Because You, My CEO - Bab 237 Pergi Untuk Menjenguknya (1)

“Tuan Fu telah pulang ke tentara.” Tono Ruan menjelaskan dengan nada pelan “Saat Direktur Shi di perjalanan tadi, Tuan Fu telah kembali ke sana.”

“Tono Ruan, tolong bantu aku mengambil cicin di apartemen Andre Duan.”

Cincin yang di pakai Andre Duan saat ia melamar ku dulu, di saat aku menandatangani surat perceraian aku meninggalkan cincin itu di apartemennya.

Cincin itu mengandung banyak arti yang sangat ironis, tetapi saat ini aku sangat merindukannya, saat ia siuman nanti aku akan menukarkan cincin tersebut ke tangannya, menukarkan ke tangannya untuk apa? Agar aku dan juga Andre selamanya tidak akan ada masa depan lagi,

Aku tidak dapat menghianati Rico Xi.

Sebenarnya tahun ini telah terjadi banyak hal, Andre Duan telah mengalami banyak hal yang menyedihkan, semua siksaan yang pernah aku rasakan, semua karma telah berbalik kearahnya, ia telah merasakan banyak kekecewaan sebanyak luka yang pernah aku rasakan.

Di saat Keluarga Duan belum meninggalkan tempat, Seno duduk di mobil Doni Chen untuk menemani ku di rumah sakit, Doni Chen menemani ku sesaat dan menyampaikan beberapa kata lalu pergi.

Sebelum meninggalkan tempat ia berkata “Malam nanti adalah pesta ulang tahun Steven Xiao, kalau memang kamu tidak ada waktu, aku akan membantu mu membawa hadiahnya ke sana.”

Aku menggelengkan kepala kemudian berkata “Jangan khawatir, kamu cukup membantu ku untuk menjaga Vino dan Sella saja sudah cukup, malam nanti aku dan Seno akan pergi kesana.”

Setelah Doni Chen pergi, aku menyandarkan kepala ku diatas bahu Seno dan berkata “Adik-adik mu belum mengetahui hal yang terjadi menimpah ayah mu.”

“Tunggu sebentar lagi, aku takut mereka khawatir.”

Seno mengulurkan tangannya dan meraih pundakku, dengan pelan ia berkata “Bibi, aku tau hati mu sekarang sangat sedih, tetapi semuanya pasti akan baik-baik saja.”

“Seno, aku tau.” Aku menahan rasa khawatir di dalam hati ku, lalu berkata kepadannya “Ada suatu hal yang perlu aku sampaikan kepadamu, tetapi semuanya tergantung pada pendapat mu.”

Seno bertanya “Em, hal apa?”

“Paman Xi berkata ia ingin mengadopsi mu.” Aku meraih dan menggenggam tangannya, lalu menjelasakan kepadanya “Paman Xi tidak memiliki anak, ia ingin menyerahkan Keluarga Xi kepadamu.”

Seno sedikit ragu “Menyerahkannya kepadaku?”

“Em, Paman Xi ingin mengadopsi seorang anak, dan sekarang hubungan antara aku dan juga dia terbilang baik, jadi dia ingin mengasuh mu.”

“Bibi, kamu ingin aku meneruskan seluruh kekayaannya?”

Perkataan Seno sangatlah mengenai sasaran, aku tertegun lalu berkata “Paman Xi ingin memberikannya kepada mu, dia tidak memiliki anak, dia ingin mengasuh mu bersama dengan bibi.”

“Aku akan mendengarkan mu, Bibi boleh memutuskannya.”

Setelah Seno mengatakan hal tersebut, ia lalu berkata kembali dengan lembut “Sebenarnya aku tidak ada obsesi sama sekali terhadap hal ini, tetapi aku juga mengerti niat baik dari Bibi dan juga Paman Xi, apalagi...... aku menyetujuinya untuk menjadi anak asuh Paman Xi.”

“Seno, aku melakukan semuanya demi masa depan mu, demikian juga dengan Paman Xi, seandainya kamu tidak setuju, tentu saja aku tidak akan memaksa mu.”

“Bibi, aku bukannya tidak setuju.” Seno memeluk erat bahu ku, dengan suara parau berkata “Aku mengerti maksud baik Paman Xi...... tenang saja, Paman Duan pasti akan siuman, apalagi dia sangat mencintai Bibi.”

Mata ku memerah, lalu berkata “Terimakasih, Seno.”

Semakin mendekati malam, hati ku terasa semakin tidak tenang, Seno pergi ke supermarket di dekat sini untuk membelikan aku dua bungkus roti dan juga satu botol susu lalu berkata berkata “Menunggu seperti ini juga bukan suatu hal yang baik, Bibi harus makan terlebih dahulu.”

“Seno, apakah menurutmu dia dapat siuman?”

Aku mengambil susu meneguknya kemudian berkata “Aku sangat takut.”

Hati ku sangat ketakutan, perasaan takut karena hidup dan mati dapat segamblang itu di tentukan di tangan seseorang, Seno mengatakan dengan tanpa ragu “Paman Duan pasti akan siuman.”

Aku tiba-tiba berkata “Ayo jalan, kita akan mengganti pakaian.”

“Pakaian? Apakah Bibi akan datang ke acara ulang tahun Steven?”

“Aku telah berjanji kepadanya, jadi aku tidak akan mengingkari janji ku.” Aku beranjak meraih lengannya lalu berkata “Kita pergi kesana untuk menunjukkan wajah sebentar, lalu baru pergi untuk menunggu Andre kembali.”

Aku dan Seno pergi ke Toko Keluarga Shi untuk mengganti pakaian, setelah ahli makeup membantu ku untuk berdandan, kemudian kita menuju ke Villa Keluarga Shi.

Steven Xiao merayakan ulang tahunnya yang ke empat di rumah Keluarga Shi, aku dan Seno melihat pesta tersebut sangatlah ramai, Rizky Shi mengundang banyak sekali orang, tampaknya Rizky Shi ingin memberitahu semua orang bahwa ia memiliki seorang anak.

Dan juga, ini adalah satu-satunya pesta ulang tahun terbesar yang di buat oleh Rizky Shi untuk Steven Xiao, ia telah menghabiskan banyak pikiran dan tenga.

Di tambah dengan adanya Silvi Xiao, ia ingin memamerkan kemesraan diantara mereka berdua.

Silvi Xiao akhirnya menerima Rizky Shi untuk kembali bersama-sama, tidak ada alasan khusus, hanya saja Rizky Shi adalah ayah dari anaknya, dan karena dia juga mencintainya, karena cintalah akhirya ia memaafkan semua perbuatan Rizky Shi.

Hanya dirimu sendirilah yang dapat merasakan sebuah rasa.

Aku tau, ia selamanya tidak akan dapat melupakan Richie Field.

Rasa bersalahnya akan terus menghantuinya siang dan malam, terlebih lagi aku mendengar dari Rizky Shi, penyakit depresinya tidak ada perubahan kearah yang lebih baik.

Karena itu, Rizky Shi telah memanggil beberapa pikisiater.

Setiap bulan mereka akan bertanya dan berkomunikasi bersama Silvi Xiao.

Saat memasukki ruangan Vino langsung melihat ku, ia menggandeng tangan Sella kemudian berjalan menghampiri ku lalu bertanya “Ibu, apakah ayah akan kemari?”

“Ayah ada kerjaan, mungkin dia tidak akan datang.” Kataku.

Vino memakai sebuah setelan jas, dia terlihat sangat tampan, sama tampannya seperti Seno, dan Sella memakai sebuah gaun bewarna putih.

Aku tau, perancangnya adalah Sandra Shi.

Kakakku dapat diam-diam merancang baju untuk anak-anak.

Aku berlutut kemudian meraih wajah Sella, lalu bertanya “Dimana kakak Steven? Kenapa kamu tidak menemaninya bermain?”

“Kak Steven ada di kamar dan sedang bermain dengan teman-teman yang lain.” Sella mengulurkan tangannya kemudian meraih tangan Seno lalu berkata “Kak Steven tidak bermain bersama Sella, tetapi tidak apa, Sella ada kakak dan juga kak Seno.”

“Kak Steven hanyalah anak-anak, kamu tidak boleh marah dengan kak Steven, apa lagi hari ini adalah hari ulang tahun kak Steven.”

“Aku tau, aku juga telah memberikannya sebuah hadiah.”

Aku tersenyum dan bertanya “Kamu memberikannya hadiah apa?”

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu