Because You, My CEO - Bab 58 Balas Dendam Dari Elisa Li (1)

Malam ini kembang api yang dinyalakan oleh Silvi Xiao sangatlah meriah, aku melihat dia dan Doni Chen begitu gembira, sebuah kegembiraan yang sangat sulit didapatkan, setelah itu kami pulang ke rumah masing-masing.

Saat aku tiba di pintu kompleks aku mengambil hp, dengan sedikit menundukkan kepala aku melihat layar hpku, terlihat ada beberapa panggilan tidak terjawab, ini membuatku sangatlah terkejut, Andre Duan menelpon secara terus-menerus benar-benar adalah suatu hal yang mustahil.

Ini sangat berkebalikan dengan sifatnya.

Aku sangat terkejut, akan tetapi saat dia menelponku lagi, aku mengangkatnya dan dengan nada suara yang cuek aku bertanya, “Ada apa?”

“Apakah kamu idiot?” Sebuah suara yang sangat imut, seorang anak yang mengenal kata idiot, aku termenung dan lalu bertanya, “Kamu adalah Vino?”

Anak itu terkejut, “Kamu masih mengingatku?”

Melihat dia adalah seorang anak kecil, aku langsung merubah nada suaraku menjadi lebih halus, “Apa ada urusan? Kamu kenapa mengambil hp milik Andre?”

“Aku kemarin malam melihat Andre menjauh dari kami dan menelpon, aku kira dia menyembunyikan sesuatu, jadi aku mencuri hpnya, saat membuka hpnya ternyata dia sedang menghubungi idiot.”

Logika berbicara anak itu sangatlah jelas, akan tetapi aku membenarkannya, “Vino, namaku adalah Sisca, bukan idiot!”

“Ternyata nama idiot adalah Sisca!” Vino Duan tertawa dengan senang, “Bibi, bagaimana cara menulis Sisca?”

Aku bersikap baik padanya, “S i s c a.”

Dia bertanya lagi, “Bagaimana cara menulisnya?”

Aku mengubah cara penjelasanku, “S dalam kata satu.”

Dia bertanya lagi, “S dalam kata satu bagaimana cara menulisnya?”

Ternyata dia hanya seorang anak polos yang mengetahui kata idiot.

Aku bertanya padanya, “Berapa usiamu?”

“Aku berusia 5 tahun, nenekku berkata otakku memiliki kepintaran seorang anak berusia 10 tahun.” Vino Duan memuji dirinya sendiri, “Akan tetapi menurutku aku lebih pintar daripada seorang tetanggaku yang baru saja masuk SMP.”

5 tahun dapat mengenal berapa huruf?

Vino Duan ternyata menganggap dirinya lebih pintar daripada seorang tetangga yang baru saja masuk SMP, tidak tau juga kepercayaan dirinya ini didapat dari siapa.

Aku tidak merusak kepercayaan dirinya, dan sengaja bertanya, “Kamu menelponku menggunakan hp Andre, apakah dia tidak mempedulikanmu?”

“Kemarin malam Bibi Raisa, Paman Alvin, Paman Dion, Bibi Rizka, dan banyak orang berada di rumahku merayakan tahun baru, mereka semua membuat Andre mabuk, jadi sekarang dia masih berbaring tidur.” Vino Duan tertawa riang, lalu berkata lagi, “Sekarang Andre tidak bisa mempedulikanku, jadi aku mengambil hpnya bermain seharian.”

Raisa Shen, Rizka Shen, Alvin Song semuanya ada disana, sedangkan aku memiliki identitas sebagai seorang istri malah..... jarakku dan Andre Duan sangatlah jauh, jauh hingga dalam hatinya.

Bahkan jauh hingga keluarganya.

Aku tersenyum dan mengucapkan padanya, “Vino, selamat tahun baru！”

“Selamat tahun baru bibi.” Nada suara Vino Duan segera berubah, dengan nada tergesa-gesa, dia berkata, “Bibi, Andre sedang merebutku.....”

“Sisca?” Sebuah suara yang sedikit tidak jelas, seperti suara orang mabuk, aku langsung mematikan panggilan itu dan kembali ke apartemen.

Saat aku berada di dalam lift, aku merasakan sebuah aura tidak enak, aku pelan-pelan berjalan keluar dari lift, tiba-tiba di samping telingaku terdengar sebuah suara manja.

Benar-benar tidak menyangka, ada seseorang yang menungguku.

Aku tidak mengetahui bagaimana Elisa Li bisa bertanya tentang tempat tinggalku.

Pasti bukan hanya dia sendirian.

Di belakangnya terdapat 2 orang pria asing menghadapku.

Aku tidak melihat dengan jelas wajah mereka, salah seorang dari mereka sedikit gemuk dan sedikit pendek, seorang yang lain tinggi dan kurus.

Sedangkan Elisa Li berada di tengah-tengah mereka, dan sedang diciumi oleh mereka dengan ganas. Ini benar-benar merubah segala pengetahuanku.

Nafasnya terbata-bata, dengan sekuat tenaga dia mengehelakan nafas, terkadang juga mengeluarkan sebuah suara jeritan, kakinya bahkan melilit pada pinggang salah seorang pria itu.

Benar-benar terlalu terbuka.

Bahkan tangan pria itu juga menggenggam dadanya, dengan sekuat tenaga dia menggenggamnya, benar-benar seperti sebuah kehidupan di alam bebas.

Apabila melihat hal ini terlalu banyak sangatlah terlalu menusuk mata.

Sedangkan mereka juga tidak merasa takut sedikitpun apabila ada tetangga tiba-tiba membuka pintu ataupun apabila ada orang yang lewat di koridor, benar-benar tidak memiliki rasa malu sedikitpun!

Sebentar, hanya terdapat 3 keluarga yang tinggal di lantai ini, salah satu tetangga bekerja hingga larut malam.

Kemarin saat berpapasan, dia masih mengadu padaku, tahun baru masih harus melembur.

Sedangkan tetangga yang lain sepertinya pulang ke rumhanya untuk merayakan tahun baru.

Aku berdiri di koridor dan sengaja tidak mengambil kunci dari dalam tasku, bagiku saat ini mereka bertiga sangatlah berbahaya.

Aku tidak akan masuk ke dalam perangkap itu.

“Kamu akhirnya pulang?”

Elisa Li telah sejak awal melihat kepulanganku.

Hanya saja dia ingin berdrama di hadapanku.

Karena seperti itu, aku tidak akan mengganggunya.

Aku memutar tubuhku, dan ingin masuk ke dalam lift pergi meninggalkannya.

Elisa Li tiba-tiba dengan cepat menuju kemari, dan menahan tanganku, aku mengeluarkan semua tenagaku, akan tetapi tetap saja tidak bisa terlepas.

Tidak disangka kekuatan wanita ini begitu besar!

Aku mengerutkan dahiku, dan dengan tidak senang aku berkata, “Lepaskan aku!”

Terlihat mata Elisa Li yang begitu benci kepadaku, akan tetapi tidak berkata padaku.

Di belakang tubuhnya terdapat seorang pria berjalan hingga di belakangnya, pria itu menggunakan pinggangnya menahan bagian bawah pantatnya.

Aku merasa sangatlah jijik dan ingin muntah, aku benar-benar tidak dapat melanjutkan melihat adegan ini.