Because You, My CEO - Bab 13 Kamu Adalah Wanita Milikku

Dia menggelengkan kepalanya dan menunjuk ke kamar sebelah berkata: "Masuk dan mandi, hati-hati jangan sampai kena lukamu sendiri."

Aku merunduk melihat diriku sendiri, pagi ini ditendang oleh Reza dan pastinya tubuhku terluka.

Aku bangun dan masuk, Andre Duan berkata: "Nyalakan penghangatnya, jangan sakit lagi."

Cara bicara dia sangat sulit untuk dibilang perhatian.

"Ya."

......

Aku tidak mengganti baju baru, aku hanya mengenakan jubah handuk keluar dari kamar mandi, dan Andre Duan hanya merunduk membaca buku,

Ketika dia membalik halaman di buku itu, sangat diam.

Andre Duan telah mengganti jubah handuknya, rambutnya yang hitam dan basah, dan dia menggulung lengan bajunya, memperlihatkan lengannya yang kuat.

Seperti mendengar suatu gerakan, dia menatapku.

"Kemarilah."

Dia melambaikan tangannya padaku, langkahku berhenti sejenak dan tetap duduk disampingnya.

Andre Duan menutup buku berkata: "Sisca, setiap kali aku melihatmu selalu ada di saat susah, kamu tidak boleh kemana-mana.

Ya betul, aku tidak boleh kemana-mana.

Apalagi entah kena keberuntungan apa, setiap kali aku bermasalah dia pasti menjadi orang pertama yang berada di sisiku.

Pertama kali aku disakiti oleh Elisa Li, orang pertama yang kutemui dari bar adalah dia, yang kutiduri juga dia.

Kedua kali bertemu, Reza memukuliku tanpa ampun, dan saat itu Andre Duan juga yang menopangku.

Ketiga kali bertemu, adalah pertama kalinya aku memergoki Reza dan Elisa Li bersetubuh, mereka telah mengahncurkan rasa hormatku kepada mereka.

Keempat kali bertemu, aku dipaksa untuk aborsi dan dia tetap ada untukku, sampai sekarang pun aku tidak tau bagaimana dia bisa tau aku sedang bermasalah.

Kelima kali bertemu, dia melepaskan ku dari kantor polisi.

Dihitung beberapa kali, tidak ada awal yang baik.

Aku khawatir berkata: "Akhir-akhir ini aku sangat sial, mataku kayaknya buta sampai bisa mendapatkan Reza pria ini."

Dia menjawal: "Ya, matamu memang buta."

Kemudian, kami terdiam.

Aku ragu-ragu berkata: "Dia telah mengambil fotoku."

Tangan Andre Duan berhenti sejenak, unjung jarinya mengetuk buku yang barusan dibacanya, buku itu adalah sebuah majalah inggris.

"Aku tau." Andre Duan berkata dengan dingin, seperti puncak gunung es, membuat orang kedinginan dan tidak tahan.

Andre Duan adalah seorang laki-laki yang sangat dingin, tetapi sesekali dia sangat hidup, mungkin hatinya sedang ada masalah.

Jurusanku saat kuliah adalah Psikologi Investigasi Kriminal, aku bisa membaca raut wajah dan kata-kata orang.

Tetapi aku sungguh kabur saat membaca ekspresi dia.

Dia sungguh pandai dalam menyembunyikan dirinya, memberi orang-orang kesan misterius, sampai bisa memukau orang.

Aku tidak bisa membacanya sedikit pun.

Aku berkata dengan khawatir: "Aku takut dia akan membawa itu besok untuk mengancamku."

Aku merunduk, dan hatiku merasa tidak enak.

Ini adalah hal yang sangat memalukan, tetapi aku hanya bisa memohon kepada Andre Duan.

Mendengarku, Andre Duan mengangkat alisnya menatapku, tatapannya tetap dingin dan berkata: "Dia tidak berani mengancammu."

Dia berkata dengan yakin.

Aku terkejut: "Hm?"

"Kamu pikir aku akan membiarkannya mengancammu?" Andre Duan tertawa: "Sisca, kamu adalah wanita milikku, semua bahaya yang menimpa dirimu akan kutanggung, jadi kamu tidak perlu khawatir."

Aku bingung dan bertanya padanya: "Apa yang telah kamu lakukan?"

Sebenarnya aku sangat tersentuh oleh kata-kata Andre Duan, ditolong oleh pria seperti ini membuat hatiku tersentuh, tetapi aku tau aku harus menahan diri.

Kata demi kata diucapkan oleh Andre.

Jika aku menganggap hubungan ini serius, matilah aku!

"Menurutmu bagaimana?" Andre Duan melempar buku itu ke dadaku dan berkata: "Jika ia berani mengganggu batas daerahku, dia akan menanggung besar!"

"Bagaimana dengan foto-foto itu?" Aku ingin memastikan Reza sebenarnya mengambil apa, apakah itu foto atau video...

"Kemarin sudah kubuang ke laut." Andre Duan balik bertanya: "Apakah kamu berpikir bahwa aku akan menyimpan itu untuk ku nikmati?"

Kemarin malam... Andre Duan telah menyelesaikan masalah yang merepotkan, tetapi hari ini Reza tidak mengancam ku di kantor polisi.

Dia melihatnya ?! Dasar tidak tau malu!

"Weh..." aku merunduk dan tidak yakin bertanya: "Kamu tidak lihat?"

Aku takut dia melihat hal yang tidak senonoh.

Andre Duan menjulurkan tangannya dan memelukku, telapak tangannya yang besar memeluk kepalaku, dan jari-jarinya memegang daguku, tatapannya dalam menatapku... dengan sangat konsentrasi.

Sangat lama kemudian, dia bertanya: "Apa yang kamu harapkan ku lihat?"

"Aku..."

Aku berharap dia tidak melihat apa-apa.

Andre Duan tertawa dan merunduk, bibirnya dan bibirku jarangnya tidak sampai 1 senti, aku melotot kepadanya.

Hatiku sangat gugup, tetapi diam-diam mengharapkan sesuatu.

"Orangnya sudah ada didepanku, aku juga sudah pernah melihatnya tanpa baju, kamu pikir aku akan melihat hal itu untuk membuatku sendiri gelisah?"

Andre Duan merunduk dan mencium bibirku, ujung bibirnya tersenyum berkata: "Sisca, apakah kamu sudah menyukai diriku?"

Mendengar ini aku langsung panik dan mundur, menjulurkan tangan dan mengusap bibirku, dan menahan kepanikan hatiku, aku berpura-pura seperti tidak ada apa-apa berkata: "Tuan Andre tampangnya tampan, jika aku terpukau adalah hal yang sangat normal, seperti laki-laki yang suka pada wanita cantik, meski kalau sudah suka bisa menyimpan dalam hatii."

Apa yang sedang kujelaskan?

"Jadi maksudmu kamu tidak menyimpanku dalam hati?"

Kenapa Andre Duan hanya menanyakan kalimat ini?

Aku menggeleng, dan dia tidak bertanya lagi.

Dan juga setelah beberapa lama aku baru tau Andre Duan telah berbohong hari ini, dia telah melihat foto-foto itu, dan dia juga tidak membuang foto-foto itu.

Tetapi akhirnya, aku juga tidak tau keberadaan foto itu dimana.

Meski Andre Duan ingin aku menjadi wanita dia, tetapi dia tidak berencana untuk tidur denganku, dan dia memberikanku kamar disampingnya: "Tidur agak cepat, besok mau ke pengadilan."

Tetapi ada sedikit perasaan tidak sabar ingin aku bercerai.

Aku berkata ya, dan berjalan sampai pintu aku tidak tahan tapi menoleh pada pria yang berdiri di ruang tamu.

Chandelier yang cantik memantulkan cahaya, dan cahaya itu jatuh pada tubuhnya, seperti angin di musim semi.

Sepasang tangannya dimasukkan dalam kantongnya dan menatapku, aku tiba-tiba bertanya: "Andre, berapa tinggimu?"

Kenapa aku melihatnya begitu besar?

"193 cm, lebih tinggi darimu 25 cm." Perasaan Andre Duan senang berkata dengan sabar: "Apa lagi yang ingin kamu tau?"

Betul, aku 168 cm.

"Bagaimana kamu tau.." Aku menggeleng: "Malam."

Aku awalnya ingin bertanya, dia bagaiamana bisa tau tinggi badanku, tetapi setelah ku pikir tidak ada artinya juga bertanya itu.

Paling aku hanya akan meresahkan diriku sendiri.

Aku melepaskan jubah handukku dana mengoleskan obat pada lukaku, melihat luka di tubuhku yang besar kecil, aku terpikir.

Aku harap kelak semuanya akan berjalan dengan lancar.

Setelah tertidur 1 jam, bunyi ponselku membuatku terbangun.

Aku dengan setengah sadar mengambil ponselku, melihat nomor dan merasas pusing, aku mengangkat dan berkata: "Nenek Gu, ada apa?"

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu