Because You, My CEO - Bab 192 Telepon Dari Reza Wu (1)

Sejujurnya, begitu mimpi yang mendesak akan segera ada di depanku, hatiku malah merasa tenang, Andre Duan sudah mempersiapkan kamar Seno Sheng, lalu dia meminta Vino Duan untuk menjaga Sella dan membawaku kembali ke kamarnya.

Kamar Andre Duan ada di lantai atas, tapi untungnya ada lift dalam ruangan di villa ini, dia menyeret koperku dan membawaku ke kamarnya.

Kamar Andre Duan sangat sederhana, ketinggalan jaman, sama seperti deorasi tahun 1980-an, membuat orang memiliki perasaan bernostalgia.

Kamar Andre Duan memiliki dua tempat tidur, satu tempat tidur besar dan satu tempat tidur kecil, dinding di tempat tidur kecil itu adalah poster yang sudah usang, poster tersebut adalah foto beberapa artis terkenal, seperti kakak laki-laki.

Kakak laki-laki yang sudah bunuh diri.

Aku tidak menyangka bahwa Andre Duan juga mengidolakan artis ketika dia kecil.

Andre Duan membuka koper dan mengeluarkan pakaian satu per satu lalu digantung di lemari. Kemudian dia mungkin melihat mataku jatuh di sana, jadi dia menjelaskan kepadaku, "Ini adalah tempat tidur ketika aku kecil, Ibuku pikir tempat tidur ini sangat bermakna, jadi dia tidak bersedia untuk membongkarnya, tapi Vino biasanya suka datang ke tempat tidurku, dua orang tidur bersama membuatku merasa tidak nyaman, jadi aku langsung membeli tempat tidur besar lain dan membiarkan Vino lompat-lompat di atasnya, tapi ... kamu pindah ke kamar ini, nanti Vino jangan berkhayal untuk tidur denganku lagi. "

Aku bertanya denga bingung, "Mengapa?"

Mendengar itu, Andre Duan bertanya dengan malas, "Ada kehidupan antara suami dan istri, lalu kamu bilang mengapa? Aku masih menginginkan seorang anak lagi"

Aku mengingatkan, "Kamu sudah memiliki sepasang putra dan putri."

Andre Duan tersenyum dan bertanya, "Mengapa kamu menolak untuk memiliki banyak anak?"

"Tubuhku sudah tidak mudah lagi untuk hamil," kataku terus terang, "Jadi tidak masalah jika aku berhubungan seks denganmu tanpa kondom."

Andre Duan tercengang dan bertanya, "Apa maksudmu?"

"Seperti yang kamu dengar, sulit bagiku untuk hamil lagi."

"Omong kosong, sulit untuk hamil lagi tetapi bukan tidak mungkin untuk hamil lagi, apalagi aku saat ini juga tidak terburu-buru, kita memiliki waktu seumur hidup."

Andre Duan tertawa dan meletakkan koper di sudut, "Nyonya Duan, sekarang ilmu kedokteran sudah sangat berkembang, jangan meragukan kemampuan mereka."

Aku dengan tegas berkata, "Pokoknya, aku tidak ingin melahirkan lagi, jika kamu benar-benar menginginkan anak lagi, kamu dapat mencari seorang wanita untuk melahirkan anakmu."

“Hmm, apakah kamu yakin kamu mengatakan yang sebenarnya?” Andre Duan melirikku dan bertanya, “Apa yang akan kamu lakukan jika aku benar-benar mencari seorang wanita?”

Aku bertanya sambil tersenyum, "Apa yang bisa aku lakukan? Aku akan mematahkan kakimu atau mencekikmu, atau aku akan bercerai dan pergi membawa dua anak kita, lalu menikahi seorang model dengan wajah tampan dan tubuh yang bagus seperti Silvi, melahirkan satu anak lagi dengan darah campuran, dan nanti kamu akan sangat menyesal. "

Ekspresi Andre Duan pun tampak suram dan berkata dengan marah, "Berani sekali kamu!"

Aku pun merasa kesal dan mengabaikannya, ada meja keja di depan jendela, aku berjalan dan melihat-lihat sebuah buku, itu dalah buku catatan Andre Duan.

Dia dulu seharusnya belajar dengan sangat serius, dia membuat banyak catatan di buku tersebut, dan bahkan menggambar banyak diagram di buku matematika, memecahkan soal persamaan.

Dan tulisan Andre Duan terlihat sangat bagus.

Andre Duan mengambil buku catatan dari tanganku dan meletakkannya di samping, berkata dengan malas, "Meskipun Kamu adalah istriku, namun sangat tidak pantas untuk mengintip buku catatan ini. Bagaimana jika aku memiliki privasi?"

Aku makin merasa kesal dan langsung mengabaikannya.

Andre Duan mengulurkan tangan dan mengetuk dahiku lalu berkata, "Aku akan turun untuk menjaga Sella, kamu istirahat dulu di sini sebentar, oke?"

Aku berkata, "Oke, kamu jaga anak-anak saja."

Rumah Keluarga Duan adalah villa bergaya Eropa klasik yang terlihat seperti kastil dari luar dan memiliki lift dalam ruangan, dan villa ini memiliki tujuh lantai dan sangat membuatku merasa takjub.

Ini adalah warisan dan sumber daya keuangan Keluarga Duan.

Dibandingkan dengan rumah Keluarga Duan, rumah keluarga Shi jauh lebih sederhana, mungkin karena Keluarga Duan memiliki banyak anggota keluarga, sedangkan keluarga Shi sepi karena hanya ada beberapa orang saja, jadi Kakek dan Rizky Shi tidak punya keinginan untuk membesarkan rumah.

Ketika Andre Duan keluar, aku berbaring di ranjangnya yang lama, menguburkan diri di dalam bantalnya dan menghirup aroma bantal begitu dalam.

Aku merasakan aroma masa mudanya.

Aku sedikit penasarana bagaimana rupa Andre Duan ketika dia masih muda, pria yang luar biasa ini pasti dikejar oleh banyak gadis ketika dia masih remaja, dia adalah dewa laki-laki di benak banyak gadis.

Ketika aku berimajinasi Andre Duan yang dulu, ponselku pun berdering mendapat panggilan telepon dari nomor asing, nomor itu berasal kota tempat aku dulu tinggal, dan aku diam-diam berpikir bahwa itu pasti bukan nomor Christin Chen.

Christin Chen mengganti nomor telepon begitu dia tiba di Beijing dua tahun yang lalu, sekarang dia selalu menggunakan nomor Beijing, dan dia biasanya meneleponku tidak pernah menggunakan nomor asing.

Jadi siapakah itu?

Marry Wu? Sepertinya tidak mungkin.

Meskipun nomor Marry Wu telah dihapus, tapi dalam bayanganku sama sekali bukan nomor ini, aku pun mengangkat panggilan telepon tersebut dalam keraguan.

Aku bertanya dengan bingung, "Kamu siapa?"

Dia berkata dengan gelusah, "Aku adalah Reza, Sisca."

Aku sekarang dapat menghadapi Reza Wu dengan tenang, seolah-olah semua yang pernah terjadi sudah hilang, dalam hal apapun, aku dan Reza Wu dan aku telah menjadi masa lalu, dia adalah noda hidupku.

"Ya, apakah mencariku karena ada sesuatu?"

Jika dia dengan sungguh-sungguh memintaku memberinya uang untuk membayar biaya obat dan menolong dirinya, aku akan segera menutup telepon.

"Ya, ada sesuatu." Reza Wu berkata dengan suara yang lemah, "Ibuku meneleponmu beberapa waktu yang lalu, kan? Maaf, aku baru tahu tentang itu sekarang, dia tidak sengaja mengatakannya."

Aku bertanya dengan samar, "Oh, lalu?"

“Maaf, Sisca.” Reza Wu tiba-tiba menangis dengan sedih, dia pun bergumam, “Aku minta maaf kepadamu tentang perlakuanku yang dulu, akulah yang mengkhianatimu seperti sampah dan bahkan mengugurkan anakmu, tetapi sekarang kamu berhasil menyingkirkan aku, apalagi kita sudah empat tahun berpisah, aku tidak membiarkanmu berhenti ... Ibuku menelepon dibelakangku untuk mengancammu, maaf ... Sisca, aku tidak akan membiarkan ibuku mengganggumu lagi ke depannya. "

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu