Because You, My CEO - Bab 168 Tuan Duan (1)

Vino Duan pun mematuhi kata-kataku lalu menutup matanya, untungnya sekitar pukul 4:00 pagi lalu lintas jalan di Beijing sangat lancar, akhirnya kami tiba di rumah Keluarga Duan pukul 4:30 pagi, Andre Duan memberikan anak itu kepada ibunya yang telah menunggu di depan pintu, ibunya pun mengambilnya anak itu dan tidak sengaja melihatku di dalam mobil, ia pun terkejut dan berkata, "Andre, mengapa kamu berhubungan dengan dia lagi?"

Saat mendengar kata-katanya, Andre Duan pun mengerutkan kening, dan berkata dengan tegas, "Bu, ada beberapa hal yang telah aku komunikasikan kepadamu, tolong kamu jangan menambah masalahku lagi, jika kamu berkata lagi, maka kamu tidak akan memiliki menantu perempuan seumur hidup."

Ibu Andre Duan melirikku, dengan nada yang sedikit mengkritik dia pun berkata. "Dia merebut Vino di depan kakekmu hari itu ..." Mungkin karena melihat wajah Andre Duan yang suram, dan dia pun kembali berkata, "Aku tidak peduli dengan urusan kalian, lagipula aku juga tidak bisa melakukannya, ayahmu memberi tahuku dan memintaku untuk tidak perlu khawatir dengan urusanmu lagi, kamu bisa mengurusnya sendiri. "

Andre Duan masuk ke mobil dan pergi dari sini, langit di luar agak gelap, aku menutup mataku dengan lembut dan berniat untuk tidur sejenak, cukup lama akhirnya aku mendengar pria di sebelahku berkata, "Ibuku tidak memiliki prasangka apa pun terhadapmu, dia memang memiliki sifat seperti itu. Dulu aku pernah menceritakan tentang dia kepadamu. "

Ya, ibunya memiliki sifat seperti seorang permaisuri.

Aku berkata, "Ya, tidak apa-apa, aku tidak terlalu peduli."

Andre Duan berkata dengan suara dingin, "Kamu memang tidak perlu peduli."

Nada suaranya tiba-tiba berubah, aku mengulurkan tangan untuk memegang perutku dan tidak peduli padanya, hanya menahan kram di perut.

Ketika hampir tiba di rumah sakit, Andre Duan menyadari ada yang tidak beres dengan keadaanku, dia pun mempercepat laju mobilnya dan berkata dengan lembut, "Tahanlah, kita hampir tiba di rumah sakit."

Aku berkata "Ya", tubuh yang sakit itu bergetar.

Ketika tiba di rumah sakit, Andre Duan menggendongku seperti seorang putri raja, lalu membawaku ke ruang gawat darurat, pada awalnya dokter memvonis bahwa aku menderita radang usus buntu.

Radang usus buntu menyerang perut dan bahkan membuatku demam tinggi.

Tentu saja telah diputuskan untuk melakukan operasi pemotongan setelah divonis radang usus buntu, aku sedang berbaring di tempat tidur melihat jari-jari ramping Andre Duan memegang pena yang seketika membuat hatiku tenang, kemungkinan besar, ketika dalam keadaan paling membutuhkan seseorang, dan kebetulan ada seseorang yang berada di sisi.

Seperti kejadian yang sering menimpaku dulu, setiap kali aku diganggu oleh Reza Wu, Andre Duan akan segera muncul untuk menyelamatkan aku.

Pada saat itu, dia tampak seperti dewa dalam hidupku, dengan semua keyakinan dan cinta di dalam hidupku.

Tiba-tiba aku merindukan masa lalu, terlepas dari semua tipuannya, meskipun aku tidak tahu apa-apa, namun untungnya cinta itu sederhana dan terus terang.

Selama beberapa tahun, ada jeda yang panjang di antara kami berdua. Aku tidak masuk dan tidak pula mengizinkannya datang ke kehidupanku seacara pribadi.

Ketika Andre Duan meletakkan penanya, aku berkata, "Maaf."

Dia tercengang dan bertanya, "Mengapa kamu tiba-tiba mengatakan maaf?"

Dia mengulurkan tangan dan menyentuh pipiku, suaranya yang lembut pun mencoba menghiburku, "Dokter akan segera melakukan operasi untukmu, kamu tahan dulu selama dua menit."

"Maaf, kakak," Aku meletakkan tanganku di telapaknya yang berada di pipiku, dan berkata dengan air mata yang mengalir, "Aku mungkin tidak bisa mengembalikan Sella kepadamu, tetapi aku bersedia untuk menebus semua itu kepadamu dengan diriku sendiri."

Kata-kataku masih menyakitinya, selama aku tidak bersedia membawa Sella kembali ke China, itu artinya aku tidak pernah bisa mempercayai dia selamanya.

Tangan Andre Duan pun seketika berhenti, ia mengutuk "Bocah bodoh.”

Dokter mendorongku masuk ke ruang operasi, di dalam aku jelas merasa bahwa mereka memberiku obat bius, saat jarum masuk, seketika terasa sangat menyakitkan, tetapi kemudian aku tidak merasakan apa-apa.

Setelah membuka mata lagi, cahaya fajar menyingsing dari luar, aku memusatkan pandangan mata pada pria yang telah menemaniku, dia masih terlihat sangat tampan bahkan tak tertandingi, saat ini, aku tahu bahwa perasaan hatiku telah berubah.

Perubahan ini terjadi dengan tenang.

Aku dengan lembut mengulurkan tanganku, dan Andre Duan menggenggam tanganku di telapak tangannya, aku tersenyum dan berkata, "Dulu, ketika Reza memukul anakku, setelah itu kamu yang membawaku ke rumah sakit, pada waktu itu, kamu sangat acuh tetapi malah membuatku merasakan kekuatan yang tidak jelas, aku pikir, ini adalah Tuan Duan, yakni Tuan Duan yang dapat muncul di sebelahku ketika aku sangat membutuhkannya. "

“Itu adalah ingatanku yang paling menyedihkan.” Andre Duan menutup matanya dan membukanya lagi, gejolak emosi yang ada di dalam matanya langsung tenang, lalu dia dengan tenang berkata, “Wanita yang kucintai telah disentuh oleh pria yang begitu ceroboh, sehingga membuatku sangat sedih, tetapi dia bahkan membuatmu mengandung seorang anak, bukan hal yang penting jika kamu mengandung namun ia tidak memiliki sedikit pun kasih sayang, kamu mungkin tidak pernah merasakan kesedihan dan keputusasaanku pada waktu itu, tetapi di depanmu tapi aku harus berpura-pura tidak peduli, dan waktu itu aku hanya bisa bersikap acuh dan berpura-pura, sehingga mampu membuatku menghadapi dirimu yang rapuh. "

"Tuan Duan, kamulah yang tidak menyelamatkan aku ketika aku jatuh ke laut, kamu meninggalkan tunanganmu untuk menyelamatkan cinta pertamamu yang secara tidak langsung menyebabkan aku kehilangan ingatan dan secara tidak langsung membuat aku mengenal Reza, jadi semua yang terjadi setelah aku mengenal Reza merupakan tanggung jawab Tuan Duan. "

Aku tersenyum dan berkata, "Tuan Duan tidak punya alasan untuk menyalahkan aku."

"Aku tidak menyalahkanmu, aku hanya marah pada diriku sendiri."

Kalimat Andre Duan yang ini membungkus terlalu banyak ketidakberdayaan dan kesedihan, aku pun menggenggam tangannya dan berkata, "Raisa telah mengandung anakmu, jadi aku bisa mengerti perasaanmu saat tahu aku mengandung anak Reza."

“Raisa sedang mengandung anakku?” Andre Duan awalnya terkejut, kemudian dia mengangkat sudut bibirnya dan berkata, “Siapa yang memberitahumu bahwa anak yang sedang dikandung Raisa adalah anakku? Anak yang ada di perutnya adalah anak Alex, Alex sangat mabuk hari itu dan ia memperlakukannya sebagai Rizka, hal ini hanya diketahui oleh aku dan Alvin, jadi jika kamu mau mengonfirmasi hal ini, kamu bisa bertanya kepada Alvin. "

Aku terkejut, tetapi untungnya aku menemukan jawabannya dengan cepat.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu