Because You, My CEO - Bab 67 Suasana Hati Andre Duan Buruk (1)

Sementara di dalam mobil, Vino Duan duduk di belakang dan bertanya dengan semangat, "Bibi Sisca, apakah aku sangat tampan? Apakah aku tinggi?"

Vino Duan adalah seorang bocah lelaki yang sangat tampan, ia berdandan dengan sangat fashionable dan stylish, selain itu ia juga sangat putih, sehingga wajah kecilnya terlihat sangat sempurna, seperti boneka cantik yang rapuh.

Aku menatap wajahnya cukup lama, lalu memujinya "sangat tampan."

Tapi anak berusia lima tahun badannya bisa setinggi apa?!!

Dia tersenyum riang, "Baguslah jika Bibi Sisca suka."

Perkataannya tersebut membuat orang merasa senang hingga tak bisa dijelaskan.

Aku melihat kedua matanya kemudian menolehkan kepala untuk melihat kedua mata Andre Duan, mereka terlihat sama-sama murah hati dan keren.

Dan keduanya memiliki bulu mata yang panjang, dan aku pun berseru, "Matamu dan Andre sangat mirip, sangat cantik."

"Benarkah? Tapi menurutuku mata Andre tidak sebagus mataku." Vino Duan mengulurkan tangan dan menyentuh matanya, berkata secara narsis.

Aku tersenyum, Vino Duan sangat menarik.

Ketika kembali ke Perumahan Shore, Andre Duan menggendong dia di lengannya, aku berjalan di belakangnya dan melihat sosoknya yang lebar menutupi seluruh tubuh Vino Duan, pada saat itu aku merasa sangat hangat.

Jika Andre Duan nanti memiliki anak, maka dia pasti akan menjadi seorang ayah yang baik.

Setelah sampai di rumah, aku mulai memasak untuk makan malam. Andre Duan menurunkan anak itu lalu berjalan ke dapur dan bertanya dengan bingung, "Di mana bibi yang memasak?"

"Sekarang baru hari kelima tahun baru, dia lusa baru akan masuk bekerja." Aku bertanya dengan santai sambil memotong sayur, "Kamu ingin makan apa malam ini?"

Andre Duan menurunkan bibirnya ke telingaku dan berkata dengan lembut, "Apa katamu? Aku ingin memakanmu, Nyonya Duan."

Aku tersipu malu, memalingkan kepala dan memelototinya, lalu aku memperingatkannya, "Sekarang di dalam rumah ada satu orang anak kecil, jangan berbicara dan bertingkah yang tidak penting."

“Lagipula dia tidak mendengarnya.” Andre Duan menyilangkan tangan di dadanya dengan acuh tak acuh, kepalanya sedikit diturunkan untuk mengingatkannya, “Vino suka makan udang.”

"Apakah ada udang di rumah?"

Aku berbalik untuk membuka kulkas, ternyata masih ada udang.

Andre Duan berjalan keluar dari dapur, dan aku mendengarnya berkata kepada Vino Duan dengan samar, "Jika kamu ingin tinggal di sini denganku, kamu harus ingat untuk sering membantu bibi keterbelakangan mentalmu itu."

Aku "..." Apakah aku bisa menutup mulutnya?

Begitu dia selesai berbicara, Vino Duan berlari ke dapur dan bertanya, "Bibi Sisca, apakah ada yang bisa aku kerjakan?"

Vino Duan adalah anak yang baik, setidaknya dia tidak memanggilku bibi keterbelakangan mental.

Aku menyerahkan bawang putih kepadanya, "Kamu bawa ini dan kupas bawang putih sambil menonton TV dengan Andre, kamu bilang kepada dia bahwa Bibi Sisca menyuruh dia untuk mengupasnya."

“Oh, baiklah.” Vino Duan pergi dengan semangkuk bawang putih di tangannya, setelah lima menit sibuk di dapur, aku menoleh dan menatap ruang tamu.

Vino Duan duduk di samping Andre Duan dengan kepala tertunduk dan mengupas bawang putih dengan serius, sementara Andre Duan bersandar malas di sofa dan baru mengupas satu buah bawang putih.

Pria itu sedang mencoba menghindari tanggung jawab dengan mengambil keuntungan!

Tapi ... jari pria itu sangat indah, terlihat ramping, cantik dan putih, bisa digenggam di telapak dan dimainkan cukup tangan lama.

Aku tertegun selama dua menit sebelum mendapati diriku berpikir kacau oleh sosok lelaki itu, saat aku hendak mengalihkan pandanganku, Andre Duan tiba-tiba memandang ke arahku, dan menatapku dengan tatapan lucu, lalu aku tertegun, lalu meliriknya.

Setelah sibuk memasak cukup lama, akhirnya hidangan makan malam telah selesai dimasak, ketika hidangan disajikan, Andre Duan bertanya dengan bingung, "Mengapa kamu menghabiskan waktu yang lama untuk memasak?"

Aku mengambil celemek dan menjelaskan, "Keponakanmu telah datang ke sini dengan tidak mudah, dan dia menyembunyikan diri secara diam-diam darimu dengan menyembunyikan risiko besar, dan aku harus memasak makanan yang lezat sebagai hadiah untuknya."

“Keponakanku?” Andre Duan mengerutkan kening, lalu mengulurkan tangannya dan menggosok kepalaku, “Kemampuan imajinasimu benar-benar kaya.”

"Kenapa? Apakah bukan seperti itu?"

Ayah Vino Duan adalah Dion Duan, Dion Duan sepertinya adalah kakak atau adiknya, jadi bukankah dia adalah keponakannya?

Andre Duan mengabaikanku dia langusng duduk dan makan, setelah makan malam, Andre Duan pergi untuk mencuci piring, aku pun segera menolak untuk berkata, "Kamu temani anak itu saja."

“Bibi tidak kerja,” Andre Duan menjelaskan, “Suami istri bekerja sama untuk bertanggung jawab atas kehidupan tugas rumah tangga, karena kamu sudah memasak, maka aku yang akan mencuci piring.”

"Hmm ..."

Mengapa pada siang hari dia tidak begitu perhatian?!

Meskipun aku bingung, tapi aku bisa bersantai dengan perasaan senang.

Aku kembali ke kamarku dan mengganti seprai baru, lalu pergi ke kamar Andre Duan juga untuk mengganti seprai baru, aku memeluk seprai yang sudah diganti di lenganku dan bertanya pada Vino Duan yang terus mengikutiku, "Apakah malam ini kamu mau tidur dengan Andre? "

Setelah dia mendengarkan pertanyaanku, Vino Duan menggelengkan kepalanya dengan sedih, "Andre baru saja memperingatkan aku, jika aku ingin tidur denganmu atau tidur denganya, besok aku akan segera diterbangkan ke Beijing, bukankah dia menindas seorang anak kecil?"

Aku "..."

Andre Duan terlalu kekanak-kanakan, cemburu dengan seorang anak kecil!

Aku meletakkan seprai d dalami mesin cuci dan berbalik, lalu berjongkok di samping Vino Duan dan berkata, "Tidak apa-apa, di rumah ini hanya bisa tidur di dua kamar, sebentar lagi aku akan mengusir Andre keluar dari kamarku, dia tidak ada cara lain dan hanya bisa tidur bersamamu."

Wajah sedih Vino Duan tiba-tiba menjadi ceria, ketika pukul sembilan aku menyadari bahwa usulan ini hanyalah sebuah pengandaian.

Karena Vino Duan sudah tidur pada pukul delapan seperti babi mati, jadi maksud Andre Duan dia dipersiapkan untuk tidur di kamar itu.

Andre Duan menutup pintu dengan pelan, kemudian dia datang dan duduk di sampingku, berkata, "Aku sama sekali tidak merencanakan dia datang ke sini, tetapi hasilnya Raisa yang membawanya."

Aku tahu Andre Duan tidak ingin dia berkeliaran.

"Karena anak itu ingin bermain, jadi dia mengikuti kata hatinya, apalagi kamu sebagai pamannya, bahkan tidak bisa menolak keinginan kecil ini?"

Mata Andre Duan tampak suram, dan dia langsung bertanya kepada aku, "Kamu tidak takut direpotkan?"

Aku bingung, "Kerepotan apa yang aku takutkan?"

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu