Because You, My CEO - Bab 24 Selamat Ulang Tahun Untukmu (1)

Nafasnya yang keras dan dingin, Andre Duan menahan pergelangan tanganku dengan satu tangannya dan tangan lainnya meraba tubuhku -

Aku merasa panas!

Bibirnya tipis dan hangat.

Apakah dia sedang terangsang sekarang?

Aku langsung mendorong dia, tetapi dia menahan pinggangku dan menahanku kembali, ia berkata dengan samar: "Sisca kamu sungguh bodoh."

Saat aku terdiam, tangan Andre Duan melepaskan tali pinggangnya.

Aku dan Andre Duan bercinta beberapa hari lalu, tetapi itu cuman pada saat itu saja, perasaan itu masih kuingat jelas.

Aku menahan, tetapi tidak menolaknya.

Jelas Andre Duan yang bersemangat duluan, tetapi pada akhirnya aku terus memeluk dia dan tidak membiarkan dia pergi, terus menciumnya.

Aku mencintai setiap bagian di tubuhnya, dia membuatku basah, membuatku ingin menggosok badannya.

Kesempatan ini membuat orang semakin bergairah.

Pada akhirnya kening Andre Duan sedikit berkeringat, aku mengelap keringatnya, aku merasakan badannya tegang.

Aku memeluk lehernya, bertanya: "Andre, apakah kamu marah?"

Andre Duan tentu saja marah, tapi apa yang telah kuperbuat sampai ia marah?

Dia tidak berkata apa-apa, hanya memegang pinggangku, agak sedikit kekanakan, dan sedikit temperamen.

Aku menghempaskan napas bertnya: "Andre, ada apa?"

Andre Duan terdiam dan menggendong ku, ia menaruhku pada kasur di kamar, ia merapikan rambut di sebelah telingaku, dan bertanya: "Sisca, kalau tadi aku tidak ada, ibumu pasti akan menamparmu, benar? Kamu juga tidak akan menghindar, betul?"

Benar, ibuku selalu memukul ku sesuka dia, seringkali saat aku tidak bisa menghindar.

Jadi aku tidak pernah menghindar.

Mungkin tatapanku menunjukkan sebuah jawaban, Andre Duan memelukku dan berkata:"Aku paling tidak tahan melihatmu diganggu, juga paling tidak tega melihatmu tidak istirahat, sejak kapan pasangan Andre Duan ini menjadi pengecut begini?"

Tiba-tiba, aku merasa sedih.

Seorang wanita begitu gampang mencintai seorang pria, dilindungi, diurusi, dan diperlakukan dengan hangat, semua ini pernah dilakukan oleh Andre Duan.

Hanya waktu beberapa hari, aku sudha dapat merasakan, aku sepertinya mencintai Andre Duan.

Hatiku sangat galau, aku tidak tau apa yang harus kulakukan dengan diriku.

"Aku akan berusaha untuk melindungi diriku." Aku menahan cinta dan komitmenku: "Aku tidak akan menderita sia-sia."

"Ingat kata-katamu sendiri."

Andre Duan membelakangiku, aku memeluknya dari belakang, dan menempelkan pipiku pada punggungnya, aku berkata dengan pelan: "Dari awal sapai akhir aku tidak pernah menyangka aku akan diganggu oleh orang lain, meski Reza memukuliku dulu, itu semua sudah masa lalu."

Sampai seperti ini, membuatku terluka dan capek.

Andre Duan mengiyakan, dan mengajariku: "Meski adalah ibu kandungmu, tetapi kamu harus membuat batas, tidurlah."

Aku mengingatkan: "Ini masih pagi."

Andre Duan tidak memperdulikanku, dia juga tidak tertarik untuk berbicara, aku bersender padanya dan tidur, aku merasa sangat aman.

Saat aku terbangun, Andre Duan tidak ada dalam kamar, aku meraba kasur di sisi sebelahku, sudah terasa dingin.

Dia sudah pergi cukup lama.

Aku terbalut handuk dan keluar dari kamar mandi, Andre Duan bersender pada balkon, rambutnya yang hitam memperlihatkan keningnya, dia mengenakan kemeja berwarna biru langit.

Lehernya juga dibalut oleh dasi berwarna biru tinta, dan mengenakan jas hitam.

Bahkan dia memakai coat di luar jasnya.

Aku berdiri di sebelahnya dan bertanya: "Mau kemana?"

"Mengapa engkau bertanya seperti itu?" Andre Duan berbalik, dan menatapku, dia tersenyum berkata: "Gadis pintar, gantilah bajumu."

Aku bertanya: "Mau kemana?"

"Aku mau membawamu pergi ke satu tempat." Andre Duan berhenti sejenak dan berkata: "Pergi ke tempat yang tidak ada orang dan menjualmu."

"Kalau ada yang menginginkanku baru boleh." Aku tertawa.

Setelah berbicara aku kembali ke kamar dan mengganti baju, pada saat keluar Andre Duan melepaskan syal yang dia pakai dan mengenakannya kepadaku.

Tidak perduli dia memakai baju seperti apa, saat meninggalkan apartemen dia selalu menggunakan syal.

Tetapi pada akhirnya selalu dia pakaikan kepadaku.

Ada sesaat, aku merasa dia menyiapkannya untukku.

Tetapi saat aku memikirkan ini, aku merasa diriku terlalu bermimpi, dan mempunyai banyak ekspektasi pada Andre Duan.

Aku langsung menggeleng dan membuang pikiranku, dan memperingati diriku untuk berpikir rasional! Lagipula hari ini saat mengambil surat nikah, Andre Duan sudah mengingatkanku untuk tau posisi diriku!

Andre Duan mengendarai mobil untuk membawaku ke pantai, 2 hari lalu dia sudah membawaku kesini, disini juga ada villa dia.

Dia membawa mobil untuk masuk ke pasir dan berhenti di pintu masuk.

Andre Duan menjulurkan tangan dan berkata: "Sampai."

Aku membuka pintu mobil dan turun dari mobil, kakiku menginjak pasir yang lembut dan halus, Andre Duan turun dari mobil dan membawaku ke villa.

Di dalam Villa dipasangkan karpet putih, dan tidak jauh ada lilin putih yang dinayalakan diatas meja makan, sudah disajikan steak, anggur merah, dan bunga segar. Apakah Andre Duan menyuruh orang untuk menyiapkan ini?

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu