Because You, My CEO - Bab 162 Pembicaraan Yang Damai (2)

"Apakah diperlukan identitas untuk masuk ke dalam keluarga Duan?"

Pertanyaan aku tampaknya sangat naif, Andre Duan melirik aku, mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ini adalah sosial saat ini, ini adalah pemikiran dari generasi yang lebih tua. Sisca Shi, kakekmu seharusnya tidak membiarkan Rizky Shi menikahi seorang wanita biasa yang tidak memiliki peran sama sekali, bahkan jika kakakmu mencintainya, kakekmu tidak akan menerimanya. "

Pernyataan Andre Duan jelas, jika dibandingkan dengan Tuan Duan, kakek lebih jauh lebih buruk.

"Biarkan keluarga Duan menerimamu, kecuali aku menjadi pengendali mutlak keluarga Duan untuk melawan keinginan kerabatku, sehingga mereka harus menerimamu, tetapi jika seperti ini ... Sisca Shi, aku mengkhianati keluargaku."

Andre Duan benar, jika sudah menjadi pengendali mutlak, ini akan mengkhianati keluarganya, jadi pernikahan bukan masalah bagi dua orang.

"Tetapi aku akhirnya memilih untuk mengkhianati mereka, aku mulai merancang dan merencanakan keluarga Duan sejak lama, tetapi jika dihitung-hitung, tetap tidak bisa menghitung pemikiranmu, kesalahpahamanmu tentangku semakin dalam dan semakin dalam, jadi setiap kali aku bertemu, membuat orang sangat idak menyenangkan. "

"Ini semua juga akibat kamu sendiri," kataku.

"Ya, aku membuatnya sendiri, tapi Sisca ... Aku sudah lelah, aku tidak ingin menderita lagi."

Ekspresi Andre Duan sangat lelah, dia bersandar di sofa dengan mata tertutup, dia duduk diam untuk waktu yang lama dan tidak mengatakan apa-apa, aku hanya berdiri dan berkata, "Kembali ke kamar tidur dan istirahat, aku akan pergi dulu."

Dia berkata dengan malas, "Sisca Shi, peluk aku."

Nada suaranya lemah dan centil, seperti ketika Vino Duan memohonku untuk saling berpelukan, aku memandangnya dengan rendah hati, dan cahaya ungu jatuh di pipinya.

Aku ragu-ragu untuk sesaat, membungkuk dan meraih untuk memeluk bahu Andre Duan, berkata dengan lembut, "Andre, aku sangat mencintaimu, hanya mencintaimu, tetapi aku tidak punya keberanian untuk melihat ke belakang."

Andre Duan memejamkan mata dan tetap diam ketika aku memegangnya, berpikir bahwa aku akan pergi ketika dia tertidur, Andre Duan mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan aku untuk menekan aku di bawahnya, menatap aku seperti serigala yang mengunci mangsanya, tatapan matanya terasa panas.

Aku menelan ludah dan bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"

Dia mengulurkan tangan dan menyentuh pipiku, gerakannya lembut dan hati-hati, dia mengulurkan tangan dan menyentuh mataku, dan kemudian menyentuh dahiku, aku memandang pipinya yang luka dan dahinya, Andre Duan menurunkanku ke dalam pelukanku.

Aku terkejut, apa maksudnya? !!

Andre Duan memeluk aku untuk waktu yang lama dan aku tidak mendorongnya, aku tidak tahu dia tertidur sampai napasnya berangsur-angsur menjadi berat.

Dia hanya memelukku untuk tidur.

Hanya saja dia memelukku terlalu erat, seperti harta karun langka, yang enggan untuk melepaskannya, aku dengan ragu-ragu meraih dan memeluk pinggangnya yang kuat, dan tertidur di bawah tubuhnya.

Dalam dua tahun terakhir, aku merasakan napasnya lagi.

Sangat adiktif dan membuat ketagihan.

Keesokan harinya, aku dibangunkan oleh Andre Duan. aku memandang pria yang masih tertidur dan merasa puas, dia seperti anak kecil sekarang, pria 34 tahun lebih patuh daripada Vino Duan.

Aku memiringkan kepalaku dan melihat cahaya pagi di luar jendela, sinar matahari jmenyinari tubuh Andre Duan, memberinya lapisan cahaya berwarna keemasan.

Aku tidak tahan untuk waktu yang lama dan akhirnya tidak bisa menahan tetapi menggerakkan tubuh aku yang mati rasa, dan Andre Duan membuka matanya sebagai respon.

Saat dia membuka matanya, membuat orang kebingungan, dan bahkan mengulurkan tangan dan meremas pipiku untuk memastikan keberadaanku, dia menutup matanya dan berkata dengan pelan, "Apakah badannya mati rasa?"

Apa yang terjadi ketika dia mati rasa tetapi dia tidak berencana untuk bangun?

Aku berkata "ya", jari-jari Andre Duan dengan hati-hati meraba alisku dan berkata, "Ini mati rasa san semakin mati rasa, aku akan tidur sebentar."

Aku"....?!" Apa yang aku maksud!