Because You, My CEO - Bab 14 Pilih Sebuah Hari Untuk Mengambil Sertifikatnya (1)

"Sisca, kenapa kamu tidak pulang ke rumah?"

Christin Chen terlalu ikut campur, aku memejamkan mataku berkata: "Aku akan bercerai besok dengan Reza, ada beberapa dokumen yang belum kusiapkan."

"Dimana kamu mau mempersiapkan hal ini tengah malam begini?" Christin Chen tidak percaya, tetapi aku masih tidak menghiraukan dia.

"Christin, tidak usah ikut campur dalam urusanku." Aku melihat langit malam di luar jendela dan kota yang menyala, aku sedikit regu dan berterima kasih: "Terimakasih untukmu buat hari ini."

Aku selalu tidak akur dengannya.

Tetapi tidak disangka pada akhirnya yang bersedia membantuku tetap dia.

"Dasar wanita bodoh, siapa yang mau memperdulikanku? Aku hanya tidak sadar akan kebodohanmu." Setelah Christin Chen menyelesaikan kalimatnya, dia menutup teleponnya.

Meskipun aku sangat berterima kasih kepadanya, tetapi aku tau diriku dan Christin Chen, cepat atau lambat pasti ada satu hari kita akan berjalan di jalan yang berlawanan.

Ibu kandungku tidak mungkin menyerah atas harta keluarga Chen, dan Christin Chen juga tidak mungkin memberikannya kepada ibuku, pada akhirnya pasti aku akan menjadi musuh bebuyutannya.

Aku menghempaskan napas dengan khawatir memikirkan hal-hal ini.

Setelah aku terbangun pagi hari, pandanganku masih sedikit kabur, luka dan sakit di tubuhku masih sangat terasa, aku meringkuk dan masuk ke dalam kamar mandi, menggunakan handuk hangat mengusap tubuhku, dan setelah itu aku mengoleskan obat lagi ke tubuhku.

Aku tidak punya sisa baju bersih, untuk mengganti baju baru, pada akhirnya aku hanya bisa mengenakan kemeja kemarin, dan coat biru gelap Andre Duan masih bersih dan masih ada aroma segarnya.

Saat aku mengenakan coat biru gelap dan keluar rumah, Andre Duan duduk di meja makan dan makan sarapan, dia sedikit merunduk dan terlihat sangat panjang, tangan kanannya yang memegang pisau dan garpu juga terlihat panjang.

Seperti sebuah pemandangan indah yang tak bersuara.

Seperti mendengar suara langkah kaki, dia mengangkat kepalanya dan mengusap bibirnya, dia mengerutkan keningnya dan berkata kepadaku: "Kesinilah makan."

Aku mengiyakan dan menuruti dia untuk pergi kesampingnya, Andre Duan mengangkat gelasnya dan meminum susu di gelas itu, lalu ia meletakkan pisau dan garpu kemudian kembali ke kamarnya.

Aku merasa ada sedikit keanehan, dan setelah memakan sebuah sandwich Andre Duan keluar dari kamarnya.

Dia sebelumnya mengenakan sebuah kemeja putih, rambut hitamnya agak berantakan, dan pada saat keluar dia menggantinya menjadi sweater turtleneck, dan ia mengenakan coat warna hitam.

Sangat sedikit ada seorang pria yang mengenakan sweater turtleneck, tetapi Andre Duan memang seaneh ini, dia bahkan terlihat seperti seorang selebriti.

Dan bentuk rambut dia juga sangat bagus, memperlihatkan keningnya.

Aku diam-diam memujinya, Andre Duan merunduk untuk mengganti sepatu, sepatu bootsnya yang berwarna krim juga sangat cocok dengannya.

Mungkin tatapanku padanya sangat panas, sampai-sampai Andre Duan mengangkat kepalanya dan berkontak mata denganku, aku terburu-buru dan merasa canggung kemudian mengalihkan tatapanku.

"Sisca, sini pakai sepatu."

Suara Andre Duan terdengar agak samar, aku pergi ke samping dia dan memakai sepatu, kemudian aku menyadari bahwa bahuku ditahan olehnya, aku panik dan menggunakan sepatu satu lagi dengan cepat dan menjauh darinya 1 langkah.

Dia melihatku seperti ini, dia membuka pintu dan pergi, aku mengejarnya dari belakang dan bertanya: "Apakah kamu ingin ke pengadilan?"

Sekarang masih pagi, apakah pengadilan sudah buka? Dan Andre Duan tidak menjawab pertanyaanku.

Dia selalu memperlakukanku seperti ini.

Tetapi aku juga tidak peduli, aku mengikutinya ke garasi, dia menggunakan kunci untuk membuka pintu dan aku duduk ke dalam.

Andre Duan menyalakan mobil, saat keluar dari daerah dia baru melontarkan sebuah kalimat, "Apakah kamu sudah membawa surat nikah dan dokumen-dokumen lainnya?"

"Ya, sudah kubawa." Aku memasukkan kedua tanganku pada kantong di coatku, dan berkata: "Aku akan dengar-dengaran padamu, untuk bercerai dulu."

Harta dan lain-lainnya, itu urusan nanti.

Sekarang yang paling penting adalah untuk memberi batas dengan Reza.

"Ya, hal yang pernah kujanjikan padamu, tidak akan kuingkari." Nada Andre Duan yang dingin, dia berpikir sebentar dan berkata: "Tunggu kamu dan suamimu bercerai, kita berdua pilih hari untuk mengambil sertifikat."

Aku terkejut, aku tidak dapat percaya dan menatapnya, dan bertanya kepadanya dengan ragu: "Tuan Duan, yang kamu maksud... kita mengambil sertifikatnya?"

"Ya." dia berkata dengan tenang, dan bertanya kembali: "Menurutmu? Terus kamu pikir apa maksudku ketika aku meminta kamu untuk menjadi wanita milikku?"

Aku pikir saat itu maksud dia adalah hanya untuk menemaninya tidur, dan hanya sebagai pacarnya saja, tidak disangka dia berpikir untuk menikah!

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu