Because You, My CEO - Bab 26 Benci Elisa Li (2)

Baru saja meninggalkan rumah sakit hendak membuka pintu mobil, aku sudah sial karena bertemu dengan sepasang pria dan wanita itu, Reza Wu memapah Elisa Li turun dari mobil.

Aku baru ingin berpura-pura tidak melihat dan masuk ke mobil, tetapi Elisa Li melihatku di ujung matanya. Dia menatapku dari atas ke bawah dan tertawa. "Oh, lihat dulu Sisca kita, meskipun sekarang gayanya sangat modis dan mengendarai mobil mewah, tetapi kenapa kamu tidak menyembunyikan kepucatan di mukamu? Sekali beban ya beban! Dengan sepasang mata sedih melihatku, siapa yang akan lihat? Andre sedang tidak ada sekarang."

Pelacur memang selalu mulutnya yang paling memalukan.

Kemampuannya untuk mengejek orang sudah meningkat satu level lagi!

Reza Wu menatap Elisa Li dengan dingin dan berbisik, "Jangan buat masalah, Elisa, dia tidak ada hubungan apa-apa denganku sekarang."

"Jika kamu memiliki sedikitpun hubungan dengannya, aku akan segera pergi ke rumah sakit untuk membunuh anakmu!" Elisa Li menyipitkan mata untuk mengancam Reza Wu.

Elisa Li yang sedang hamil juga berdandan makeup yang sangat tebal, matanya yang sedang menatapku terlihat mengerikan, seperti hendak memakan orang.

Dari sudut pandangku, aku jelas melihat bahwa Reza Wu menutup matanya.

Aku terlalu mengenalnya, dia ini dengan tatapan benci.

Hanya dalam beberapa hari, dia mulai membenci Elisa Li!

Aku tersenyum, tanganku memegang pintu mobil, aku menatapnya sambil menghela nafas dan berkata, "Apakah kamu sudah lihat? Kamu seharusnya tahu berapa harga dari baju yang sedang kupakai, coba kuhitung, takutnya ia bisa membayar gajimu selama setengah tahun. Sepotong pakaian seharga gajimu selama setengah tahun, apakah kamu iri? Cemburu? Ingin merebut Andre dari tanganku? Oh ya, dan mobil ini, takutnya ini seharga seluruh harta dan asetmu dan Reza, hei Elisa, sebenarnya kamulah pecundang terbesar."

Serangan dari kata-katanya saat ini sudah tidak bisa melukaiku.

Sebaliknya, aku bisa melukainya sampai ke paling dalam.

Dia memuja emas, dia menyukai orang kaya, aku merasa dia pasti berpikir bahwa Reza Wu memiliki banyak uang, jadi dia menjerat Reza selama bertahun-tahun.

Ya, Reza Wu dan aku telah bekerja keras selama bertahun-tahun, ditambah total aset properti yang mendekati ratusan juta. Dia memang lebih kaya daripada orang biasa.

Tetapi orang kaya seperti ini tidak akan bisa memuaskan Elisa Li!

Ketika dia melihat dunia yang lebih luas, ketika dia menyadari bahwa ada seorang pria yang memiliki lebih banyak uang daripada Reza Wu, Reza Wu pasti tidak bisa mempertahankannya.

Sama seperti ketika ayah tidak mempertahankan ibuku saat itu.

Orang-orang itu begitu nyata, apakah Elisa Li salah? Dia sendiri tidak tahu di mana dia salah. Dalam pikirannya, ini adalah hukum untuk bertahan hidup. Uang adalah raja.

Mengejar kehidupan material yang bagus tidaklah salah.

Salah itu karena dia menggunakan cara yang salah.

"Kamu! Sisca, kamu si pelacur!"

Elisa Li marah dan mendatangiku, aku segera naik ke mobil dan menutup pintu.

Aku sudah mengatakan isi hatinya, jadi dia sangat marah: "Kamu adalah barang rusak yang tidak diinginkan Reza, Andre sudah buta maka dari itu dia memilihmu, apa yang kamu banggakan!!"

Melihatnya ingin menendang mobil, aku mengingatkan: "Ini mobil Andre, mobil mewah ini juga ada sekitar beberapa ratus juta. Kamu juga tidak akan mampu membelinya jika tendanganmu menyebabkan kerusakan, jadi aku sarankan kamu untuk mempertimbangkannya."

Elisa Li segera mengambil balik kakinya, aku pun tersenyum dan pergi.

Cara terbaik untuk membalas Elisa Li adalah menyerangnya dengan sesuatu yang tidak dimilikinya, membuatnya iri dan cemburu.

Juga menusuk hatinya untuk membuatnya marah.

Beberapa kata sederhana akan membuatnya kesal.

Faktanya, semuanya sekarang adalah pemberian dari Andre Duan. Tanpa Andre Duan, aku sekarang juga tidak akan memiliki modal untuk menyerangnya.

Bagaimanapun, Andre Duan adalah dukungan terbesarku.

Aku meninggalkan rumah sakit dengan perasaan senang dan pergi ke bank untuk membuka kembali kartu bank baru, dan mentransfer uang yang yang Reza Wu kirimkan padaku.

Padahal, itu bukan apa-apa.

Hanya ada empat puluhan juta.

Aku mengerang sebentar dan pergi menjemput Silvi Xiao, dia melihat mobilku dan iri: "Mobil mewah ya, kamu lihat mobilku yang mati di depan pintu, tetapi tidak tahu kenapa, ayahku senang melihatnya."

Aku melihat mobil Silvi Xiao yang diparkir di halaman sendirian.

Aku menjelaskan: "Mobil ini bukan milikku."

“Aku tahu kok, milik suamimu kan?” Silvi Xiao membuka pintu penumpang depan dan masuk, berkata sambil tersenyum: “Pria yang duduk bersama denganmu di belakang hari itu pasti adalah cinta barumu!”

Cinta barumu... aku mengiyakan.

Silvi Xiao menyandarkan kepalanya di pintu dan bertanya, "Pergi ke KTV?"

"Terserah kamu, boleh-boleh saja."

Setelah Silvi Xiao memasukkan rute pada navigasi, dia terlihat lelah dan memejamkan mata, dan ketika mobil sudah dekat dengan tempat tujuan, dia baru membuka matanya dan berkata dengan nada tegas: "Aku akan menikah lebih cepat dari kakakmu."

Aku bertanya: "Sudah ada pasangan?"

"Selama aku ingin menikah, kenapa takut tidak ada pasangan?"

Ya, dia adalah Silvi Xiao, tidak perlu khawatir tidak ada yang mau menikahi.

Aku dan Silvi Xiao memesan sebuah ruangan, di dalam ruangan, dia terlebih dahulu mengeringkan kerongkongannya sebelum minum segelas bir.

Aku duduk di samping dan mengambil mikrofon dan baru bernyanyi sebentar saat menunggunya minum, dan akhirnya aku memberikannya kesempatan bernyanyi.

Silvi Xiao sedang bersedih dalam hatinya. Pria yang dicintainya selama sembilan tahun dan berpacaran dengannya selama empat tahun, sekarang dia sudah bersama dengan wanita lain.

Pria itu menemaninya untuk memilih cincin, juga menemaninya untuk mencoba gaun pengantin.

Memikirkan hal ini, hatinya pasti sangat sakit.

Aku bisa merasakan empati, lagipula, aku juga pernah mencintai Reza Wu, jadi aku juga sangat sedih ketika tahu dia dikhianati.

Karena aku teringat laki-laki yang pernah bersama denganku sekarang dengan wanita lain, aku merasa sakit.

"Sisca, kuberitahu kamu satu hal."