Because You, My CEO - Bab 193 Pulang Ke Rumah Keluarga Duan Dengan Memanjant Dinding (2)

Dia dengan tegas berkata, "Untuk saat ini sepertinya tidak, aku takut pada Rizky."

Tekad Silvi Xiao sudah sedemikian rupa, aku mengubah topik pembicaraan dan berbicara dengannya tentang hal lain, kemudian Doni Chen dan Ester Bo kembali ke kursi.

Sulit bagi kami untuk berkumpul seperti ini, jadi kami tidak berhenti minum, semua orang minum hingga mabuk kecuali Silvi Xiao yang sedang hamil.

Hendy Chen tiba di bar untuk menjemput Doni Chen dan Ester Bo pulang, dan aku juga mengikuti Tono Ruan untuk pergi, Silvi Xiao ....... ada Rizky Shi yang menunggu di depan pintu.

Dia masih memiliki ingatan, jadi aku tidak perlu menjaganya.

Dalam perjalanan kembali ke rumah Keluarga Duan, Tono Ruan memberhentikan mobil dan membuat aku muntah beberapa kali, aku berbaring di dalam pelukannya dan bertanya, "Apakah ada air?"

Tono Ruan memberiku sebotol air, aku meminum dua teguk dengan duduk di tanah, lalu bertanya dalam keadaan kacau, "Bagaimana keadaan Reza sekarang? Bagaimana dengan pengacara Rizka? Apa yang sedang dilakukan Delson akhir-akhir ini?"

Tono Ruan bertanya dengan bingung, "Direktur Shi, mengapa kamu harus mengkhawatirkan beberapa masalah itu?"

Aku kembali ke mobil dan Tono Ruan menyerahkan ponselku, lalu berkata, "Direktur Shi, Tuan Su meneleponmu."

Aku mengambil ponselku dan meletakkannya di telingaku, aku bertanya, "Apakah ada sesuatu hal?"

"Sisca, aku akan kembali ke Nanjing besok."

“Oh, apakah ada sesuatu hal yang lain?” Tanyaku lagi.

Delson Su memberiku perhatian dan bertanya, "Mengapa suaramu serak?"

Aku menjelaskan, "Aku minum sedikit anggur, lalu aku muntah begitu banyak."

"Oh, aku besok akan kembali ke Nanjing, apakah kamu mau pergi?"

Aku bergumam, "Apa yang aku lakukan jika aku pergi?"

"Lusa adalah hari kematian Desta."

Aku pun tercengang, cukup lama akhirnya aku menjawab ‘oh’.

Ketika aku kembali ke rumah Keluarga Duan, aku melihat bahwa pagar sudah ditutup. Aku meminta Tono Ruan untuk mengendarai mobil ke sudut dinding, dan aku berencana untuk masuk dengan cara memanjat dinding.

Tono Ruan menginstruksikan seseorang untuk mengendarai mobil ke sudut dinding, kemudian mengingatkan aku, "Direktur Shi, kamu dapat masuk jika kamu menelepon Tuan Duan."

"Mereka sudah tutup pintu!" Aku menggelengkan kepala. "Aku akan memanjat tembok."

Tono Ruan tidak berdaya, dia menginstruksikan kedua pengawal itu untuk masuk terlebih dahulu, dan menangkap aku di bawah, kemudian aku pun melompat dan jatuh di pelukan pengawal, kemudian aku berbaring di rumput dan berkata, "Kalian pergi saja, pulang dan istirahatlah lebih awal."

Setelah Tono Ruan dan mereka pergi, aku berbaring di rumput dan tidur. Setelah sepuluh menit, aku menelepon Andre Duan dengan dingin.

Ketika Andre Duan mengangkat telepon, aku berkata dengan manja, "Suamiku, aku sekarang di dekat dinding, tolong datang ke sini untuk menggendongku kembali ke kamar."

"Benda rusak, tunggu aku."

Andre Duan memarahiku dan menutup telepon.

Ketika Andre Duan tiba, aku merasa sedih dan berkata sambil menangis, "Suamiku, aku merasa sangat sedih, aku tidak tahu harus berbuat apa."

Andre Duan menggendongku secara horizontal dan bertanya dengan lembut, "Apa yang kamu sedihkan?"

"Reza! Salahkan Reza si brengsek itu!"

Andre Duan menarik napas dan bertanya, "Apa yang terjadi dengannya?"

Aku bersandar di lengannya dan mencerkam bajunya, lalu berkata, "Reza menderita kanker, tetapi hanya aku yang bisa menyelamatkannya, jadi aku harus bagaimana?"

Andre Duan dengan tegas berkata, "Kita tidak akan menyelamatkannya, hidup dan mati ada di tangan Tuhan."

"Tapi dia ... jika aku menderita kanker nanti, Reza akan menjadi orang yang bisa menyelamatkan hidupku, karena sumsum tulangku dan dia cocok."

Andre Duan bertanya dengan lembut, "Apakah benar seperti itu?"

"Ya, dan sekarang keadaan dia semakin membaik."

“Kalau begitu kita akan menyelamatkannya.” Andre Duan menggendongku masuk ke dalam lift dan berkata, “Selamatkan dia, kalau-kalau akan terjadi padamu nanti.”

Andre Duan bertanya lagi, "Mengapa kamu begitu mabuk seperti ini?"

Aku bergumam, "Kita semua mabuk."

Dia bertanya, "Apakah kamu merasa tidak nyaman?"

Aku berkata dengan tidak nyaman, "Ya, kamu tidak membiarkan pintu itu terbuka untukku, aku pulang dengan memanjat tembok, aku sangat marah."

"Sayang, besok aku akan memberitahu pengurus rumah tangga untuk memberimu kunci."

Aku mengabaikannya, Andre Duan membujukku dan mengatakan, "Istriku, saat tadi kamu meneleponku, kamu memanggilku dengan sebutan apa?"

Aku berkata dengan samar, "Suamiku."

Dia bertanya lagi, "Apakah kamu mencintainya?"

"Cinta, aku cinta gila kepadanya," kataku.

"Aku juga, aku cinta gila kepadanya."

Andre Duan membawaku ke kamar dan meletakkan aku di tempat tidur, dia pergi ke kamar mandi selama dua menit dan kemudian membawa sebuah baskom dan meletakkannya di samping tempat tidur.

Dia menanggalkan pakaianku dan membersihkan tubuhku dengan handuk panas. Aku bergumam, "Apakah kamu bisa memijat tubuhku?"

Andre Duan menjawab ‘baiklah’ dengan lembut, dia melepaskan sepatu hak tinggiku dan menyingkirkannya, kemudian dia pergi ke tempat tidur dan membalikkan tubuhku lalu memijatku, kekuatan tangannya pas sehingga membuatku sangat nyaman.

Akhir yang nyaman hingga membuatku berteriak, Andre Duan menahannya sebentar dan kemudian langsung merasa tidak tahan, dan dia langsung memusnahkan aku!

Ketika sedang terjerat di pertengahan, aku perlahan merasa sadar, aku memeluk lehernya dan meringkuk di bawahnya, lalu berkata, "Aku ingin berada di atas."

"Kamu hanya bisa berada di bawahku selamanya."

Aku menggodanya, "Andre, aku ingin berada di atas."

Andre Duan tertegun dan berkata dengan lembut, "Kamu memanggilku dengan sebutan apa?"

Aku berkata dengan tegas, "Suamiku, aku ingin berada di atas."

"Kamu adalah seorang peri penggoda."

Tubuh Andre Duan berbalik dan aku duduk di tubuhnya, aku berbaring di tubuhnya dan berbuat sesuka hati hingga membuat dia menahan dengan geram.

Mungkin aku tidak bisa menahan diri karena minum alkohol, aku menggigit kulitnya sangat keras, bahkan meninggalkan bekas darah.

Tapi Andre Duan bisa tahan, dan dia hanya tercengang dengan diam.

….. Bab selanjutnya diperkirakan sangat bagus!

Meskipun penulis sangat kelelahan, tapi penulis akan melakukan yang terbaik.

Sepertinya akhir-akhir ini penulis kekurangan ide!!!

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu