Because You, My CEO - Bab 22 Menikah (1)

Waktu yang digunakan dari Perumahan Shore menuju kantor sipil kurang lebih 20 menit.

Selama 20 menit ini, aku memikirkan banyak sekali masalah.

Hanya dalam waktu yang sangat singkat, terjadi masalah antara aku dan Reza Wu, sehingga harus mengakhiri pernikahan kami yang sangat singkat ini, selain itu aku masih mengalami sikap teman kerja yang dingin, keluargaku yang tidak mengertiku, dan juga tetangga-tetangga yang menertawakanku.

Dalam waktu ini, sepertinya aku telah melewati seumur hidupku.

Masalah yang terjadi dalam hidupku sangatlah lucu.

Tapi aku malah tetap saja harus berusaha untuk melanjutkan kehidupanku, berusaha untuk merencanakan kelanjutan hidupku.

Di hari-hari ini, hanya Andre Duan seorang diri yang memancarkan sinar.

Di tengah-tengah dinginnya musim dingin, dia muncul tepat waktunya.

Tepat waktu hingga membuatku dalam waktu yang singkat terharu olehnya.

Aku tidak bodoh.......

Saat seorang wanita yang sedang mengalami kehancuran dan menemukan seorang pria yang gagah, berani dan juga tidak ada yang tidak bisa dia lakukan, dan terkagum, mungkin itu hanyalah sekejap saja.

Meskipun menakutkan, tapi malah memberikan sedikit jalan.

Tidak tau juga apakah karena hendak memasuki tahun baru, orang yang ada di kantor sipil, sangatlah banyak, aku dan Andre Duan menunggu di koridor, dan duduk di atas kursi panjang.

Andre Duan hanya terdiam, tidak mengeluarkan suara sedikit pun, meskipun aku bertanya padanya beberapa kali, tapi dia tetap saja dengan santai menjawab ringan.

Emosinya saat ini sangatlah buruk.

Aku mencubit-cubit jemariku sendiri, hingga jemariku menjadi putih, aku baru bertanya dengan perasaan bimbang padanya, "Andre, apa kamu menyesal menikah denganku?"

"Eng?"

Dia lagi-lagi hanya menjawab santai, sama sekali tidak menggunakan perasaan.

Hatiku benar-benar bimbang, aku tidak dapat menyentuh apa yang dia pikirkan dan rasakan.

Aku menahan rasa gugupku dalam hati, dan membuka mulut, bertanya padanya, "Sejak tadi hingga sekarang, emosimu sangatlah buruk..... Apa kamu menyesal?"

"Kamu kira aku bisa menyesal?"

Andre Duan hanya tersenyum sinis, dia mengambil rokok dari dalam kantongnya, tapi seperti teringat ini adalah tempat umum, dia diam-diam memasukkan lagi ke dalam kantongnya, lalu berkata, "Semua keputusanku, aku tidak pernah merasa menyesal, kamu jangan berpikir yang tidak-tidak."

Dia merelekskan pundaknya, dan bersandar pada kursi, lalu menolehkan kepalanya menatapku sambil menunjukkan jari jempolnya, "Sisca, keahlianmu untuk mengamati benar-benar tidak buruk."

Kedua bola matanya sangatlah dalam hingga tidak terlihat seberapa dalam.

"Eng? Apa maksudnya?" Aku bertanya padanya.

"Melalui berhubungan beberapa hari ini, kemampuanmu untuk mengamati sangatlah bagus, kamu bisa dari ekspresi wajah seseorang mendapatkan suatu informasi. Misalnya saja, barusan kamu mengatakan emosiku sangatlah buruk, sebenarnya, aku sedang memikirkan suatu masalah."

Dengan penuh rasa penasaran, aku bertanya, "Masalah apa?"

"Masalah perusahaan, tidak ada hubungannya denganmu."

Suara Andre Duan seketika menjadi dingin.

Dia mengangkat tangannya dan menepuk-nepuk wajahku, kemudian dengan penuh kehangatan dia mengelus sebentar, lalu berkata, "Sisca, menikah denganmu adalah hal yang harus dilakukan, lagipula ini adalah keputusan dariku sendiri, selain itu, aku juga pernah bilang, kamu hidup denganku pasti akan hidup bahagia, jadi kamu tidak perlu dengan penuh kebimbangan bertanya padaku."

Dia mengerti apa yang aku rasakan, sehingga dia menenangkanku.

Andre Duan adalah seorang pria yang sangatlah perhatian.

Mungkin karena kehangatannya, aku pun menjadi lebih berani, "Andre, kita buat suatu perjanjian, oke? Kita saling tidak membatasi, tidak peduli kamu melakukan apapun, misalnya saja kamu memiliki wanita lain, aku juga tidak akan bertanya, tapi aku juga berharap, suatu hari nanti, aku juga mendapatkan kebebasan yang sama."

Andre Duan merupakan seorang pria yang perhitungan, ada beberapa masalah harus dikatakan dengan jelas padanya terlebih dahulu, misalnya saja masalah kebebasan.

Dia menyuruhku untuk tidak melakukan 3 hal.

Aku juga berharap dia melakukan hal yang sama denganku.

Andre Duan menatapku dengan rasa yang aneh, "Sisca, asalkan kamu tidak menyentuh batasanku, aku tidak akan membatasimu."

Aku membuka mulutku, bertanya, "Apa batasanmu?"

"Penipuan, pengkhianatan, menutup-nutupi itu semua batasanku."

Astaga! Penipuan dan menutup-nutupi juga termasuk?

Pernikahanku dengannya tidak saling membatasi, tapi tidak termasuk hal-hal ini?

Dia menyuruhku untuk tidak bertanya, apa aku mempunyai keharusan untuk memberitahuinya?

Aku bertanya padanya, "Kalau begitu, Andre apakah kamu akan membohongiku?"

Kursi yang ada di hadapan kami adalah sepasang kekasih yang telah memutuskan untuk menikah, aku mendengar wanita itu dengan tegas berkata, "Kamu bilang, setelah menikah, semua pekerjaan rumah, kamu yang mengerjakan, penghasilan utuh juga akan kamu berikan semua padaku, kamu jangan sampai lupa!"

Pria itu langsung menenangkannya, "Iya, aku mendengarkan perkataanmu, istriku tersayang." Nada suaranya penuh dengan kasih sayang.

Sebenarnya, aku merasa wanita itu benar-benar bodoh.

Pria mana yang akan mengerjakan pekerjaan rumah?

Pria mana yang tidak memiliki simpanan uang sendiri?

Sebelum menikah Reza Wu juga berjanji padaku, tetapi setelah menikah, malah seperti telah berubah menjadi orang lain, ibunya yang mengelola penghasilannya, uangku digunakan untuk menambah kebutuhan rumah, selain itu, menyuruhnya mengerjakan sesuatu pun harus membahas imbalan terlebih dahulu.

Sedangkan emosiku sangatlah keras kepala, meskipun dia tidak perlu mengerjakan semua pekerjaan rumah, tapi aku sebagian besar tidak dapat tahan dengannya, sehingga aku harus memaksanya untuk mengerjakan!

"Pertanyaan yang bodoh."

Andre Duan tiba-tiba memakiku, aku seketika pun termenung.

Ekspresinya sangat dingin, lalu berkata, "Kenali posisimu dengan jelas."

Kenali posisi sendiri dengan jelas...... ini adalah perkataan orang yang terkejut dari tidurnya!

Aku dan Andre Duan hanyalah sebuah pertukaran, aku malah terlalu berharap padanya, sebenarnya aku saja yang tidak dapat menjaga diriku sendiri.

Wajahku berubah menjadi pucat, aku menundukkan kepala, tidak mau bertanya lagi padanya, Andre Duan juga malas memperhatikanku.

Ini semua karena aku terlalu bodoh, ternyata lupa dengan larangan yang diucapkan Andre Duan kemarin malam, lupa apa tujuannya menikah!

Aku menertawakan diriku sendiri yang mirip dengan seorang yang tolol, sebenarnya surat nikah ini tidak ada gunanya! Hubunganku dengan Andre Duan juga tidak akan ada kemajuan sedikitpun!

Sebuah pertukaran, dari awal sampai akhir hanya aku yang tidak dapat menyadarinya!

Mulai hari ini, aku akan berusaha untuk menjaga baik-baik hatiku.

Sepasang demi sepasang suami istri keluar dari dalam, akan tetapi juga tidak tiba giliran kami, dan di saat ini, hp Andre Duan berdering.

Dia mengambil hp dan melihat sekilas nomor yang menelponnya, dengan mengerutkan dahi, dia menekan tombol terima, lalu dia meletakkan di telinganya, dan dengan nada yang tidak sabar, dia bertanya, "Ada urusan apa?"

Terdengar suara seorang wanita muda, "Alvin menelponku, apa kamu berencana untuk memutuskan hubungan kita sampai akhir?"

Nada suara Andre Duan sangatlah tegas, "Kamu tidak perlu ikut campur urusanku!"

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu