Because You, My CEO - Bab 262 Kembali (Cerita Hidup Seno Sheng)

Di pertengahan musim panas di Kota Beijing, air hujan terbilang cukup banyak, aku duduk di dalam mobil menerawang kearah luar jendela melihat hujan, aku terdiam beberapa saat kemudian bertanya “Paman Su, menurut mu megapa aku harus kembali ?”

Delson Su memainkan manik-manik di tagannya kemudian menjelaskan dengan pelan “Politisi di Negara Amerika mencurigai mu, demi untuk menghindari kabar-kabar yang tidak sedap, kamu sementara harus pulang, jangan membuat keributan apapun.”

“Keributan?” aku tertawa dan bertanya “Apa itu keributan? Karena apa yang aku lakukan berbanding terbalik dengan mereka, jadi apakah dapat di curigai? Paman Su, apakah ibu yang menyuruhku kembali.”

Delson Su menjawab dengan pelan “Ibumu hanya mengkhawatirkan mu.”

Aku belum sampai ke rumah, Direktur Shi telah menelpon ku dan berkata “Sella, ibu akan melakukan perjalanan bisnis, ayah mu akan menemani ibu pergi...... dan kakak mu saat ini sedang berada di Kota Nanjing, jadi kamu pulang terlebih dahulu ke Kota A dan temui kak Seno, beberapa hari kemudian kita akan pergi menemui mu.”

Aku dengan pasrah bertanya “Paman Su menemaniku pergi?”

Delson Su menjawab “Aku akan pergi ke Kota Nanjing untuk bertemu ayah ku.”

Aku takut Seno Sheng, sebenarnya bukan takut, tetapi aku tidak pernah berhubungan dengan yang di sebut sebagai kakak, jadi aku tidak terlalu kenal.

Di tambah dengan aku yang sangat jarang kembali, aku sangat-sangat lah jarang bertemu dengannya, di dalam satu tahun hanya sekali, yaitu di saat tahun baru.

Di dalam ingatan ku, Seno Sheng adalah sosok yang sangat dingin, saat aku turun dari pesawat, aku menuruti alamat yang telah di berikan oleh Direktur Shi kemudian pergi mencari Seno Sheng di tempat ia bekerja—— itu ialah sebuah universitas.

Kakak ku berkata, Seno Sheng adalah seorang profesor di fakultas kedokteran, menjadi seorang prefesor di fakultas kedokteran dengan umurnya yang hanya 32 tahun sebenarnya sudah terbilang sangat hebat.

Aku menggenggam sebuah payung berjalan menyusuri jalan kampus yang di apit oleh pepohonan di kedua sisinya, menuruti alamat lengkap yang di berikan oleh Direktur Shi, aku melihat Seno Sheng yang berada di dalam kelas, ia memakai sebuah setelan jas formal, di dalamnya ia memakai kemeja bewarna putih, rambut hitamnya tertata rapi, dan terlihat begitu berkilau.

Aku berdiri dari kejauhan memandang kearahnya, saat kelas telah berakhir aku melihatnya memeluk beberapa buku pelajaran dan meninggalkan ruangan, setelah ia meninggalkan ruangan ada seorang perempuan yang mengikutinya dari belakang, dari kejauhan aku mendengar ia berkata “Profesor Sheng, apakah anda telah melihat skripsi ku?”

Seno Sheng mendawab dengan nada dingin “Em, logikanya tidak terlalu jelas.”

Perempuan itu bertanya “Kalau begitu bagaimana cara mengubahnya?”

Seno Sheng menjawab pelan “Setidaknya logikanya harus nyambung.”

Mata perempuan itu memancarkan sebuah pandangan kagum melihat kearahnya, ia tersenyum dan berkata “Profesor Sheng, kalau begitu aku akan meneraktir mu makan, lalu anda membantuku mengubahnya?”

“Apakah ada orang semalas mu?” Seno Sheng menepuk-nepuk pundaknya menggunakan buku pelajaran, dan berkata “Jangan mencoba menyuap ku, kalau tidak beberpa teman-teman mu akan mencari masalah juga, mengubah satu skripsi bagi ku tidak ada masalah, tetapi kalau semuanya di serahkan kepada ku apa maksudnya semua itu? Sebenarnya aku yang jadi guru pembimbing, ataukah kalian yang menjadi guru pembimbingnya, aku yang menyuruh kalian memperbaiki skripsi, atau kalian yang menyuruhku memperbaiki skripsi?”

“Profesor Sheng, aku hanya bercanda.” Wanita tersebut tersenyum, kemudian mengedip-ngedipkan mata dan berkata “Mereka semua berkata anda adalah orang yang dingin dan tidak ada pacar, aku tidak percaya mengenai kabar ini, Profesor Sheng yang begitu tampan, dan tiada duanya, bagaimana mungkin tidak ada pacar?”

Aku akhirnya mengerti, wanita ini menyukainya.

Sehingga ia mencoba untuk mengujinya.

Seno Sheng tersenyum tipis dan menjawab, “Pergi dan perbaiki skripsi mu sana.”

Perempuan tersebut tiba-tiba mengulurkan tangan dan menunjuk kearah ku “Profesor Sheng, kakak cantik itu selalu melihat kearah mu.”

Kakak...... harusnya aku lebih kecil darinya.

Seno Sheng menuruti arah tangan wanita tersebut dan melihat kearah ku, ia tertegun sesaat dan mengerutkan keningnya, kemudian berkata “Kamu boleh pergi lebih dulu.”

Seno Sheng menggengngam buku pelajarannya kemudian berjalan kearah ku, ia memandangku untuk waktu yang agak lama, kemudian bertanya “Kenapa kamu tiba-tiba pulang?”

“Ibu menyuruh ku pulang, lalu dia dan ayah pergi untuk perjalanan bisnis, di Kota Beijing tidak ada keluarga, dia menyuruhku untuk pergi mencari mu.”

Pandangan mataku terjatuh kepada jari tangan Seno Sheng, tulang tangannya yang ramping dan putih, di dalam hati aku memuji, tangan yang sangat cantik.

Baru saja memikirkan perkataan ini, aku melihat tangan Seno Sheng mendarat di pelakang pundak ku, kemudian berkata “Kita pulang ke apartemen terlebih dahulu.”

Pulang apartemen ngapain?

Bersama dengan Seno Sheng sangatlah membosankan.

Setelah sampai di apartemen Seno Sheng meletakkan buku dan pergi untuk mandi, kemudian ia mengenakan sebuah setelan baju santai dan mulai memasak untuk makan siang.

Aku membuka laptop dan online, kemudian membahas tugas bersama dengan Austin, dari pada mengatakan membahas, lebih tepatnya adalah memberitahu.

Mereka bertugas untuk memberitahu ku.

Terlebih lagi di dalam kelompok itu akulah yang tidak ada hak untuk memutuskan, karena umurku yang paling muda diantara yang lain, sehingga kemampuan ku masih sangat lemah

Mungkin bukan lemah, lebih tepatnya tidak terlalu kuat.

Walaupun untuk bertarung sendirian belum tentu aku akan kalah.

Tetapi sudah pasti aku tidak akan menang.

Seno Shi membuatkan sebuah makan siang kemudian menyuruhku untuk makan, aku meninggalkan laptop ku kemudian duduk di atas meja makan dan mulai menyantap makanan ku dengan diam, suasananya sangat tenang tetapu juga terasa sangat canggung, aku mengangkat kepala ku kemudian menatap mata Seno Sheng.

Hatiku tidak ada pikiran dan niat lain.

Ya benar, saat aku menghadapinya aku tidak ada pikiran dan niat lain.

Dari dulu aku memang tidak akan memikirkan hal lain jika berhadapan dengannya, karena aku merasa Seno Sheng memiliki sepasang mata yang dapat melihat tembus orang lain.

Dan karena aku telah begitu lama beradaptasi dengan lingkungan ku, sehingga membuat ku sangat berhati-hati dalam segala hal, jadi aku hampir sepenuhnya dapat menahan diri.

Bahkan aku dapat dengan sempurna menutupi diriku sendiri.

Menurut kata-kata Delson Su, ini adalah kualitas dari seorang politisi, dapat sepenuhnya mengontrol perasaan dan pemikiran diri sendiri.

Seno Sheng meletakkan garpunya dan bertanya “Sore nanti pergi kemana?”

Perkataannya sangat dingin, aku meletakkan sumpitku sembari tersenyum lalu bertanya balik “Apakah kak Seno selalu berada di dalam rumah?”

Seno Sheng melihat kearah ku, terakhir ia hanya mengiakan pertanyaanku.

Aku tersenyum dan bertanya “Apakah tidak pergi berkencan dengan pacar?”

Mandarin ku tidak begitu baik, sehingga kata-kata yang ingin ku ungkapkan terdengar sangat blak-blakan, kosakata yang aku bisa juga sangatlah sederhana dan hanya beberapa saja.

Seno Sheng terdiam, aku dengan cepat menutup mulut ku.

Setelah beberapa saat, Seno Sheng bertanya “Apakah sore nanti kamu ada kerjaan?"

Aku melepaskan jaket kemudian mengganti pakaian legan pendek, kemudian menguncir rambut ku, lalu menjawab “Em, aku akan pergi ke luar untuk berkeliling.”

Seno Sheng mengingatkan “Sedang hujan.”

“Apa yang harus di takutkan?”

Aku berkata dengan tidak peduli “Nanti aku kembali.”

Seno Sheng beranjak dan masuk kedalam kamar.

Ia selalu menjadi penyendiri, aku juga malas menghiraukannya.

Aku berkeliling di Kota A sejenak, kemudian membeli sebuah mobil bekas dan mengendarainya di jalan pergunungan, lalu dari arah belakang ada sebuah mobil yang mengejar ku kemudian melewati ku, aku melihat itu adalah sebuah mobil tentara.

Dia melewati ku, dan aku yang memiliki sifat tak ingin kalah ini kemudian langsung melewatinya kembali, pemilik mobil sepertinya barusaja melihat keberadaan ku, ia melirik kearah ku, kemudian langsung menghentikan mobilnya lalu mengeluarkan Hp dan menelpon.

Terakhir, aku di bawa ke kantor polisi.

Dan pria yang menangkap ku adalah......

Johan Bo.

Anak dari Jefry Bo!

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu