Because You, My CEO - Bab 57 Mereka Mengenal Sejak Kecil (2)

“Bagaimana mungkin? Paman hanyalah seseorang yang sedikit penyendiri, selain masalah pekerjaan dia sangatlah jarang berhubungan dengan dunia luar, apalagu terkadang dia rugi pun juga tidak mempermasalahkannya, hanya karena inilah jadi ibuku menyuruhku untuk berada di sisinya mengamatinya, menghindari dia melakukan kesalahan apapun.” Doni Chen mengambil sumpit dan memasukkan sayur ke dalam mulutnya, dan berkata, “Ayo makan, kemudian kita bermain mahjong.”

Silvi Xiao mengerutkan dahi, “Tidak mabuk tidak boleh pulang!”

“Mabuk?” Doni Chen mengambil sumpit dan memukul ke kepala Silvi Xiao, “Setelah bermain mahjong kita pergi ke pantai kemudian kembali ke rumah masing-masing!”

Bibir Silvi Xiao ternganga, dan mengeluarkan sepatah mengecewakan.

Setelah makan malam, Doni Chen membawa kami pergi ke tempat the untuk bermain mahjong, akan tetapi apabila hanya bertiga tidak dapat bermain mahjong, karena peraturan bermain mahjong harus 4 orang, sehingga kami pun menelpon Hendy Chen.

Doni Chen menekan tombol memanggil dan langsung menyelipkan ke dalam tanganku, aku termenung, terlihat dia menaikkan alis pertanda menyuruhku untuk berbicara pada Hendy Chen, terdengar sepatah kata dengan nada dingin dari seberang sana, “Hallo.” Aku melotot ke arah Doni Chen dan langsung pergi ke samping untuk mengangkatnya, “Hendy, ini aku Sisca.”

Hendy Chen bertanya dengan nada cuek, “Sisca, ada apa?”

Aku memainkan bibirku dan berkata, “Kami ingin bermain mahjong, akan tetapi kekurangan orang.”

Aku langsung mengembalikan hp pada Doni Chen dan menginjaknya, dia langsung mengangkat kakinya dan menjerit kesakitan, dia pun tersenyum nakal, “Aku tidak mempunyai keberanian apabila berada di hadapan pamanku, jadi hanya dapat meminta Sisca untuk membantu!”

Malam itu, Hendy Chen menemani kami bermain mahjong selama 2 jam, dia kalah, sedangkan aku menang.

Dia duduk di sampingku, tidak tau dia sengaja atau tidak, semua kartu yang aku butuhkan dia selalu dapat tepat waktu mengeluarkannya.

Setelah bermain mahjong, Doni Chen membawa kami pergi ke pinggir pantai untuk menyalakan kembang api, saat mereka menyalakan kembang api, aku pergi ke swalayan di dekat sana.

Aku memilih sebuah jam tangan pria berwarna hitam, saat aku membayarnya hatiku merasa sakit akan tetapi juga merasa wajar.

Aku kembali ke pinggir pantai dan berdiri di samping Hendy Chen, Silvi Xiao menatap kembang api yang jauh disana dan berbicara pada Hendy Chen, “Sebenarnya Doni sering kali ingin mengajakmu bermain bersama kami, dia takut kamu sendirian terlalu kesepian.”

Hendy Chen menjawab singkat, lalu menjelaskan, “Doni terlalu suka keributan, sedangkan aku suka keheningan, aku beberapa kali membahas hal ini pada ibunya agar Doni tidak ikut denganku, akan tetapi ibunya tetap saja keras kepala menyuruhnya ikut denganku.”

Aku berkata, “Kakak iparmu takut apabila kamu tidak dapat menjaga dirimu sendiri.”

“Doni anak seperti itu juga tidak dapat menjagaku.” Hendy Chen tersenyum dan memiringkan kepalanya menghadapku, dengan nada yang lembut dia berkata, “Aku bisa menjaga baik-baik diriku sendiri.”

Senyumannya itu tampak seperti sebuah es yang sangat dingin, aku menyipitkan mata tersenyum dan bertanya padanya, “Hendy, apakah ada orang yang pernah mengatakan bahwa kamu terlalu kaku?”

Dia adalah seseorang yang kelihatannya sangatlah kau, pria yang begitu mempesona, parasnya membuat orang bergetar namun juga membuat orang tidak berani mendekatinya.

Hendy Chen termenung sekejap, “Ada.”

Aku bertanya dengan penuh penasaran, “Siapa?”

Hendy Chen mengulurkan tangannya dan mengelus halus kepalaku, “Jika kamu tidak hilang ingatan, seharusnya kamu mengingatnya.”

Aku semakin penasaran, “Siapa?”

“Rizka.” Hendy Chen tersenyum.

Aku terkejut, Hendy Chen juga mengenal Rizka Shen.

Aku berpikir lalu berkata, “Aku tau Rizka, teman Andre memberitahuku bahwa dia adalah cinta pertama Andre.”

“Sisca, cepat kemari menyalakan kembang api!” Saat itu tiba-tiba Silvi Xiao memanggilku, aku menggelengkan kepala dan sambil tersenyum berkata, “Kalian bermainlah, kami melihat saja.”

Silvi Xiao juga tidak mempedulikanku lagj, dia berlari dengan penuh kesenangan dan jongkok di depan Doni Chen, akan tetapi dia juga seperti jijik dengan Doni Chen, dia langsung mendorongnya dan menyalakannya sendiri, Doni Chen juga tidak berani menyalahkannya, dia hanya memutar matanya.

Aku tertawa dan berkata dengan tidak tau harus bagaimana, “Silvi sangatlah kekanak-kanakan.”

“Aku tau, di kantor pengawasan dan kantor polisi hanya dia yang paling terkenal.” Hendy Chen berkata ringan, lalu berkata lagi, “Sisca, Rizka memang benar cinta pertama Andre, akan tetapi mereka berdua tidak berjodoh, saat itu kakek Andre tidak menyukai Rizka yang berusia 3 tahun lebih tua dari Andre, akan tetapi malah menyukai Raisa yang lebih muda 4 tahun dari Andre, bahkan memberikan sebuah perjanjian pernikahan untuknya.”

Perkataan Hendy Chen dan Alvin Song sangatlah mirip.

Aku hanya menjawab singkat, “O, jadi mereka terpisah karena paksaan?”

“Tidak dapat dikatakan sebuah paksaan, Rizka yang lebih dahulu meninggalkan Andre.” Hendy Chen memasukkan tangannya ke dalam kantongnya, dan berkata, “Rizka dan suaminya akhir-akhir ini sedang ingin bercerai.”

“Bercerai?“ Hendy Chen bagaimana bisa mengetahui dengan sangat jelas permasalahan mereka? Aku bertanya lagi, “Kamu selama ini mengenal Andre dan Rizka?”

Hendy Chen menjawab dengan penuh kejujuran, “Eng, aku sejak kecil tinggal bersama mereka, dulu hubungan kami terbilang bagus, akan tetapi kemudian menjadi jauh.”

Hendy Chen, Andre Duan dan Rizka Shen tidak disangka sejak kecil sudah saling mengenal, aku sedikit terkejut dan tidak berani bertanya lagi padanya.

Karena saat itu ekspresi Hendy Chen sangatlah dingin, seperti sedang mengingat suatu hal, aku termenung sejenak, kemudian mengambil sebuah kotak dari kantong dan menyerahkannya pada Hendy Chen, “Selamat tahun baru, Hendy.”

Ekspresi Hendy Chen terlihat sangatlah terkejut, dia mengambilnya dari tanganku, “Apakah aku juga memiliki hadiah tahun baru?” Nada suaranya terdengar sangat terkejut.

Aku menjawabnya, “Eng, terima kasih karena kamu telah menemaniku melewati tahun baru ini.”

Hendy Chen membuka kotak dan mengambil jam tangan itu, aku mengambilnya dari tangannya dan membantunya memakai, “Meskipun bila dibandingkan dengan hadiah pemberianmu, barang ini tidak memiki harga sedikitpun, akan tetapi kamu lihat ini dari ketulusan hatiku.”

Saat berkata hingga terakhir, pipiku terasa memerah.

Akiknya itu terlihat sangatlah mahal, selain itu aku barusan menang, tapi aku malah hanya memberikan jam tangan seharga 60 juta untuknya.

Hendy Chen menundukkan kepala dan melihat jam, “Terima kasih.”

Dia mengambil jam tangannya sendiri dan memasukkannya ke dalam kantong, bibirnya terlihat tersenyum, 30 menit selanjutnya dia hanya terdiam.

Aku menatap ke arah Hendy Chen beberapa lama, dia diam-diam merasa senang.

Hendy Chen, memang seperti anak kecil.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu