Because You, My CEO - Bab 91 Mataku Terus Menatapmu (2)

Andre Duan tertawa dengan nada rendah, "Nyonya Duan yang memohon padaku."

Dia ingin mengatakan bahwa akulah yang terus menatapnya.

Wajahku seketika suram, dan Andre Duan tiba-tiba memberi reaksi dan bertanya, "Sebenarnya kamu tidak ingat situasi ketika kita pertama kali bertemu, benar kan?"

"Ya, selain Hendy kemudian kamu, masih ada Rizka dan Alex, banyak sekali ingatan yang membuatku bingung!"

Andre Duan memelukku dengan erat, "Tenang, semua akan baik-baik saja."

Aku melihat langit biru dan awan putih di luar jendela, aku berkata dengan perasaan tertekan kepada Andre Duan, "Setelah kembali ke Beijing, akan ada banyak hal yang membuatku risau."

Pesawat akan mendarat di Beijing dalam waktu setengah jam.

“Serahkan kepadaku maslaah yang membuatmu risau tersebut, hari-hari berikutnya kamu hanya perlu menjaga kehamilanmu dengan tenang.” Andre Duan mengulurkan tangan dan memainkan rambutku, dan berkata, “Aku tidak bisa melakukan sesuatu terhadap Keluarga Shen saat ini, Keluarga Song ... cepat atau lambat akan menjadi menjadi urusan Alvin, jika aku melakukan sesuatu terhadapnya, aku takut pada akhirnya dia akan berusaha melakukan yang terbaik untukku! "

Aku bertanya dengan penasaran, "Mengapa kamu tidak bisa melakukan sesuatu terhadap Keluarga Shen?"

Apakah dia kasihan pada Rizka Shen dan Raisa Shen?!

Andre Duan tersenyum dan berkata, "Aku bekerjasama dengan Keluarga Shen saat ini, jika aku melakukan tindakan terhadap mereka maka uang investasiku sebesar ratusan juta itu akan hilang begitu saja! Itu adalah uang susu anak kita, jadi aku tidak bisa mengabaikan uang tersebut, setelah dua bulan kerja sama ini akan berakhir, aku akan membantumu melakukan balas dendam terhadap Keluarga Shen! "

Keuntungan besar para pebisnis, tak terkecuali dengan Andre Duan.

Tetapi aku juga bukan orang yang memiliki hati yang begitu sensitive, apalagi aku tidak akan mungkin hanya karena keegoisan diriku hingga membuat Andre Duan kehilangan uang ratusan juta yang telah diinvestasikan olehnya!

Jika Keluarga Duan tahu, mereka semakin sulit untuk menerimaku.

Telapak tangannya diletakkan di atas perutku dan ia mengusapnya dengan lembut, aku sengaja bertanya, "Bukankah kamu merasa bersalah pada Rizka? Dan bukankah Raisa sudah menemanimu selama lima tahun saat memulai bisnis? Apakah kamu tidak akan merasa bersalah pada Keluarga Shen?"

Ketika membicarakan hal ini, Andre Duan tampak serius hingga mengerutkan kening.

"Sejujurnya, aku benar-benar berhutang budi pada Raisa mengenai hubungan dengan beberapa relasi, meskipun sebelumnya aku telah mencoba untuk menghindarinya, tetapi berapapun bantuan yang diberikan kepadaku, semuanya memiliki keterlibatan dengan Raisa, ini membuatku sangat tidak berdaya."

Pada saat itu, Andre Duan berusaha menghindari namun tidak menolak, ini hanya bisa menunjukkan bahwa dia tidak begitu hebat seperti sekarang!

Dia dulu mengalami penderitaan dan kesulitan.

Aku menggenggam tangannya dan berkata dengan lembut, "Jangan menyulitkan diri sendiri, aku akan menggunakan caraku sendiri untuk memberikan pembalasan yang seharusnya diterima oleh Keluarga Shen."

“Perkataanmu salah.” Andre Duan mengulurkan tangan ke bibirku dan menatapku sedikit dengan kepala menunduk, tatapan matanya begitu dalam dan jauh, dia pun berkata, “Meskipun aku tidak senang dengan orang lain, tapi aku juga tidak bisa menyusahkan istri sendiri, aku juga tidak bisa membiarkan istriku diintimidasi oleh orang lain. "

Kata-kata ini terasa hangat di hati.

Andre Duan memang pandai mengucapkan kata-kata manis, selalu sulit bagiku untuk mengendalikan perasaan ini! Mulutnya sangat manis seperti madu, seolah-olah telah menyembunyikan racun!

Ketika tiba di apartemen di Beijing, Andre Duan membantuku mengeluarkan pakaian di koper dan memasukkannya ke dalam mesin cuci, dia menuangkan cairan deterjen dan bertanya dengan nada bicara yang biasa, "Apakah aku harus mencuci pakaian dalammu dengan tangan?"

Aku "..."

Pria yang mulia ini terlalu cepat menurunkan harga dirinya!

Aku menggelengkan kepala, "Tidak perlu, aku akan mencucinya sendiri."

Andre Duan memicingkan matanya kepadaku, ia menggulung lengan baju hingga ke atas lengan, kemudian mulai membantuku mencuci dengan tangan.

Wajahku memerah sekali, tapi aku tidak berargumen lagi dengannya.

Pada malam hari Andre Duan menginap di rumahku, Vino Duan sudah dua kali menelepon namun kami tidak menjemputnya untuk pulang ke rumah.

Dia berbaring di tempat tidur sambil memelukku, sekujur tubuhku terasa panas saat menempel dengan tubuhnya, dan tangannya juga mulai nakal.

Andre Duan bertanya dengan suara rendah, "Sisca, apakah boleh?"

Aku terdiam dan menjauhkan diriku dari pelukannya.

Andre Duan menangkap dan memeluk pinggangku, dan berbisik, "Aku akan melakukannya dengan lembut, dan tidak akan menyakiti gadisku."

Dia menginginkan anak ini, bagaimana dia bisa menyakitinya?!

Dia paling akan menikmatinya untuk memuaskan keinginannya.

Meskipun aku terdiam, aku tidak melepaskannya, Andre Duan duduk bersila dengan gembira. Dia mengulurkan tangan dan membelai tubuhku, dengan senyum di bibirnya dia berkata, "Aku harus memperhatikan tubuhmu dengan baik."

Aku "..."

kadang-kadang aku benar-benar tidak tahu bagaimana menanggapi perkataannya.

Andre Duan tersenyum dan berkata, "Perutmu sangat besar."

Mungkin pria ini hanya merasa senang.

Lagi pula, Andre Duan tidak menginginkanku malam itu, tetapi hanya memainkan tubuhku sebentar dan mandi air dingin di kamar mandi sendiri.

Aku membelalakkan mata dan bertanya, "Kamu takut?"

“Kamu hampir keguguran beberapa waktu yang lalu, aku takut menyentuhmu.” Andre Duan berkata dengan nada rendah, “Aku menahan untuk menjaga ibu dan anakku dengan aman.”

Aku melihat dia seperti anak kecil yang tidak mendapatkan permen, aku dengan enggan mengingatkan, "Raisa meneleponmu ketika tadi kamu mandi."