Because You, My CEO - Bab 31 Satu-satunya Melupakanku (2)

Saat sore hari selesai bekerja, aku melihat Hendy Chen di depan pintu luar, aku takut bertemu dengannya, sehingga aku menunggu dia pergi, aku baru pergi.

Aku mengeluarkan mobil Andre Duan, saat aku melajukan mobil melewati sebuah jalan, ada sebuah mobil yang menghalangiku.

Ingatanku sangatlah bagus, mobil itu adalah milik Hendy Chen.

Aku merasa bingung, aku menggenggam setir mobil sambil merasa sangat ketakutan.

Dia membuka pintu mobil dan turun, dia berjalan dengan langkah lebar dan membuka pintu sebelah supir mobilku, dan duduk disana, lalu bertanya, “Kamu takut padaku?”

Aku menjawab dengan dingin, “Tidak, aku tidak takut padamu.”

“Sisca, apa kamu tetap tidak percaya perkataan yang aku ucapkan?”

Hendy Chen memiringkan tubuhnya dan menatapku, dan berkata, “Sisca, saat kamu kuliah, teman kamarmu pernah menunduhmu bahwa kamu mencuri barang, namun kamu malah menggunakan kepintaranmu untuk mencari pencuri itu, membuktikan bahwa dirimu itu tidak bersalah! Kamu menyukai sebuah permainan, tapi kamu tidak suka sendirian, kamu berharap ada seseorang yang menemanimu setiap saat setiap waktu, mengerti perasaanmu, kamu berharap saat kamu merasakan kesusahan, ada seseorang yang menemanimu. Tidak ada seorang penyanyi yang tidak kamu suka, kamu suka membaca cerita humor, kamu menyukai makanan yang pedas, tidak menyukai minuman rasa anggur dan semangka, apa yang aku katakan itu benar?”

Aku menyipitkan mataku, dengan rasa terkejut aku menatap Hendy Chen.

Sebelumnya aku merasa setengah ragu setengah percaya, namun sekarang, aku pasti!

Pasti aku melupakan sesuatu!

Karena masalah ini, meskipun Reza Wu tidak mengetahuinya, tapi dia juga termasuk orang asing....

Meskipun perkataannya itu benar, namun aku masih tanpa sadar menghindarinya, “Hendy, jangan paksa aku, biarkan aku menenangkan diri.”

Ada suatu hal yang melebihi perkiraan.

Hendy Chen menatapku dengan tatapan penuh iba, kemudian membuka pintu mobil dan turun, lalu mengemudikan mobilnya dan pergi.

Sedangkan aku melajukan mobil mencari Silvi Xiao.

Aku memberhentikan mobil di depan pintu kejaksaan dan menelpon Silvi Xiao, dia mengangkatnya dengan penuh rasa girang, “Kenapa? Apa kamu datang untuk menjemputku pulang kerja?”

Aku hanya menjawab ringan, selang sepuluh menit, terlihat Silvi Xiao mengenakan pakaian kejaksaan berwarna hitam membuka pintu mobil dan duduk sambil memprotes, “Sebentar lagi tahun baru, namun pekerjaan juga semakin banyak.”

Aku memutar balik mobil dan bertanya, “Tahun baru kamu akan pergi kemana?”

“Aku bisa pergi kemana? Harus lembur.” Silvi Xiao membuka kedua tangannya pertanda tidak tau harus berbuat apa, dia melihat ke luar jendela dan berkata, “Akhir-akhir ini cuaca di kota sudah mulai dingin, salju selalu turun tanpa henti, membuatku ingin pergi dari sini.”

Aku terdiam, kemudian bertanya, “Pergi kemana?”

“Aku tidak akan pergi kemana-mana, sampai mati pun aku akan mati di hadapan Rizky.” Silvi Xiao tertawa, dan melanjutkan perkataannya, “Aku ingin bercerita padamu, saat aku pergi berlibur ke Eropa, aku berkenalan dengan seorang pria tampan yang berasal dari Italia, dia sangat tinggi, tubuhnya juga sangat mempesona, selain itu, dia mengatakan dia akan mencariku.”

“Mencarimu? Apa berencana untuk menjalin sebuah hubungan pacaran internasional?” Aku menahan semua perasaanku yang mengambang, dan berkata, “Ada sesuatu hal yang ingin aku tanyakan padamu.”

Silvi Xiao merasa sangat heran, dan bertanya, “Masalah apa?”

Aku memainkan bibirku dan ragu beberapa lama, namun pada akhirnya tetap bertanya, “6 tahun yang lalu, aku di kantor polisi, apa aku mengenal Hendy?”

“Hendy?”

Silvi Xiao dengan penuh curiga menatapku, dan menggelengkan kepala, “6 tahun yang lalu meskipun Hendy di kantor polisi, namun dia selalu dalam keadaan mengambang, bahkan kesempatan untuk kembali ke kantor polisi pun tidak ada, bagaimana kamu bisa mengenalnya?”

Aku bertanya dengan penuh kebimbangan, “Silvi, kepolisian dan kejaksaan selalu bekerja sama, kamu juga mengetahui semuanya tentang kepolisian, aku ingin bertanya padamu sebuah pertanyaan, apakah mungkin aku dan Hendy saling mengenal, tapi lupa?”

“Mengenal?” Silvi Xiao terdiam beberapa lama, kemudian dengan tatapan yang bersinar dia menatapku, dan berkata, “Kamu pernah dikirim bekerja di kepolisian daerah Malang selama 3 bulan, tapi kamu telah menghilang selama 1 tahun. Saat bertemu denganmu lagi, kamu telah memiliki kekasih, selain itu kamu sangat bersikeras untuk berhenti dari kantor polisi.”

Saat itu kekasihku adalah Reza Wu.

Aku pernah bertugas di kepolisian Malang selama beberapa bulan?

Menghilang selama 1 tahun?

Kenapa aku tidak memiliki bayangan sedikitpun?

Selain itu, di dalam ingatanku, di usia 20-21, aku selalu di kota ini.

Sebenarnya mana yang bermasalah?

Silvi Xiao bertanya penuh dengan kecurigaan, “Apa yang terjadi?”

Aku menjawabnya, “Silvi, masalahku sangatlah rumit.”

Saat aku mengantar Silvi Xiao pulang ke rumah, Andre Duan menelponku, dia menyuruhku untuk pulang menjemputnya.

Aku bertanya dengan penuh penasaran, “Kenapa menjemputmu?”

Andre Duan berkata jujur, “Alvin mengajak untuk bermain kartu, dan menyuruhku untuk mengajakmu.”

Alvin Song ingin aku mengajak Silvi Xiao pergi kesana.

“Silvi, Alvin mengajak kita bermain kartu, apa kamu ingin pergi?”

“Tidak.” Silvi Xiao menggelengkan kepalanya, dan tersenyum, “Beberapa hari ini aku telah terlalu banyak minum bir, kepalaku pun masih sedikit sakit, aku ingin kembali ke rumah dan beristirahat.”

Aku hanya menjawab singkat, aku mengangkat kepala dan melihat Rizky.

Dan juga seorang wanita cantik yang ada di sampingnya.

Dia tidak lebih cantik daripada Silvi Xiao, tidak lebih berwibawa daripada Silvi Xiao, dan juga senyumnya tidak lebih ceria daripada Silvi Xiao.

Di mataku, dia tidak melebihi Silvi Xiao.

Tapi dia mirip dengan Silvi Xiao.

Kata Rizky, namanya adalah Diana Xiao.

Kakak dari Silvi Xiao.