Because You, My CEO - Bab 215 Dia Belajar (1)

Tiga anakku adalah pendukung hidupku yang paling kuat, aku tidak perlu sedih lagi, apalagi tanganku mengendalikan seluruh Beijing ... Aku memiliki lebih banyak kekayaan daripada yang lain. Mengapa aku tidak merasa puas?

Apakah semakin kaya maka akan membuatku semakin sombong?!

Kata-kata Seno Sheng membuka dunia baruku dan membuat hatiku seketika menjadi ceria, aku mengatakan dengan penuh rasa syukur, "Hal yang paling membahagiakan dalam hidupku adalah memiliki Seno Sheng sebagai putraku, terima kasih."

Seno Sheng tertawa pelan, "Terima kasih?"

Aku merasa sangat bersyukur, "Terima kasih telah menjadi anakku."

"Bibi, terima kasih sudah menjadi cahayaku, kamu membawaku ke duniamu, dan setelah itu tidak ada yang berani memanggilku anjing lagi."

Isi hati dan pikiranku pun rumit, dan Seno Sheng ternyata masih ingat kalimat ini.

Aku berkata dengan pelan, "Itu semua adalah masa lalu, jadi tidak perlu dipikirkan."

"Bibi, itu adalah kalimat yang ingin aku katakan."

Sejenak, Seno Sheng benar-benar bisa menenangkan diriku.

Saat memasuki villa, aku melihat Sella sedang duduk di sisi meja makan, Rico Xi berdiri di sampingnya sambil memotong steak dengan gunting menjadi potongan-potongan kecil.

Aku sedikit tercengang, Budi pun menghampiriku dan berbisik, "Aku yang baru saja memberitahu Tuan Xi bagaimana cara melayani anak kecil."

Budi benar-benar musuh bebuyutan Rico Xi.

Dia adalah seseorang yang suka bergosip dan serius melakukan sesuatu.

Sebenarnya dengan seperti ini akan membuat Rico Xi semakin baik, bergaul dengan anak kecil dapat membunuh jiwa keras di dirinya dan membuatnya lebih lembut.

Setelah makan malam dan memandikan Sella, aku bermain dengannya sebentar dan menceritakan sebuah kisah, dan akhirnya membujuknya untuk tidur.

Aku memandangi Seno Sheng yang sedang membaca di samping, lalu aku berkata kepadanya, "Kamu harus tidur lebih awal malam ini, dan besok aku akan membawa kamu dan Sella ke pusat kota untuk bermain."

"Baiklah, apakah malam ini bibi tidur dengan Sella?"

"Aku mungkin tidur agak larut, aku takut membangunkannya, jadi lebih baik kamu tidur dengannya, besok aku akan membangun kalian."

"Bibi, selamat malam."

Ketika aku keluar, aku pun menutup pintu dengan hati-hati dan kemudian berjalan ke ruang kerja Rico Xi. Sebelum aku mendekat, aku mendengar nada keraguan Budi dan bertanya, "Mengapa Tuan Xi ingin belajar Bahasa Inggris?"

Rico Xi berkata dengan suara samar, "Aku belum pernah belajar sama sekali, aku menjalani karir dengan kerja keras selangkah demi selangkah. Sekarang aku memiliki karir yang sukses dan banyak waktu, aku berpikir untuk meluangkan waktu mempelajari sesuatu."

Budi tidak percaya dan berkata, "Belajar apa? Apakah Tuan Xi benar-benar ingin mempelajari sesuatu? Bahasa Inggris benar-benar sangat sulit! Aku ingat ketika kita dulu berbisnis dengan orang asing, mereka berbicara dengan begitu cepat, bahkan menggunakan Bahasa Mandarin untuk mengolok-olok kamu tidak bisa Bahasa Inggris, mengolok-olok kamu hanya lulusan sekolah dasar, lalu kamu memarahi mereka dengan sombong, kamu tidak bisa berbicara dalam Bahasa Inggirs yang sulit itu. Mengapa kamu tiba-tiba ingin belajar bahasa Inggris? Bukan karena sesuatu yang lain, kan? Bahasa Inggris benar-benar sulit dipelajari, kita sering menjalani kehidupan yang rumit dijalanan, dan kita tidak pernah menyentuh Bahasa Inggris yang konyol itu. Selain itu, kita bukanlah orang yang suka belajar. "

"Sekarang tidak seperti dulu, kita harus sesuai dengan standar internasional."

Nada suara Rico Xi sangat datar, aku mengerti mengapa dia ingin belajar Bahasa Inggris, karena Rico Xi tidak mengerti saat Sella tadi berbicara dalam Bahasa Inggris

Dia harusnya merasa sangat kesal.

"Ada penerjemah di sini, kamu tidak perlu menyulitkan dirimu sendiri."

Kata-kata Budi terlalu frontal, sehingga membuat Rico Xi berkata dengan dingin, "Aku memberimu waktu tiga detik, pergi dari sini."

Aku mendapati bahwa Rico Xi terlalu santai berbicara dengan teman dekatnya.

"Oke oke oke, aku akan pergi."

Budi membuka pintu dan terkejut melihatku, "Nyonya Xi."

Melalui celah pintu, aku melihat Rico Xi dengan cepat menyembunyikan buku itu, pria yang berhati dingin ini juga sangat kekanak-kanakan melakukan hal-hal ini.

Tetapi entah kenapa membuatku merasa sangat hangat.

Setelah Budi pergi, aku masuk dan duduk di sampingnya, "Sella tadi berkata di mobil, kamu pasti adalah temanku yang paling baik."

"Aku bukan temanmu," Rico Xi menjelaskan dengan nasa suara yang ringan, "kata Delson, kamu tidak akan menganggap teman sebagai pacar cadangan."

Dengan lembut aku menjelaskan, "Tapi kamu bukan pacar cadangan."

"Jelas bukan teman jika melampaui persahabatan."

Kata-kata Rico Xi mengingatkan aku, aku berdiri dan bertanya, "Apakah kamu ingin kopi? Aku akan membuatkan secangkir kopi untukmu, dan aku akan menemanimu untuk belajar bahasa Inggris. Aku punya cara yang baik untuk mengajarimu, caranya sangat sederhana."

Wajah Rico Xi tampak suram, aku melihat sedikit kemerahan di telinganya, dia hanya diam, dan aku pun turun ke bawah membuat kopi untuknya.

Andre Duan suka teh, Rico Xi suka kopi.

Dan meskipun Andre Duan bisa dibilang seorang pria yang acuh tak acuh, namun ada sentuhan kehangatan di dirinya.

Namun, Rico Xi adalah orang yang benar-benar acuh tak acuh.

Ketika aku kembali ke ruang kerja, aku melihat Rico menulis dengan sebuah pensil, aku mendekatinya dan melihat dia menulis kata ‘Nyonya Xi, yang sangat berbahaya.

Aku meletakkan kopi di sisi tangannya dan memuji, "Tulisanmu sangat indah."

Dia menjelaskan dengan lembut, "Benarkah? Aku sudah berlatih secara khusus."

Rico Xi sebenarnya sangat pintar, ia dapat dengan mudah menemukan aturan dengan mengajarinya pengucapan Bahasa Inggris dan kata-kata ejaan.

Aku juga mengajarinya dua tata bahasa pada malam itu.

Pada malam hari, Rico Xi ingin menyentuhku, tangannya selalu diletakkan di dadaku, aku memegang tangannya dan berkata, "Besok aku harus pergi menemani anak-anak."

Tangan Rico Xi terus bergerak, dan napasnya terasa berat di leherku. Karena gerakannya, aku tanpa sadar berteriak, Rico Xi berbalik dan menekanku, ia berkata dengan suara yang suram, "Aku hanya pernah menyentuhmu malam itu sekali, beberapa hari ini kamu terus menolakku. "

"Aku ... tidak bermaksud menolak."

Penjelasanku terlalu lemah, jari-jari dingin Rico Xi mengusap wajahku dengan lembut, lalu memperingatkan, "Kesabaranku ada batasnya."

Dia menggenggam tanganku dan langsung menekanku di bawahnya, suaranya dengan lembut membujuk, "Tidak peduli cara apa yang kamu gunakan, kamu harus membantuku menyelesaikannya."

Telapak tanganku panas, dia menciptakan dua kehangatan yang begitu ekstrem dari jari-jarinya saat menyentuh pipiku, terasa panas dan dingin.

Aku menghela nafas dan tersenyum, "Aku menuruti apa katamu."

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu