Because You, My CEO - Bab 223 Mempertahankan Keluarga Duan (2)

Aku menjelaskan dan berkata “Seno sudah ada acara lain, kalau memang seandainya memungkinkan, aku akan berusaha untuk memisahkan Keluarga Duan dan juga Keluarga Shi, aku ingin Vino meneruskan keluarga Duan, dengan bagini aku baru dapat membalas budi dari upaya beberapa generasi Keluarga Duan, apa lagi kasus lama yang terjadi di Kota Nanjing adalah salah ku, akulah yang membuat Keluarga Duan masuk kedalam kehancuran, aku harus memikirkan cara untuk menyelamtkannya.”

“Masalah ini sama sekali bukanlah salah mu, kasus lama yang terjadi di Kota Nanjing memanglah melanggar hukum, kamu hanya memilih keputusan yang tepat, itu saja.”

“Masalah ku mungkin memang dapat di mengerti, tetapi tidak dapat di maafkan, mulai hari esok aku akan mulai membeli seluruh aset yang di jual oleh Keluarga Duan, kemudian mengelolah uang tersebut, aku akan memisahkan antara Keluarga Duan dan juga Keluarga Shi.”

“Membeli aset Keluarga Duan, apakah kamu tidak takut akan terkena imbas ke dirimu sendiri?”

Raut wajah Silvi Xiao terlihat sangat khawatir, aku tersenyum dan menggelengkan kepala sembari berkata “Aku membelinya dengan cara resmi, dan nantinya akan ada penandatanganan perjanjian, mana ada imbasnya ke diriku? Dan lagi jika memang berimbas kepadaku, itu tidak akan memberikan dampak yang besar, kedua Keluarga Shi sekarang tidak berani melumpuhkan ekonomi di Kota Beijing.”

“Em, lakukan dengan teliti, baru-baru ini aku menyelidiki kasus penyuapan yang terjadi di keluarga lain di Komisi pemberantasan korupsi, lingkup yang terlalu kecil membuat kita tak dapat bergerak, dan lingkup yang terlalu besar juga membuat kita sulit untuk bergerak, sekarang aku mungkin dapat membereskannya dari hal yang lebih spesifik dulu. Kemdian sekarang pemerintah sedang melakukan kontrol dari jarak jauh, memberikan hukuman untuk memperingati yang lainnya, Keluarga Duan adalah tujuan yang sangat tepat.”

Setelah melahirkan anak Silvi Xiao kembali bekerja di Komisi pemberantasan korupsi, dan sekarang tanggung jawab utamanya adalah memberantas berbagai macam kasus penyuapan,

“Kita bicarakan ini lagi besok, aku akan pergi melihat anak-anak dulu.”

Malam harinya kita menemani anak-anak bermain sebentar kemudian kembali kekamar masing-masing, aku membuka lembari dan mencari pakaian ganti Vino Duan.

Di saat Vino Duan sedang mandi, aku pergi ke kamar Rico Xi, ketika membuka pintu aku melihat dia sedang berdiri di sudut jendela, sepertinya ia mendengar suara pintu yang terbuka, kemudian langsung menoleh kearah ku, aku berjalan menghampirinya lalu berdiri tepat di sampingnya “Nanti aku akan menemani Vino tidur, kamu...... tidurlah lebih awal.”

Rico Xi membakar sepuntung rokok dan menghisapnya setengah, setelah itu ia menyerahkannya kepadaku, aku mengambilnya kemudian menghisapnya, sesaat terdengar pertanyaan darinya “Kota Beijing sepertinya akan segera turun salju ya.”

“Di bulan sebelas nanti, seharusnya masih kurang lebih sebulan lagi.”

“Nyonya Xi, aku akan menemani mu di Kota Beijing sampai awal musim dingin nanti.”

Suara Rico Xi terdengar sangat hampa, aku mematikan puntung rokok tersebut kemudian melingkarkan tangan ku ke pinggangnya, perlahan membenamkan kepalaku di dalam pelukannya, berkata “Maafkan aku telah membuat mu sedih.”

Ia berkata “Selamat malam Nyonya Xi.”

Sesampainya di kamar Vino Duan, ia sedang mengeringkan rambutnya memakai handuk, aku menghampirinya kemudian mengambil handuk tersebut dan membantunya mengeringkan rambutnya, aku ragu sejenak kemudian berkata “Vino, aku dan ayahmu telah bercerai.”

Vino Duan terdiam, aku kembali berkata “Jadi ibu sering meninggalkan mu, karena ayah yang membawa mu, jadi ibu...... maaf.”

“Aku telah mengerti, ibu.”

Malam hari itu Vino Duan sangat diam, aku berbaring di sampingnya, kemudian menggenggam tangannya dan berkata “Vino, ibu menyayangi mu.”

Ia menjawab “Aku juga menyayangimu ibu.”

Aku memejamkan mata dan berkata “Ibu menyayangi mu, menyayangi kak Seno, dan juga Sella, kalian bertiga adalah kebanggaan ibu, dan sumber semangat ibu, ibu menyayangi kalian lebih dari nyawa ibu sendiri, apakah kamu mengerti maksud ibu?”

Vino Duan menjawab “Aku tau, ibu.”

“Vino, ibu benar-benar menyayangi mu, kamu adalah anak pertama ibu, ibu ingat dahulu ketika sedang mengandung mu, kamu sangat nakal, selalu menendang ibu, waktu itu ayah selalu menyalahkan mu, walaupun waktu itu kamu tak dapat mendengarnya, tetapi dia sangat menyayangi ibu, ia berusaha membuatmu diam, tetapi...... waktu itu kamu tidak mengerti perkataannya, dan itu membuat ia kebingungan dengan sangat lama.

Waktu itu ia juga sebenarnya hanyalah seorang anak-anak.

Vino melingkarkan tangannya memeluk pundak ku, ia menangis dan berkata “Aku mengerti apa itu bercerai, aku menyayangimu dan juga Andre, saat aku kecil dulu aku tidak dapat mengerti, mengapa anak-anak yang lain dapat tinggal bersama dengan kedua orang tua mereka, dan aku harus berpisah dari kedua orang tua ku? Waktu itu karena umurku masih sangat kecil sehingga aku tak dapat memahaminya, tetapi perlahan seiring berjalannya waktu aku mulai menyadarinya, ayah dan ibu memiliki konflik, karena adanya konflik sehingga tidak dapat tinggal bersama, aku bahkan berharap, berharap jika kalian suatu hari dapat berbaikan, dengan seperti itu tidak peduli aku ataupun adik, terlebih lagi kak Seno, kita semua dapat tinggal bersama.”

Vino Duan menangis dan bertanya “Jelas-jelas kita adalah satu keluarga, mengapa harus berpisah? Ibu, setengah tahun terakhir ini ayah sangat tidak bahagia, aku sering melihat ia sedang memandangi foto ibu yang sedang memakai gaun pernikahan, ia berkata kepadaku bahwa ibu adalah wanita yang paling cantik di dunia ini, dan juga berkata jika ia merindukan ibu.”

Apakah ia telah mengambil foto pernikahan itu?!

Kalau memang dia telah mengambilnya, mengapa ia harus membagikan seperti itu di laman media sosial? Apakah agar aku pupus harapan?!

“Vino beri tau ayah, ibu juga merindukannya, apakah seperti ini boleh? Kamu jagan menangis lagi, kalau kamu menangis maka hati ibu akan terasa sakit.”

Aku mengusap air matanya, ia mengangguk kemudian membenamkan kepalanya di atas bantal kemudian kembali tenang seperti semula, gerak geriknya yang satu ini sama persis dengan Andre Duan.

Malam itu, Vino Duan menelpon ke nomor Andre Duan.

Saat Andre Duan menjawabnya, Vino Duan dengan sangat gembira berkata “Ada yang ingin ibu sampaikan kepada mu, Andrem ibu juga merindukan mu.”

Andre Duan tertegun sejenak, sesaat kemudian ia menjawabnya “Aku sudah tau, cepat tidur, sekarang sudah hampir jam sepuluh.”

Vino bertanya dengan tidak paham “Andre, apakah kamu tidak bahagia?”

Andre Duan menjawab dengan lembut “Aku bahagia.”

Setelah menutup telepon, aku menggunakan Hp untuk mengirimkan pesan kepada Andre Duan “Dia sedang menangis, aku hanya dapat berkata seperti itu untuk menghiburnya.”

Ia membalasnya cepat, “Aku tau, selamat malam.”

Saat aku melihat beberapa huruf balasan darinya, hatiku merasa gelisah.

Sikap Andre Duan terlalu cuek.

Sebenarnya apa yang ia pikirkan?!

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu