Because You, My CEO - Bab 15 Hukum Pernikahan Pasal 24 (1)

Suara yang menusuk telingaku itu membuat aku terdiam, aku berbalik dan melihat Elisa Li!

Sungguh menarik, perceraianku dengan Reza, malah Elisa Li yang datang duluan ke kantor pengadilan!

Aku membuang muka dan menarik tangan Andre Duan masuk ke dalam, dia mengikuti di belakang dan berkata: "Reza telah berjanji kepadaku, setelah kalian berdua bercerai dia akan menikahiku.

Elisa Li menertawakan kegagalanku.

Langkah Andre Duan terhenti, aku menarik tangan dia dengan erat, menggelengkan kepala dan berkata: "Tunggu aku telah bercerai baru kita bicarakan."

Andre Duan menatapku tanpa berkata-kata.

Andre Duan bersikap diam menandakan bahwa ia setuju.

Aku dan dia duduk di kursi koridor kantor pengadilan, Elisa Li berdiri di samping dan menelpon tanpa henti, setelah sekitar setengah jam, Reza akhirnya datang dengan terburu-buru.

"Bagaimana kamu bisa disini?" Reza bertanya pada Andre Duan, sembari mengeluarkan surat nikah dan berkata: "Ayo kita masuk."

Nadanya dingin.

Tidak seperti saat awal nikah, yang hangat.

Aku melihat ke arah Andre Duan sedang sedikit merunduk, tidak peduli terakhir kali atau kali ini dia tidak memperdulikan Reza.

Sebenarnya pria seperti ini, hatinya sangat tidak layak, tidak layak sampai ketika engkau melihatnya kastamu akan turun.

Aku terdian, menatap Reza yang berdiri di depanku, aku dengan penuh harapan bertanya: "Reza, apakah kamu benar-benar berharap aku keluar dari rumah?"

Mendengar ini ekspresi wajah Reza tiba-tiba berubah gelap, Elisa Li disampingnya langsung berkata dengan galak: "Kamu wanita ini tidak tau yang baik dan buruk ya? Ingat aku punya sesuatu tentangmu, jangan bermimpi untuk harta apapun, apalagi kau telah selingkuh, jangan berharap hartanya akan jatuh padamu"

Ah, punya sesuatu tentangku? Sesuatu itu telah dimusnahkan oleh Andre Duan, dasar wanita pembohong!

Elisa Li adalah seorang wanita yang tidak bermoral, pada saat di perusahaan aku sudah tau sifat dia seperti ini, jadi sekarang aku tidak berbicara padanya, aku hanya menatap pada Reza.

Melihat pria yang saat ini masih menjadi suamiku.

Wajah Reza agak sedikit ragu, tetapi tidak lama, dia berkata dengan mantap: "Sisca jangan berisik, jangan buat onar."

Brengsek aku yang berisik?!

Dari awal sampai akhir aku tidak berpikir untuk mengganggunya, tetapi dia begitu yakin, dan aku mana mungkin akan membiarkan masalah perceraian ini lewat begitu saja?

Aku bangun dan menarik tangan Andre Duan, dia menatapku dengan tidak mengerti, tatapannya masih terlihat dingin dan menyindir.

Betul, dia menyindirku karena aku masih mengharapkan kasihan dari Reza soal harta; dia menyindirku tanpa disangka masih memberi Reza kesempatan.

"Tuan Duan, ada hal yang harus kita selesaikan." aku menjelaskan.

Elisa Li menahan kita dan berkata: "Apa yang ingin kalian lakukan?"

Andre Duan menatap Elisa Li dengan dingin, Elisa Li betul-betul tidak pintar melihat keadaan.

Tatapan Andre Duan seperti mengancam.

Meski aku melihatnya juga merasa takut, Elisa Li sadar dan diam, aku menarik tangan Andre Duan ke satu pojokan dan berkata: "Reza tidak akan memberiku harta apapun, aku saat ini hanya ingin membuat batasan dengan nya, mendengar kata-katamu untuk bercerai dulu dan mengurus harta nanti, tetapi Tuan Duan, bolehkah aku sekarang meminta kepadamu satu permintaan?"

Andre Duan bertanya: "Ada apa?"

"Tolong engkau tuliskan untukku selembar nota hutang 2 miliar...." Andre Duan menatapku dengan tidak mengerti, aku ingin menjelaskan padanya: "Aku belajar hukum, aku tau aku sekarang semua hutangku akan menjadi kewajiban bersama untuk aku dan Reza, ini adalah satu-satunya cara untuk bisa membuatnya membagi harta itu, apa kamu bisa membantuku?"

Berdasarkan hukum pernikahan pasal 24, semua hutang antara suami dan istri, juga harus ditanggung bersama setelah perceraian.

Sangat jelas Andre Duan mengerti tentang hukum ini, dia bertanya dengan bingung: "Bagaimana kamu bisa membuktikan ini adalah utang kalian suami istri? Sisca orang pintar sepertimu, pastinya tau cara-caranya."

Saat dia menyebut suami istri, aku terdiam.

Aku mengigit bibirku, dan dalam hati tidak tenang berkata: "Rumah atas pernikahan kita ditambah renovasi sekitar 2 miliar, didalam itu 70 persen adalah uang dariku, sampai nanti waktunya aku bisa berkata uang ini adalah uang yang ku pinjam dan akan habis masa tenggaknya, jadi aku meminjam uang padamu, aku tidak tau apakah ini akan berhasil, tetapi Tuan Duan ini adalah satu-satunya cara."

Satu-satunya cara yang dapat mengontrol dia dengan hukum.

Andre Duan mendengar aku, menjulurkan tangan dan mengelus kepalaku dan berkata: "Sisca, aku bilang aku akan merebut kembali hartamu, jadi kamu hanya tinggal mengurus perceraian dengannya."

Andre Duan tidak ingin membiarkanku repot.

"Andre, meski tidak bisa mengontrol dia tetapi ini bisa membuat hatinya tertekan, ini menurutku adalah keuntungan." Aku takut dia tidak setuju, aku tiba-tiba buru-buru berkata: "Uang 2 miliar itu tak perlu kamu berikan padaku, aku hanya perlu engkau menuliskanku sebuah nota hutang."

Saat itu aku tidak terpikir, saat aku meminta nota hutang pada Andre Duan, Reza sudah memberikanku terlebih dahulu.

Reza menggunakan status suami istri, untuk meminjam uang bermiliar-miliar, dia menaruhku dalam jalan buntu.

"Kamu membiarkan orang asing menuliskanmu nota hutang, dan tidak perlu uangnya." Andre Duan berhenti sebentar, ia bertanya: "Sisca, seberapa percayanya kah engkau denganku?"

Nada dia terdengar seperti dia sedang berekspektasi.

Andre Duan menatapku, aku tertawa dan mengeluarkan selembar kertas dan sebuah pulpen: "Pokoknya Tuan Duan, ini adalah cara satu-satunya aku untuk membalas dendam, dan aku hanya bisa percaya padamu."

Andre Duan menghempaslan napas, dia mengambil pulpen itu dan menanda tangani kertas itu, aku tersenyum dan memasukan kertas itu kembali.

Saat baru masuk, Andre Duan seperti ada artinya, dia berkata: "Kemarin malam barang yang sudah disiapkan, hari ini baru minta aku untuk menanda tangan, Sisca kamu tentunya masih ada perasaan dengan suamimu itu."

Betul, Andre Duan benar.

Sebenarnya kalau sifat Reza barusan bisa sedikit hangat, atau nadanya tidak begitu ketus, aku tidak mungkin memperlakukannya seperti ini.

Tetapi dia sudah melewati batasku, sekarang ingin merampas semuanya! Setelah bercerai barulah perang dimulai.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu