Because You, My CEO - Bab 141 Berbicara Dengannya Tentang Kehidupan Sehari-hari (2)

"Ayahku?" Andre Duan berkata dengan suara yang pelan, "Ayahku adalah orang yang tidak peduli dengan apa pun, dia tidak memperdulikan bisnis keluarga sama sekali."

Andre Duan mencium pipiku dan berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku akan merawatmu, kakek akan memintaku untuk pulang ketika amarahnya sudah hilang, dan sekarang aku sedang menikmati kehidupan yang santai dan bebas di kota ini, dia juga tidak peduli padaku"

Andre Duan tampaknya sedang memikirkan sesuatu, lalu ia mengingatnya dan berkata, "Kamu sudah pernah bertemu dengan ibuku, tampaknya dia tidak meninggalkan kesan yang baik untukmu, ke depannya kamu akan hidup bersamaku selamanya di rumah Keluarga Duan, aku akan mengingatkan kamu sebelumnya, kamu jangan merasa lemah karena ibuku, kamu adalah orang yang mudah ditindas dan takut dengan orang yang lebih memiliki kuasa, dan dia juga tidak akan berani mengatakan apa pun kepadamu ketika sudah memiliki kemauan keras. "

Aku tidak pernah mempertimbangkan untuk kembali ke rumah Keluarga Duan, tapi dia ternyata telah memikirkannya begitu serius seperti ini!

Aku tersenyum dan bertanya, "Kamu sedang mengajari aku cara berurusan dengan ibu mertua?"

Andre Duan tertawa dan berkata, "Ya, ibuku memiliki sifat seperti permaisuri kecil, terus terang sifatnya itu terlalu dibuat-buat, dan sifat lainnya sebenarnya tidak ada masalah."

Aku pun hanya menjawab, "Oh," lalu Andre Duan bertanya lagi, "Bagaimana kabar Vino akhir-akhir ini? Aku menjemputnya ke sini ketika dia libur sekolah musim dingin."

"Keadaan Vino selalu baik, dia sudah bisa menulis banyak huruf, selain itu dia juga semakin penurut, dia bisa tidur sendirian di malam hari dan aku juga tidak perlu menceritakan dongeng untuknya.”

Aku memegang jari-jari ramping Andre Duan dan berkata dengan sedih, "Dua bulan pertama kakek menjemput Vino kembali ke rumah Keluarga Duan."

"Anak itu tidak membutuhkan siapa pun saat tidur di malam hari, itu karena kamu telah membiasakannya." Andre Duan mengepalkan tanganku dan bertanya, "Bagaimana dengan anak yang kamu adopsi? Meskipun aku baru satu kali bertemu dengannya, tetapi aku selalu merasa dia dapat menebak pikiran seseorang. "

Andre Duan berhenti sejenak dan berkata, "Seorang anak belasan tahun membuatku memiliki pemikiran seperti ini, tampaknya dia tidak akan mudah menjalani hidup ketika sudah dewasa!"

Pikiran Andre Duan sama dengan pikiranku, aku selalu merasa bahwa Seno Sheng sangat misterius dan dapat menebak pikiran orang-orang.

Aku menggelengkan kepala dan menjelaskan, "Seno jarang pulang dan lebih sering tinggal di apartemen dekat sekolah, dan dia tidak suka menghubungi aku melalui telepon, aku sering pergi ke sekolah untuk menemuinya, dan setiap kali aku menemuinya, dia sedang sibuk mempelajari hal-hal baru. "

Seno Sheng, dia sudah bisa memainkan banyak alat musik tradisional dan juga alat musik modern, dia sudah bisa melukis lukisan Cina dan melukis dengan cat minyak ... bahkan banyak hal yang tidak aku ketahui, dia tampaknya mengatur dirinya dengan sibuk mengikuti berbagai kegiatan, dia bahkan tidak menderngar perintahku untuk menyuruhnya bermain.

Dia bahkan tersenyum dengan hangat dan berkata, "Sella suka."

Aku pun memasang ekspresi tercengang, lalu dia menjelaskan, "Nanti aku akan mengajari apa yang disukai oleh Sella, apalagi apa yang aku pelajari adalah apa yang aku sukai, sekarang apa yang bisa aku lakukan jika aku harus sedikit menderita?"

Setelah Andre Duan mendengar, dia pun merasa sedikit aneh dan berkata, "Anak itu sangat mudah membuat orang curiga, dan aku juga tidak tahu siapa yang kamu rawat."

"Yang aku rawat adalah seorang anak laki-laki, selain itu, siapa yang bisa aku rawat?"

Andre Duan tersenyum, dia mengulurkan tangan dan mengusap kepalaku sambil membujuk, "Aku tahu dia adalah putramu, dan putramu juga putraku, apakah aku bisa memiliki perasaan yang buruk kepadanya?"

Aku meliriknya, dia mengulurkan tangan dan menjentik kepalaku dengan lembut, lalu berkata, "Aku akan mengantarmu ke perusahaan, malam nanti aku akan menjemputmu setelah pulang kerja."

Aku kembali ke kamar dan mengganti baju yang indah, Andre Duan yang melihat pun seketika mengerutkan keningnya, dia melepas syal di lehernya dan melilitkan ke leherku, "Cuaca di musim dingin sangat buruk, kamu jangan sampai sakit."

"Andre," aku memanggilnya.

Dia mengangkat alis ke arahku, "Ya?"

Aku tersenyum dan berkata, "Kamu tiba-tiba sangat lembut."

"Bodoh, aku hanya bersikap lembut kepadamu."

Kami berdua memilih untuk melupakan masa lalu, dan tampaknya kami kembali seperti saat dia pernah menyelamatkan aku dari Reza Wu.

Aku tidak tahu apa-apa tentang dia saat itu, dia menjagaku dengan sangat baik, saat itu dia seperti dewa yang terus datang untuk menyelamatkan diriku.

Pada saat itu, dia adalah satu-satunya cahaya yang kuat dalam hidupku, dan satu-satunya orang yang dapat memasukkan dan mengeluarkan aku dari lautan kepahitan.

Andre Duan membungkuku dan menarikku ke dalam pelukannya, dia masuk ke dalam lift dan menundukkan kepalanya lalu mencium pipiku. Setelah masuk ke dalam mobil, dia mencium bibirku dengan ganas seperti biasa, baru kemudian ia mengemudikan mobil untuk mengantarku ke perusahaan.

Setelah keluar dari mobil, dia mengulurkan tangan dan menyentuh pipiku, dan berkata, "Nanti malam pulang kerja lebih cepat, aku akan menemanimu berkelahi di tempat tidur."

Menemaniku berkelahi di tempat tidur?

Aku tersenyum dan bertanya, "Apakah kamu begitu menginginkannya?"

Andre Duan menepisnya dan berkata, "Kamu lebih menginginkannya daripada aku."

Seperti dua orang yang sedang jatuh cinta, Andre Duan mengulurkan mantelnya dan menunjukkan kepadaku sesuatu darinya yang menonjol, dengan senyum di bibirnya, dia berkata, "Bagus, aku akan menjemputmu dari kantor jam lima sore."

Sekarang sudah hampir jam tiga, dan dia akan menjemputku jam lima?!