Because You, My CEO - Bab 34 Kacau Balau (1)

Aku melirikkan mataku ke arah Andre Duan, kemudian meletakkan krim luka di atas meja rias, dia melihatku dan bertanya dengan penuh perhatian, "Apa luka di tubuhmu sudah sembuh?"

"Eng, sudah hampir sembuh."

Aku memutarinya dan merangkak naik ke atas kasur, Andre Duan malah menarik pergelangan kakiku hingga terjatuh di samping tubuhnya, tanpa sadar aku memberontak, namun dia malah menahanku dalam pelukannya, dengan tersenyum nakal dia berkata, "Sstt, jangan banyak bergerak."

Aku melototkan mata kepadanya, tanganku mendorong pundaknya, Andre Duan tersenyum, dan mengingatkan, "Jangan terlalu banyak bergerak di dalam pelukan pria, Terlebih dengan pria yang berhari-hari tinggal bersama denganmu, aku tidak dapat berjanji untuk tidak terjadi sesuatu!"

"Kamu!"

"Nyonya Duan, api di bawah tubuhku ini sangatlah membakar." Jari tangannya menunjuk ke arah selangkangannya, dengan nada suara yang gugup dia berkata, "Menyuruhku untuk memeluknya."

Andre Duan memelukku dan tidur di atas kasurku, dalam waktu singkat dia pun tertidur, sedangkan aku malah tidak dapat bernafas.

Lampu kamar lama-lama semakin redup, aku memandang wajah tampannya beberapa lama, hingga tengah malam aku baru menutup mataku dan tertidur.

Pagi hari, aku terbangun di dalam pelukannya, saat aku membuka mataku, dia masih memejamkan matanya, sepertinya tidurnya malam ini sangatlah nyenyak.

Bulu mata Andre Duan sangatlah tebal dan juga panjang, matanya seperti sebuah lukisan, aku mengeluarkan tangan dari dalam selimut dan meletakkannya di wajahnya, garis wajahnya yang tegas membuat sentuhan tangan menjadi sangat menakjubkan, aku diam-diam memujinya, saat aku menarik tanganku, tiba-tiba pergelangan tanganku digenggam oleh sebuah tangan yang besar.

Andre Duan menggenggam tanganku dan meraba wajahnya, hatiku sangat berdebar, mendengar ucapannya, "Selamat pagi Nyonya Duan."

Selamat pagi, Nyonya Duan.

Membuat hatiku berdebar sangat kencang.

Wajahku berubah menjadi merah, aku menarik tangan dari genggamannya dan langsung bangkit.

Andre Duan mengulurkan tangannya dan memeluk pinggangku dari belakang, dia meletakkan kepalanya di pundak dan bertanya, "Apa kamu akan berangkat kerja?"

Akhir-akhir ini, dia selalu menunjukkan tingkah laku yang manja.

Aku hanya menjawab ringan, Andre Duan merenggangkan pelukannya dan berkata, "Sebentar lagi aku akan pergi ke kantor, dan akan melewati kantor polisi, jadi aku akan mengantarmu."

Selesai berbicara, dia bangkit berdiri dan kembali ke ruangannya.

Aku masuk ke dalam kamar mandi dan mengunakan air dingin menepuk-nepuk wajahku, dalam hatiku aku benar-benar tidak dapat mengerti apa yang dipikirkan oleh Andre Duan.

Apabila ini hanyalah sebuah kontrak, dia terlalu mesra.

Apabila dikatakan cinta, dia juga terlalu cuek dan dingin.

Dia sebelumnya pernah mengingatkanku.

Harus mengerti posisi masing-masing.

Akhirnya, Andre Duan telah membuat hatiku melayang, aku di dalam duniaku sendiri merasa sangat berantakan, sebelumnya aku berperan di sebuah adegan yang hening, sedangkan dia di dunianya sendiri sangat tenang, dan dengan tatapan tenang mengamatinya.

Saat aku berdandan dengan riasan yang tipis, Andre Duan juga telah berganti pakaian dan sedang berada di ruang tamu menungguku.

Sebuah jubah berwarna hitam, dalamnya mengenakan sebuah pakaian hangat berwarna putih, warna hitam dan putih membuat sebuah tabrakan warna.

Membuatnya terlihat sangat gagah dan tampan.

Andre Duan, adalah seorang pria yang sangat memperhatikan fashion.

Saat dia melihatku keluar, dia mengulurkan tangannya dan menggandeng tanganku, dengan cermat dia mengingatkanku, "Jarak tempat kerjaku dengan kantor polisi tidak terlalu jauh, saat siang hari aku bisa mencarimu untuk makan siang, dan juga apabila ada pekerjaan yang menakutkan, ingat kamu harus menelponku untuk berjaga-jaga, juga biarkan Doni mengikutimu."

Dia benar-benar menjadikan Doni Chen sebagai seorang pengawal.

Aku tersenyum dan berkata, "Aku hanya bersama dengan Doni di dalam kantor saja, dalam waktu singkat hanya dapat di dalam kantor, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Hee, aku malas untuk mempedulikanmu." Andre Duan mengulurkan tangannya dan menggunakan jemarinya menyentil ringan dahiku. dan dengan nada mengejek, dia berkata, "Kamu ini, selalu menganggap dirimu itu pintar, namun tetap saja di-bully oleh orang lain."

"Perkataan ini telah kamu ucapkan berkali-kali."

Andre Duan mengerutkan dahinya, dan bertanya, "Apa kamu tidak menyukai jika aku terlalu cerewet?"

Wajahnya tiba-tiba berubah menjadi dingin, aku segera menggelengkan kepalaku, Andre Duan langsung meninggalkanku dan keluar terlebih dahulu.

Aku segera mengikutinya dan menuju ke garasi mobil, saat keluar dari perumahan, aku baru teringat sepertinya Andre Duan pergi ke kantor untuk bekerja.

Dia datang ke kota ini tidak lebih dari 1 minggu, sedangkan aku setiap hari selalu bersama dengannya, di dalam ingatanku dia sepertinya baru hari pertama pergi bekerja.

Aku memiringkan kepalaku, dan bertanya dengan penuh penasaran, "Kamu bekerja dimana?"

"Pondok Raya."

Aku mengerutkan dahi dan berkata, "Reza juga bekerja disana."

Aku seketika teringat beberapa hari yang lalu Reza Wu menelponku dan memprotes karena kehidupannya dan pekerjaannya semua menjadi kacau balau.

Apakah Andre Duan telah memulai untuk membalasnya?

"Reza Wu?" Reaksi Andre Duan sedikit lambat, kemudian melanjutkan perkataannya, "Mantan suamimu dulu, aku tidak terlalu familiar dengan namanya itu."

Aku bertanya padanya, "Apa kamu ingin menindasnya?"

Andre Duan hanya menjawab ringan, dan berkata, "Aku awalnya ingin menyelesaikannya dengan mantan suamimu, namun tiba-tiba merasa dengan perlahan-lahan menyiksanya, dan menghancurkan sisa nafasnya baru memiliki arti."

Sepertinya benar-benar tidak familiar terhadap nama Reza Wu.

Akan tetapi, berdasarkan kepandaian dan ingatan Andre Duan yang sangat baik, ini sama sekali tidak mungkin, kecuali di dalam hatinya telah tertanam bahwa dia tidak ingin mengingatnya.

Di dalam hatinya, dia telah memulai untuk menghancurkan habis musuhnya.

Juga hanya seorang pria yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, baru memiliki kemampuan yang seperti ini.

Sedangkan Reza Wu juga tidak memberitahuku jika Andre Duan bekerja di kantornya, dia di hadapanku masih melindungi harga dirinya sebagai seorang pria.

Aku merasa sangat penasaran dan bertanya padanya, "Apa yang kamu lakukan terhadapnya?"

"Kenapa? Apa kamu merasa iba padanya?" Nada Andre Duan terdengar sangat dingin, "Pondok Raya menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi padaku, mereka yang menyuruhku ke sana, sehingga apa yang akan aku lakukan itu adalah kebebasanku. Sedangkan aku dapat memberikan tekanan pada pekerjaan mantan suamimu, membuatnya setiap hari merasa kesal, lelah, sakit, malu, bahkan......."

Bahkan apa?

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu