Because You, My CEO - Bab 88 Mengapa Memanggilnya Kakak Kelima (2)

Yakin dengan harapan masa depan anaknya!

Seperti terus memperingatkan sebuah perpisahan.

Hatiku pun gelisah, tetapi aku tidak tahu apa yang membuatku gelisah, jadi pikiran itu berlalu begitu saja!

Tidak lagi menggali lebih dalam!

Doni Chen mengantarku kembali ke apartemen setelah bekerja. Ketika aku baru tiba di lantai bawah, aku pun menerima telepon dari Alvin Song. Dia bertanya, "Apakah kamu ada waktu?"

Apakah aku ada waktu atau tidak, Alvin Song yakin bahwa aku akan memenuhi ajakannya.

Aku naik taksi ke lokasi yang telah dia tentukan, dan begitu aku memasuki restoran barat, aku melihat Alvin Song mengenakan baju dengan lengan pendek berwarna hitam, dia menundukkan kepalanya dengan lesu, aku mendekatinya lalu duduk di hadapannya, dan bertanya, "Ada masalah apa?"

“Aku sudah memesan steak dengan kematangan yang sedang untukmu.” Alvin Song mengangkat kepalanya dan berkata dengan nada sedih, “Silvi tidak mau bertemu denganku.”

Alvin Song menopang dagunya dengan satu tangan, dan matanya yang cerah terus tampak redup saat ini, aku tidak pernah melihat dia yang selalu penuh semangat menjadi putus asa seperti ini, jadi aku menjelaskan, "Dia akhir-akhir ini sangat sibuk."

“Sibuk apa?” Alvin Song menurunkan nada bicaranya. “Dia terluka kemarin dan aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya, tetapi ditolak olehnya dengan sikap kasar.”

Aku bertanya-tanya, "Ditolak dengan kasar?"

“Dia dengan penuh perasaan menceritakan kepadaku tentang masalahnya, dan juga mengatakan kepadaku bahwa dia sudah memiliki pria yang dia cintai, dan bahkan mengatakan bahwa dia tidak akan memilih diriku.” Alvin Song memegang kepalanya dengan putus asa, “Benar-benar sudah tidak ada harapan.”

Pria yang selalu memiliki banyak teman wanita ini benar-benar jatuh cinta pada Silvi Xiao. Aku memikirkannya sejenak dan lalu menasehatinya, "Sebenarnya ... ada banyak gadis di sekitarmu, dan kamu juga belum menaruh hati sepenuhnya pada Silvi, kamu masih punya waktu untuk melupakannya sekarang! "

"Sudah terlambat! Perasaanku kali ini sudah mengakar! Kamu jangan menasehatiku lagi, selama hubungan Silvi dan pria itu tidak membaik, maka aku masih ada kesempatan, jangan bicarakan masalah ini lagi, ayo kita makan!

Aku "Hmm ..."

Apakah dia memintaku datang ke sini hanya untuk membiarkan aku mengetahui kekhawatiran dan kesedihannya?

Aku tidak tahan dan bertanya, "Hanya makan saja?"

“Bagaimana mungkin hanya makan saja?” Alvin Song sedikit membungkukkan pinggangnya, ia bangkit dan menuangkan segelas anggur merah untukku. “Kamu harus membantuku.”

Aku sedang hamil, jadi tidak bisa minum anggur.

Aku memotong steak dengan pisau dan garpu, kemudian bertanya, "Apa yang bisa aku bantu untukmu?"

Alvin Song berkata dengan nada suara yang lembut demi membujukku, "Kamu adalah sahabatnya, kamu yang paling memahami dirinya, jadi aku harus memintamu untuk membantuku mengejar cinta Silvi!"

Alvin Song benar-benar mengatakan sebuah lelucon, bagaimana aku bisa mengantar istri Rizky Shi ke pelukannya? Aku hanya mengangguk agar dia puas makan steak dengan sikap hening.

Saat itu Alvin Song menerima sebuah panggilan telepon, dia meletakkan ponselnya dan menjelaskan, "Andre saat ini sedang menjemput Vino di sekolah, sebentar lagi dia akan membawanya datang ke sini."

Tanganku terhenti sejenak dan berencana untuk pergi.

Ketika Alvin Song melihat sikapku, dia bertanya, "Kenapa? Kamu mulai merasa panik ketika mendengarku mengatakan dia akan datang? Apa yang kamu takutkan?"

Aku bertanya, "Bukankah kamu selalu ingin kami berpisah?"

Alvin Song tersenyum dan berkata, "Bagaimana bisa? Aku hanya berpikir kamu tidak cocok dengan Andre, tetapi aku juga tidak memiliki keinginan untuk memisahkan dua orang yang saling mencintai."

Dibandingkan dengan Alex Song, karakter Alvin Song lebih sempurna!

Dia jujur dan tulus!

Aku pura-pura bertanya dengan santai, "Siapa yang cocok dengannya? Rizka yang sudah bercerai? Bukankah dia adalah wanita yang sudah menikah?"

Alvin Song tercengang, kemudian tertawa dan berkata, "Aku akhirnya tahu mengapa kamu selalu bertentangan dengan diriku, ketika di bar kamu mendengar percakapanku dengan Kakak Kelima kan? Karena aku tidak berniat mengatakanmu wanita yang sudah menikah, kamu sudah begitu lama bertentangan denganku! Aku sudah lama mengingatnya! "

Alvin Song bisa dibilang cukup pintar.

Aku menolehkan kepalaku dan memandang matahari di luar jendela, Beijing sangat panas di bulan Juni, aku mengambil segelas jus dan meneguknya, aku melewatkan kata-katanya dan bertanya, "Mengapa kamu memanggil Andre sebagai Kakak Kelima?"

Raisa Shen, Alex Song, dan Alvin Song semuanya memanggil dia dengan sebutan Kakak Kelima!

“Ha?” Alvin Song seketika tampak tercengang, kemudian dia meresponku dengan senyum dan menjelaskan, “Andre sudah unggul sejak dia masih kecil, memanggilnya Kakak Kelima hanyalah sebuah panggilan, tidak memiliki arti khusus sama sekali.”

Mata Alvin Song sedikit jejak menghindari, tidak peduli apakah dia berkata benar atau salah, aku juga tidak punya alasan untuk terus bertanya!

Saat itu aku mencoba beberapa kali untuk pergi namun Alvin Song terus menghentikanku dan berkata, "Bagaimanapun juga kita harus makan bersama sebelum kamu pergi!"

Aku menundukkan kepala dan melihat steakku yang sudah habis, lalu aku bertanya, "Maksudmu, kamu akan memesan satu porsi lagi untukku ketika dia sudah datang?"

"Bagaimana bisa? Apakah aku begitu keterlaluan?"

Sekilas waktu pun perlahan berlalu, aku akhirnya menyerah dan duduk di kursi sambil menunggu Andre Duan dan anakku.

Setengah jam kemudian, mereka pun muncul di restoran barat, ketika Vino Duan melihatku, dia bergegas datang menghampiriku dan memeluk lenganku, kemudian dia memanggilku, "Bibi Sisca!"

Aku mengangkatnya untuk duduk di sebelahku dan bertanya, "Hari ini apa yang sudah kamu pelajari di sekolah?"

Aku dengan sengaja mengabaikan pria yang berada di sebelah kita.

Vino Duan dengan sikap baik menjelaskan "Matematika, Bahasa Inggris ... dan Bahasa Mandarin." Ketika mengatakan Bahasa Mandarin, ia sedikit menundukkan kepalanya dengan tidak semangat.

Aku bertanya, "Berapa banyak huruf yang sudah kamu pelajari?"