Because You, My CEO - Bab 24 Selamat Ulang Tahun Untukmu (2)

Hatiku bingung tetapi tidak langsung bertanya, hanya melihat Andre Duan melepaskan sepatunya dan mengganti sandal, aku juga dengan cepat mengikutinya.

Mungkin dia melihatku sedikit terburu-buru, ia melepaskan coatnya dan meletakkannya diatas sofa, ujung bibirnya tersenyum dan berkata: "Jangan gugup, disini hanyalah kita berdua."

Benar, cuman ada kita berdua.

Untuk apa dia berpakaian rapih seperti ini?!

Membuatku gugup, dan panik.

Andre Duan menarik tanganku dan membuatku duduk di meja makan, dia sembari mengambil anggur merah dan menuangkannya ke gelasku, ia berkata: "Luka di tubuhmu belum membaik, jangan minum terlalu banyak."

Aku terdiam dan mengangguk, untuk mengiyakan dia.

Andre Duan tersenyum sedikit, dia duduk sebentar dan menuangkan dirinya segelas anggur merah, bertanya: "Besok adalah hari ulang tahunmu, betul?"

Aku mengangkat gelas anggurku dan terburu-buru berkata: "Betul, besok adalah ulang tahunku yang ke 25."

Aku tidak merasa kebetulan saat dia mengetahui ulang tahunku.

Kan aku baru saja menikah dengannya, seharusnya dia melihat kartu identitasku dan tau ulang tahun ku dari sana.

"Sisca Shi, aku ingin lebih dahulu mengucapkan selamat ulang tahun untukmu."

Andre Duan mengetuk gelasnya pada gelasku, dan ia merunduk dan meminumnya, dan dia kemudian menatapku.

Bibirnya tipis dan seksi, membuat orang merah merona.

Demi mengatasi kepanikanku, aku bertanya: "Berapa lama kamu menyiapkan semua ini?"

"Ah, apakah aku perlu menyiapkannya?" Andre Duan menatapku seakan aku tidak tau apa-apa, dia berkata: "Aku menyuruh Alvin untuk menyiapkan ini semua."

Alvin Song menahan dia untuk menikah dengnku, tetapi dia malah menyiapkan ini semua untukku... Mungkin, Alvin Song tidak tau bahwa dia menyiapkan ini untukku."

Lagipula, mungkin wanitanya Andre Duan bukan hanya aku seorang.

Karena Alvin Song pernah berkata: "Dasar goblok kau malah meniduri Sisca! Begitu banyak wanita disekitarmu dan kau masih mencari wanita penggoda?"

Mungkin Alvin Song tidak menyangka, Andre Duan membawaku kemari.

Jika ia tau, dia tidak akan menyiapkan ini semua.

Andre Duan bangun dan pergi mengambil coat di sofa, dari dalam coat ia mengeluarkan sebuah kotak dan meletakkannya di hadapanku.

Aku tidak mengerti menatapnya, kedua tangannya mengetuk meja makan yang berwarna putih, dia berkata: "Bukalah, hadiah ulang tahun."

Andre Duan tak disangka memberiku sebuah kado ulang tahun!

Aku terkejut menjulurkan tanganku untuk membuka box itu, saat membuka box itu aku terkejut melihat jadi Andre Duan, apakah itu sepasang?

Apakah cincin di dalam kotak ini dan cincin di jari dia sepasang?

Aku ingin bertanya, tetapi aku tidak berani.

Andre Duan berkata: "Coba kamu pakai."

Mendengar itu aku mengeluarkan cincin itu dan memakainya, Andre Duan melihat dengan puas dan mengangguk berkata: "Selera ayahku bagus juga."

Aku sekali lagi melirik cincin di jarinya.

Andre Duan menyadari tingkah ku, dia menjulurkan jarinya, dan berkata: "Jangan banyak berpikir, cincin yang ku pakai adalah cincin yang pernah dikasih oleh mantan calon istriku."

Mantan calon istri.... Andre Duan ternyata pernah hampir menikah!

Apakah wanita itu Raisa Shen?!

Ada hal apa tiba-tiba hilang di otakku, aku mencoba untuk menebak tetapi tidak bisa.

Setelah aku memakai cincin itu aku diam dan memakan steak sapi.

Andre Duan sepertinya tidak nafsu makan, setelah memakan dua potongan dia meninggalkan sisa makanannya dan kembali ke kamar.

Aku melihat makanan sisa dia, akhirnya aku yang menghabisinya.

Setelah makan malam aku meniup lilin yang di atas meja, setelah itu aku melangkah ke depan kamar Andre Duan dan mengetuk pintu.

Dia tidak memperdulikanku, aku akhirnya membuka pintunya.

Andre Duan sudah mengganti baju santai dan terbaring diatas kasur, kedua tangannya menopang kepalanya dan ia menatap ke luar jendela.

Di dalam kamar dinyalakan lilin yang begitu banyak, warna nya juga bermacam-macam, bentuknya juga, aku terkejut dan berkata: "Sangat cantik."

Andre Duan mengalihkan tatapannya, dan menatapku, ia tersenyum dan berkata: "Apakah kamu tidak pernah melihat hal seperti ini?"

Mana mungkin aku tidak pernah melihat lilin sebelumnya?

Hanya ini adalah sebuah awalan yang romantis.

Tidak perduli dia menyiapkan ini untuk dia sendiri, atau untukku, aku sangat berterima kasih padanya.

Lagipula hal-hal ini adalah hal yang tidak pernah Reza lakukan untukku.

Dan Reza juga dari awal memang tidak mau repot-repot melakukan ini.

Aku mengangguk berkata: "Aku tidak pernah melihatnya."

Mendengar ini, Andre Duan menekan-nekan alisnya dan kembali melihat ke luar jendela.

Dibawah langit yang gelap gulita, dan suara ombak yang terdengar.

Aku mengambil kemeja Andre Duan dan masuk ke dalam kamar mandi, membuka lampu dan melepaskan baju lalu melihat ke bawah diriku.

Tiba-tiba semuanya menjadi kabur.

Baru beberapa hari lalu aku aborsi dan aku tidak tahan.

Besok aku harus ke rumah sakit untuk pergi memeriksa, jika ada infeksi maka itu akan berdampak untuk kedepannya.

Aku menggunakan air panas untuk mencucinya, dan aku tetap merasa sakit.

Sungguh ini seperti mencari kesusahan untuk diri sendiri.

Panjang kemeja Andre Duan sampai ke pahaku, saat aku mengenakannya keluar, tatapan Andre Duan jatuh padaku.

Aku mengerti tatapan dia, dan sengaja bertanya: "LIhat apa?"

"Badanmu lumayan juga." Andre Duan berkata: "Meski langsing, tetapi saat diraba juga tidak bisa mengegerkan orang lain."

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu