembali tangannya, dengan senyuman terpaksa dia berkata, "Kenapa seperti anak kecil yang kesakitan sedikit saja menangis? Ini semua salahku, setelah ini oleslah obat, lalu istirahat."

Selesai berbicara, Andre Duan bangkit dan kembali ke kamarnya, aku duduk di sofa beberapa lama, setelah rasa sakit itu berkurang, aku kembali ke kamar.

Aku menggunakan handuk basah untuk membasih badanku, dan juga mengoleskan obat pada lukaku, aku membuka pintu kamar mandi, keluar lalu berbaring di atas kasurku dan istirahat.

Besok aku dan Andre Duan akan mengambil surat nikah.

Besok aku juga akan mengundurkan diri dari pekerjaanku.

Besok aku juga akan mencari pekerjaan yang baru.

Aku memejamkan mataku, dan memasuki kelamnya malam, meskipun hatiku merasa sakit dan sedih tapi aku tetap memaksa diriku untuk tertidur.

Aku yang setengah sadar, merasa ada seseorang yang membuka pintu kamarku, aku membuka mataku dan terlihat Andre Duan yang mengenakan baju tidur berwarna hitam.

Andre Duan berdiri di ambang pintu, tingginya hampir mencapai tingginya pintu, dia melihat aku yang telah terbaring di atas kasur, dan bertanya, "Apa kamu mau tidur bersama?"

Dia bilang tidur bersama, hanya tidur yang begitu sederhana.

Karena dia tau aku baru saja keguguran sehingga tidak boleh berhubungan badan.

Aku hanya menjawab ringan, Andre Duan segera menutup pintu dan naik ke atas kasur, lalu memelukku dalam pelukannya, gerakannya kali ini sangatlah lemah lembut.

Dia memelukku dalam pelukannya, tangannya memegang kepalaku, dengan nada suara yang cuek, dia berkata, "Kamu pernah bertanya padaku beberapa kali, kenapa aku selalu orang yang pertama kali muncul untuk menolongmu, kamu ingin tau jawabannya kah?"

Aku pernah bertanya padanya beberapa kali, tapi dia selalu mengabaikannya.

"Eng, apa jawabannya?" Aku bertanya.

Andre Duan sedikit menundukkan kepalanya mencium dahiku, terasa bibirnya yang dingin membuat tubuhku seketika menjadi kaku,hanya terdengar suaranya yang dingin bagaikan es, menjelaskan padaku, "Selama ini aku selalu mengamatimu, sejak setelah kamu meniduriku, aku mulai mengamatimu bisa atau tidak menjadi istriku, oleh karena itu aku selalu membuntutimu."

Penjelasaannya ini membuat orang merasa setengah percaya setengah curiga.

Tapi ini adalah penjelasan yang terbaik.

Aku menjawab ringan, kemudian sedikit menjauhkan tubuhku darinya.

Sebenarnya dalam hatiku aku merasa gugup dan juga bimbang.

Seluruh isi selimut penuh dengan aromanya.

Aku takut suatu hari nanti aku terbiasa, aku menjadi tidak rela, aku menginginkan yang lebih banyak lagi, aku takut suatu hari nanti aku merasa sangat tidak puas.

Andre Duan mengulurkan tangannya lagi, dan menarik tubuhku kembali, dengan tangannya yang besar itu, dia memegang lenganku, dan berkata, "Jangan bergerak, kalau tidak jangan salahkan aku apabila aku menyakitimu."

Aku diam-diam mengikuti perkataannya dan masuk ke dalam pelukannya, dan tidak berani sembarangan bergerak lagi.

Hari kedua saat aku terbangun aku berada di dalam pelukan Andre Duan, dan jarak kami saat itu juga berulang kali.

Bila dikatakan, ini adalah kali kedua aku tidur seranjang dan sebantal dengannya.

Selain itu, ada sebuah ingatan pertama kali.

Dulu kami minum hingga mabuk, saat tersadarkan diri masih dalam setengah sadar, rasa takut dan berantakan memenuhi semua pikiran.

Aku menatap wajahnya yang tampan, awalnya aku berpikir ingin mengulurkan tangan meraba wajahnya, tapi akhirnya aku dapat menahannya.

Apabila aku merabanya dan dia terbangun, tentu saja aku tidak dapat menjelaskannya.

Dengan perlahan-lahan, aku menarik tubuhku dari pelukannya, tapi tetap saja membangunkannya, dia membuka matanya dan melihatku dalam-dalam.

Dia membalikkan badannya dan melanjutkan tidur.

Setelah aku selesai membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi, terlihat Andre Duan sedang termenung duduk di atas ranjang, dia membuka matanya menatapku beberapa lama.

Aku menundukkan kepala, melihat diriku sendiri, aku tidak salah mengenakan pakaian, pakaianku juga tidak kotor, aku mengulurkan tanganku memegang wajah, dan dengan penuh penasaran, aku bertanya, "Kenapa? Apa ada yang kotor?"

Dia seketika menarik kembali pandangannya, lalu berkata tidak kenapa-kenapa.

Andre Duan pergi meninggalkanku dan kembali ke kamarnya sendiri, tapi aku malah seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu, barusan Andre Duan melihatku seperti bukan melihatku.

Seperti melihat orang lain dalam diriku.

Malah seperti sedang memastikan sesuatu.

Aku pergi ke dapur, memanaskan dua gelas susu dan membuat bubur sederhana dengan tambahan sedikit sayur dan lainnya yang ada di dalam dapur.

Andre Duan masuk ke dalam kamarnya selama 20 menit, saat dia keluar, dia telah berganti pakaian, kini dia mengenakan setelan jas berwarna hitam.

Menikah, sebegitu resmi kah?

Aku diam-diam mengamataminya seketika, kemudian menarik kembali pandanganku, dan berkata, "Sarapan terlebih dahulu, 30 menit lagi kantor sipil baru mulai kerja."

Setelah sarapan, mengendarai mobil menuju kesana, kurang lebih kantor sipil sudah mulai jam kerja.

Andre Duan mendekatiku dan duduk, dia mengulurkan tangannya dan mengambil segelas susu hangat, kemudian menundukkan kepala, dan bertanya, "Surat kependudukan dan lain sebagainya, apakah sudah dipersiapkan?"

Dari proses pernikahan hingga perceraian hanyalah berseling 6 bulan lamanya, aku tentu saja masih ingat dengan jelas, keperluan apa saja yang dibutuhkan ataupun kejadian apa yang pernah aku alami.

Aku menundukkan kepala dan memakan sesuap bubur, kemudian menjawabnya ringan.

Andre Duan terdiam, lalu berkata, "Sisca, kemungkinan, dengan kamu bersamaku, kamu akan mendapatkan sindiran dari orang-orang, tapi kamu tidak perlu takut, ada aku di sampingmu."

Di hadapan saudara dan teman-temanku, dia akan membuat mereka mengubah pikirannya terhadapku, sedangkan sindiran yang dia katakan, hanyalah berasal dari dirinya sendiri.

Menurut pandanganku, aku termasuk murahan di hadapannya.

Menurut pandangannya, dia hanyalah mendapat keuntungan.

Seperti yang dikatakan Alvin Song, aku hanyalah wanita bekas.

Andre Duan memutuskan untuk bersama denganku, Alvin Song pun tidak menyetujuinya, apalagi orang lain?

Andre Duan menanggung beban yang sangat berat.

Bahkan takutnya anggota keluarganya pun masih belum mengetahui.

Tapi semua yang seharusnya terjadi, cepat atau lambat pasti tetap akan terjadi.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu