Because You, My CEO - Bab 143 Melewati Tahun-Tahun Yang Tenang Bersamanya (1)

Percaya atau tidak?! Sandra Shi yang pada saat itu sama sekali tidak percaya, ia mencoba untuk menggoda Andre Duan, jadi setelah dia mengatakan ini, dia menutup bibirnya dan memeluknya dengan erat.

Andre Duan terkejut, menatapnya dengan ekspresi tercengang cukup lama, dan ada aliran gemericik tak dikenal di matanya, ia meletakkan jari-jari di wajahnya dengan ragu-ragu, dan akhirnya dia membelai tanpa sadar.

Dia membungkus kedua kakinya dengan seragam militer dan menjepitnya dengan erat. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika dia menjepitnya cukup lama, dia bingung dan hanya memahami cinta secara umum, jadi dia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya dia menundukkan kepadala dan mencoba mencium bibirnya.

Berciuman hingga sedikit tidak terkendali, Andre Duan tidak menyelesaikannya dengan satu tangan.

(Kemampuan A), tetapi saat itu ia juga langsung dalam kondisi penuh keberanian, langsung menekanku di bawahnya dan tangannya sendiri membuka sabuk seragam militer.

Dia memiliki kesombongan pada waktu itu, jadi dia terus memintaku untuk memalingkan muka dan tidak mengizinkan aku untuk memandang ekspresinya, pada saat itu wajahnya tampak sangat acuh dan tampan, dan menolak untuk menunjukkan sedikitpun kelemahan di depanku.

Andre Duan perlahan-lahan meraba-raba tubuhku di ranjang militer yang sempit, pada akhirnya dia berbaring di atas tubuhku. Pada saat itu, postur tubuh Andre Duan sama seperti sekarang yakni sekitar 190 cm, tetapi sangat kekanak-kanakan, membuatku merasa sangat lucu

Malam itu secara tidak sengaja merupakan kegagalan.

Tetapi menjelang fajar, jari-jari Andre Duan mulai menyentuh tubuhku lagi. Dia menggosok dadaku untuk membangunkanku, aku membuka mata dan langsung mendorongnya dan bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"

Dia mengangkat alis dan berkata, "Aku bahkan bisa membawa prajurit, tapi aku tidak percaya tidak bisa menghadapimu!"

Dia menyembunyikan harga dirinya yang hancur, aku memeluk pinggangnya, dia melepas celananya di selimut dan mulai melepaskan piyamanya, ia memasukkannya dengan cemas!

Tetapi pada akhirnya, dia terhenti di tengah jalan, dia menggerakkan pinggangnya dan dengan nada yang mendesak aku berkata, "Tolong pelan sedikit, kaka kamu sepertinya memasuki tempat yang salah."

Andre Duan berkata aku terus berbicara dan akhirnya menangis, tampaknya benar-benar terasa sangat sakit, dia tidak tahu harus berbuat apa dan akhirnya menepuk-nepuk kepalaku, ia pun menenangkan aku dengan suara yang lembut, "Jangan takut, aku dengar-dengar memang terasa sangat sakit saat melakukannya pertama kali."

Dia melakukannya pertama kali dengan sial, ia menyengat di tempat yang salah.

Ketika Andre Duan berhenti, dia melihat bagian bawahku dan mengamatinya cukup lama, semua hasratnya berhenti, dan dia langsung memelukku dan tertidur.

Dia sedang berlibur di siang hari jadi dia masih berada di samping ketika aku membuka mata, dan aku memeluk lehernya dan berkata, "Selamat pagi, kakak."

Andre Duan menyipitkan matanya, lalu dia membuka selimut langsung dan memaparkanku ke sinar matahari di luar jendela, matanya yang gelap menatap lekat-lekat tubuhku yang telanjang, ia ragu sejenak, lalu mulai menciumku, akhirnya dia masuk saat aku sedang menangis.

Andre Duan berkata, "Itu membuatmu sangat sakit, tetapi aku tidak bisa menahannya, Sisca, kamu benar-benar berhasil menggodaku saat itu."

Ketika Andre Duan mengatakan hal-hal ini, aku hanya bisa membayangkan, membayangkan bagaimana aku menangis, lalu aku pun berkata dengan sedikit perasaan lucu, "Kalau begitu kamu pasti masuk di tempat yang salah, kalau tidak, mengapa aku bisa menangis seperti itu?"

Andre Duan tertawa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia memelukku dan berkata, "Aku menanti kamu untuk mengingat kembali serpihan-serpihan yang telah kita lalui, mengingat di mana kita melalui hati-hari di angkatan militer, itu adalah kenangan yang berharga."

Aku meringkuk padanya dan berkata, "Meskipun aku tidak ingat masa lalu, tapi kamu bisa menceritakan kepadaku, mungkin aku akan mengingatnya karena aku merasa tidak asing."

Andre Duan tersenyum, dan aku bertanya dengan rasa ingin tahu, "Kapan kamu akan pensiun dari militer? Apakah kamu rela meninggalkan militer saat itu?"

"Aku pensiun saat kehamilanmu menginjak usia 9 bulan, lagipula tidak ada perasaan rela atau tidak rela, hanya ada perasaan layak atau tidak layak."

Cahaya yang mengalir di ruangan itu jatuh ke tubuh Andre Duan, memberinya lingkaran cahaya yang indah, pipinya ditutupi oleh cahaya sehingga menunjukkan ketampanan, bahkan lebih hangat dan cerah.

Dia berkata, "Waktu itu aku merasa layak."

Di tengah malam, aku tidur selama beberapa jam dalam pelukan Andre Duan, dan nada dering ponselku pun telag membangunkan aku.

Aku membuka mata dengan perasaan yang masih linglung dan aku melihat Andre Duan memegang ponselku dengan tangannya, aku mengulurkan tangan dan dia pun perlahan menyerahkannya ke tangan aku.

Tertulis nama Seno Sheng.

Seno Sheng sangat jarang meneleponku, tetapi setiap menelepon, dia selalu menanyakan kondisi Sella, aku pun cukup lama merasa ragu saat di tatap oleh Andre Duan, lalu aku meletakkan ponsel di telingaku, dan mendengar Seno Sheng menyapaku, "Bibi?"

Aku mengerutkan bibirku dan berkata, "Seno, ini aku."

Seno Sheng berkata, "Ya," suara yang hangat dan samar berkata, "Aku telah meminta izin untuk libur dari sekolah, masih ada sisa tiga hari lagi, jadi aku ingin menelepon dan bertanya kepada bibi tentang rencana tersebut."

Tiga hari lagi adalah ulang tahun pertama Sella.

Andre Duan bermain dengan tulang leherku dengan jari, dan aku pun berbisik, "Kamu bisa merencanakan sendiri, dua hari lagi bibi akan menemuimu."

Aku sangat gugup, dan aku khawatir bahwa Seno Sheng menyebut Sella, untungnya dia berkata, "Aku akan pergi ke Selandia Baru untuk menemu Paman Hendy, jika sudah bertemu dengan Paman Hendy kami akan pergi bersama, Bibi, hubungi saja jika kamu sudah tiba."

Aku pun memerintahkan kepadanya, "Kalau begitu, kamu perhatikan keselamatanmu ketika hanya seorang diri."

Setelah menutup telepon, aku mendengar nada samar Andre Duan bertanya, "Dia dan Hendy di Selandia Baru ingin pergi ke mana?"

Aku berbohong, "Hendy berjanji untuk membawanya untuk melihat pameran."

Andre Duan berkata dengan nada rendah, "Negara mana?"

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu