Because You, My CEO - Bab 35 Orang Yang Pernah Dicintai, Tidak Akan Jauh (2)

Aku biasanya tidak pernah menghubunginya.

Selama ini selalu dia yang menghubungiku terlebih dahulu.

Aku langsung membuka mulutku dan bertanya padanya, "Paman, saat aku berusia 19 tahun dan magang di kantor polisi, apakah aku selama 1 tahun tidak tinggal di rumah?"

Silvi Xiao mengatakan aku pernah pergi selama 1 tahun.

Sejak magang aku tinggal di rumah, apabila pergi atau menghilang selama 1 tahun, ayah tiriku tidak mungkin lupa.

"Biarkan aku mengingatnya... Tidak ada hal seperti ini, aku ingat selama magang kamu selalu tinggal di rumah, saat itu ibumu sering beradu mulut denganmu."

Ayah tiri mengatakan bahwa aku tidak pernah meninggalkan rumah.

Perkataannya dan perkataan Hendy Chen benar-benar tidak sama.

Akan tetapi Silvi Xiao juga tidak mungkin membohongiku.

Aku segera masuk ke dalam pikiran yang saling bertentangan, faktanya seperti apa aku sama sekali tidak dapat menebak, karena bagaimanapun aku tidak mengetahui masalah yang pernah terjadi saat itu.

"Terima kasih paman, kalau begitu aku tutup dulu."

"Sisca, ibumu mengatakan bahwa kamu ingin memutus hubungan dengannya, meskipun aku tau apa yang dilakukannya itu salah, namun tidak peduli bagaimana pun dia adalah ibumu."

Aku melihat ke arah orang yang berlalu lalang di luar bis, dengan sabar aku menjelaskannya, "Paman, dia selalu tanpa alasan memukulku memakiku, hanya dengan seperti ini yang bisa membuatnya berhenti sementara, selain itu, akhir-akhir ini aku juga mengalami sangat banyak permasalahan, aku sendiri pun bahkan tidak dapat menghadapinya, bagaimana aku mempunyai kekuatan untuk menghadapi ibuku?"

Ayah tiriku berbicara dengan nada tenang, "Aku merasa iba denganmu, aku juga tidak menghadapi ibumu, aku berharap suatu hari nanti masalah kalian dapat terselesaikan."

Musuh terbesar di dalam keluargaku adalah ibuku.

Malah yang paling mengertiku adalah ayah tiriku,.

Bahkan yang membantuku malah Christin Chen.

Meskipun tidak ingin dibandingkan, namun ibuku dan Elisa Li adalah orang yang mirip, aku berpikir mungkin beberapa tahun kemudian, saat Elisa Li memiliki anak, mungkin cara dia memperlakukan anaknya sama dengan ibuku, karena mereka sama-sama tidak mengerti belas kasihan terhadap orang lain.

Aku kembali ke Perumahan Shore dan memasukkan password membuka pintu, terdengar suara dari arah dapur, aku mengganti sepatuku dan pergi kesana melihat seorang bibi yang sangat asing.

Dengan penuh penasaran aku melihat ke arahnya, dia meletakkan pisau sayur yang ada di tangannya, dan menjelaskan, "Nyonya Duan, saya adalah bibi yang disuruh oleh Tuan Duan kemari."

Andre Duan pernah mengatakan padaku, aku bersama dengannya akan menjalani hidup yang bahagia, sehingga masak atau pekerjaan lainnya tidak perlu aku yang mengerjakannya.

Bagaimana pun, wanita keluarga Duan tidak perlu mengerjakan pekerjaan seperti itu.

Aku mengucapkan ucapan terima kasih, kemudian membuka kulkas dan mengambil sebotol susu lalu menuangkannya ke dalam gelas dan memanasinya di dalam microwave selama 1 menit kemudian kembali ke dalam kamar.

Aku membuka hp dan melihat status temanku, saat aku mengeluarkannya aku membuka foto profil milik Andre Duan, sebuah foto selfienya.

Foto hitam putih, sangat tampan dan juga sangat keren.

Aku biasanya menyimpan fotonya seperti ini dii dalam hpku.

Aku mencoba untuk melihat statusnya.

Akan tetapi tetap saja dikunci olehnya.

Aku menghelakan nafas, tiba-tiba teringat cerita yang diatakan oleh Hendy Chen, dengan bosan aku mengirim status---Orang Yang Pernah Dicintai, Tidak Akan Jauh.

Hendy Chen mengatakan bahwa aku pernah mencintainya, akan tetapi dia tidak akan jauh, dia bagaimana mungkin bisa menyukaiku? Juga bagaimana mungkin dia bisa berhubungan denganku?

Semua macam penasaran sangatlah tidak masuk akal.

Setelah selesai mengirim status, aku segera keluar dari halaman profil Andre Duan, dia memiliki rahasianya sendiri, aku juga memiliki rahasiaku sendiri.

Aku berdiam diri di dalam kamar selama kurang lebih 10 menit, bibi dari luar memanggil kami untuk makan, aku membuka pintu ruang makan dan melihat banyak makanan di atas meja, kemudian aku berterima kasih padanya, "Bibi, terima kasih."

"Nyonya Duan, ini adalah pekerjaan saya." Bibi itu menanggalkan celemek masaknya dan berkata, "Nyonya dan Tuan Duan setelah makan, tolong letakkan piring-piringnya di wastafel, besok padi saya akan kemari mencucinya, dan juga maaf merepotkan Nyonya dan Tuan Duan, untuk meletakkan pakaian kotor di dalam keranjang."

"Eng."

Setelah bibi pergi, Andre Duan masih saja berada di dalam kamar.

Aku melihat sekilas makanan yang ada di atas meja, hanya saja aku harus mengetuk pintu kamarnya, "Andre, keluar, ayo makan malam."

Pintu terdengar terbuka, wajah Andre Duan yang dingin keluar dari dalam, dalam hatiku aku merasa ada sedikit yang aneh.

Apakah dia masih marah padaku tentang hal tadi pagi?

Aku hanya salah bicara, apakah dia harus marah?

Andre Duan mengulurkan tangannya dan mendorongku pergi ke ruang makan, aku termenung dan kemudian duduk disana.

Selama makan malam, dia hanya terdiam, aku juga terdiam.

Di tengah-tengah perkumpulan tanpa percakapan, makan malam pun telah berakhir.

Setelah makan malam, Andre Duan mengambil kunci mobil dan tanpa berpamitan denganku langsung meninggalkanku, aku mencuci semua peralatan makan yang kotor dan meletakkannya kembali ke rak piring.

Bibi mengatakan untuk membiarkannya saja dan dia akan mencucinya.

Tapi aku malah tidak terbiasa melihat dapur yang berantakan.

Aku merasa waktu masih pagi, aku mengeluarkan bahan-bahan pembuat roti, aku ingin besok pagi membawanya untuk sarapan Silvi Xiao.

Aku mengeluarkan kue dari pemanggang dan menghirupnya dengan penuh kepuasan, setelah menunggu suhunya turun, aku meletakkannya ke dalam kulkas.

Saat aku membereskan dapur, aku mendapatkan sebuah panggilan.

Aku mengangkat panggilan itu sambil mengernyitkan dahiku, "Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?"