Because You, My CEO - Bab 138 Sampai Jumpa Andre Duan (2)

Aku tidak bertemu dengan ayah tiriku selama dua tahun dan dia terlihat lebih tua dari sebelumnya. Dia terkejut ketika melihatku. "Sisca, silahkan duduk, aku sekarang akan menyajikan makanan untuk kalian, aku sudah membuat makanan favorit kalian berdua."

Tidak ada yang lebih baik terhadapku selain ayah tiriku, dibandingkan dengan Dina Zhao, perhatiannya adalah perhatian yang tulus dan nyata, dan Christin Chen yang dulu dengan bangga tidak mengakui kebaikanku bahkan mengatakan hal-hal buruk kepada aku.

Tapi dia adalah tipe orang yang dia bisa menindasku semaunya, tetapi dia tidak berani menyentuh satu lehai rambut orang lain, terutama melindungi pacarnya!

Setelah makan malam, aku berada di rumah menemani mereka sampai malam dan kemudian pergi, awalnya berencana kembali ke pedesaan pada malam hari untuk melihat Dina Zhao.

Tapi tanpa sadar, aku memerintahkan supir untuk pergi ke pantai.

Perumahan Shore adalah apartemen yang aku tinggali bersama Andre Duan, yang didekorasi dengan mewah dengan balkon dan bunga-bunga yang subur, ini merupakan aset perceraian yang Andre Duan rencanakan untuk diganti atas namaku tetapi kemudian dikendalikan oleh Rizka Shen.

Untungnya, Andre Duan mengambilnya kembali dari Rizka Shen, sebelumnya aku pernah tinggal dengannya selama satu malam di sini.

Aku berdiri di lantai bawah cukup lama dalam balutan mantel biru gelap, hingga akhirnya asisten mengingatkan aku dan aku pun tersadar, saat aku berbalik hendak pergi, aku melihat seseorang yang tampak kacau berbaring di atas hamparan bunga dan tak henti-hentinya muntah.

Dia berlutut di tanah dengan menekuk pinggangnya dan tak henti-hentinya mengeluarkan muntahan, sosoknya dari belakang masih begitu tegap, bahunya masih sangat lebar.

Aku berdiri di sana cukup lama tetapi akhirnya memilih untuk mendekatinya dan memegang lengannya dan berkata, "Apakah kamu mabuk? Apakah kamu masih bisa berjalan?"

Dengan napas yang terengah-engah, ia mendongak dan menatapku, cukup lama dia menatapku, lalu berkedip dan berkata dengan nada suara yang rendah, "Ilusi."

Andre Duan salah mengenalku dan mengaggapku hanyalah sebuah ilusi, ketika aku melihat dia mabuk dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri, aku pun terpaksa memerintahkan asistenku untuk membantunya masuk ke apartemen.

Tapi langkah Andre Duan tidak stabil dan dia hampir jatuh ke tanah beberapa kali, asistenku langsung menggendong Andre Duan ke punggungnya lalu masuk ke apartemen.

Asisten meletakkannya di sofa, awalnya aku ingin ikut asisten untuk pergi, tetapi melihat Andre Duan yang tidak sadar di sofa, aku pun merasa tidak tega. Aku berkata, "Kamu kembali saja ke Beijing."

Asistenku terkejut, "Kembali ke Beijing? Lalu bagaimana dengan Direktur Shi?"

"Aku akan tinggal di sini selama dua hari, ketika kamu kembali ke Beijing, tolong sembunyikan perihal tentang Andre dan jangan biarkan mereka menyelidikinya hingga ke sini."

Setelah asisten pergi, aku meletakkan tasku dan menyeret Andre Duan ke tempat tidur. Ketika aku membanya, kepalanya membentur kusen pintu, dan dia pun tidak sadar berkata"aw", lalu ia pun marah "Siapa yang berani denganku?"

Melihat dia menutup mata dan menunjukkan sikap yang serius, aku pun mengerutkan bibir dan tersenyum, aku melempar Andre Duan ke tempat tidur dan aku melepaskannya, kemudian aku mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan singkat ke Rizky Shi. “Aku sudah menemukan Andre.”

Rizky Shi menjawab, "Di kampung halaman kita?"

Aku menjawab, "Ya, aku baru saja menemukannya."

Setelah beberapa saat, Rizky Shi berkata, "Apa yang akan kamu lakukan?"

Apa yang akan aku lakukan? Aku mengaku bahwa diriku melunak dan tidak tega saat melihat dia yang sudah hancur dan tidak memiliki apa-apa lagi, sebelumnya hatiku penuh dengan balas dendam namun ketika melihat hancur seperti saat ini, semua keinginan itu pun hilang.

Aku mengedit pesanku dan menjawab, "Aku dan dia seperti berada di kereta bawah tanah dengan tujuan yang sama, kami melewati banyak stasiun bersama, kami telah bertemu dengan banyak orang yang naik dan turun, datang dan pergi, mungkin karena membicarakan beberapa topik pembicaraan yang kami sukai, tetapi pada akhirnya kami tidak turun di satu stasiun yang sama. "

Aku menghela nafas dan menatap Andre Duan yang sedang tidur, mungkin karena mabuk, dia pun merasa dalam kondisi tidak baik lalu sedikit mengernyitkan alis, dasi yang terikat di lehernya, dan dia tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menarik dasi tersebut, cukup lama dia menariknya namun tidak berhasil, dia pun hanya bisa menghembuskan nafas, ia pun menggigit bibirnya lalu menarik dasi hitam tersebut, lehernya pun tampak memerah.

Aku mengulurkan tangan dan menyingkirkan tangannya, dia berhenti untuk melepaskannya, dan aku melepaskan dasinya dan meletakkan di sebelahnya.

Andre Duan mengendurkan bibirnya, tampak meninggalkan bekas gigitan giginya, aku mengulurkan tangan dan membelainya untuk menenangkannya, hingga alisnya pun meregang!

Cahaya lampu di luar jendela yang sangat terang jatuh ke lantai, aku bangun dan tidur di ruang tamu, tidak ada penghangat ruangan di ruang tamu, aku pun meringkuk di tengah malam hingga benar-benar merasa tidak tahan, akhirnya aku pun pergi ke kamar Andre Duan.

Dia tidur sangat nyenyak, aku mengambil selimut di sebelahnya lalu menyelimuti tubuhku hingga tidur pulas, sebelum bangun di pagi hari, aku merasakan hidungku sangat gatal, aku bersin dan membuka mata, lalu melihat Andre Duan yang memegang kaus kaki untuk menggodaku, aku pun dengan cepat bangkit dan mendorongnya dengan wajah yang suram.

Aku bertanya dengan dingin, "Apa yang kamu lakukan?"

Kemeja putih yang dikenakan Andre Duan tampak berantakan, dan dadanya yang keras sedikit terbuka. Dia menjatuhkan kaus kaki hitam di tangannya dan bertanya dengan samar, "Bagaimana kamu bisa datang ke tempat tidurku?"

"Kamu mabuk tadi malam dan tak henti-hentinya muntah di lantai bawah."

Walaupun rambut hitam tebal di kepalanya tampak berantakan karena tidur namun ia tetap menunjukkan pesonanya, aku memejamkan mata dan mendengar ia bertanya dengan acuh, "Jadi, apa yang akan kamu lakukan di lantai bawah apartemenku?"

Aku menatap kaus kaki yang dilemparnya ke lantai, aku diam sejenak lalu berkata dengan jujur, "Christin pensiun dari militer dan aku datang ke sini untuk menjemputnya, setelah makan malam, aku pikir rumah ini kosong, jadi aku datang ke sini untuk tinggal selama satu malam, tetapi aku tidak menyangka akan melihatmu berbaring dan muntah di hamparan bunga.”

Andre Duan mengangkat alisnya dengan nada samar ia bertanya, "Rumah ini memang kosong, tapi rumah ini adalah milikku, apa sebenarnya isi pikiranmu hingga memutuskan untuk datang ke sini? Apakah mungkin kamu tidak rela ..."

"Ketika kita bercerai, kamu mengatakan bahwa rumah di Perumahan Shore ini diserahkan kepadaku, dan aku sekarang kembali ke rumahku dan tinggal di sini."

Andre Duan terdiam, dan dia menarik sudut bibirnya dan bertanya, "Apakah maksudmu tempat yang aku pikir milikku satu-satunya ini adalah milikmu?"

Ketika dia mengatakan ini, aku duduk di sebelahnya dan bertanya, "Kamu meninggalkan rumah Keluarga Duan dan kembali ke kota ini? Apakah hanya kamu satu-satunya yang bisa pergi ke Perumahan Shore? Apa yang telah Kamu lakukan selama enam bulan terakhir ini?"

Andre Duan tertawa sinis, lalu bangkit dan meletakkan tangannya di saku celananya. Dia menatap cahaya pagi di luar jendela dengan cemberut, dan setelah diam lama, ia bertanya dengan nada sindiran, "Kamu bertanya dengan begitu detail, apakah kamu merada ada hubungannya denganmu?"

“Andre, kamu tidak perlu mengatakan kata sindiran yang dingin seperti ini untuk memarahiku.” Aku diam sejenak dan berdiri di sampingnya, lalu berkata, “Sebenarnya, kamu tahu kakekmu adalah pria yang dingin, jadi ketika kamu merencakana Keluarga Shen, Keluarga Song dan Keluarga Yan untuk menarik diri dari penawaran keluarga Bo, sebenarnya kamu sudah tahu bahwa Kamu berada dalam masalah, hanya saja kamu khawatir dan tidak menyangka kakekmu akan mengusirmu keluar dari rumah Keluarga Duan tanpa perasaan, apalagi kamu tidak menyangka bahwa dirimu akan melewati ini dengan begitu frustasi. "

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu