Because You, My CEO - Bab 205 Meninggalkannya (1)

Perkara Andre Duan di luar semakin bertambah banyak. Satu demi satu perkara hilir-mudik berganti sampai ke telingaku. Aku menahan rasa mual yang muncul saat mendengar laporan Tono Ruan, namun bagaimanapun juga tidak berani menggangunya.

Sampai akhirnya satu bulan kemudian dengan susah payah ia pulang ke apartemen.

Dengan telanjang kaki, sekujur tubuhku tenggelam di dalam sofa. Andre Duan membuka pintu, menyalakan lampu dan tercengang saat melihatku. Ia bertanya, “Masih disini?”

Aku disini, aku selalu disini.

Sudah sebulan aku menunggunya disini.

Mengiris hatiku untuk menunggunya selama sebulan.

Sedangkan ia?

Ia memiliki gadisnya, memiliki kebahagiaannya.

Hatiku yang tidak panas sedikit demi sedikit dibuatnya dingin, segala harapanku padanya sirna!

Aku tidak bisa membayangkan hari-hariku tanpanya.

Tapi, memang benar aku tidak memilikinya.

Aku menjawab dengan dingin, “Aku menunggumu pulang.”

Andre Duan yang mendengarnya tertawa ringan dan bertanya meremehkan, “Apakah ini rumah? Menurutmu kita berdua masih punya rumah?”

Kenapa kita tidak memiliki rumah?

Bukankah ini rumah?

“Andre, benarkah kamu tidak bersedia mencintaiku lagi di kehidupanmu ini?”

Ia berujar ringan, “Tidak.”

Dengan berat hati aku bertanya, “Tidak menyesal?”

“Ada beberapa kata, beberapa masalah, yang tidak ada gunanya dibicarakan lebih lanjut.”

“Tapi Andre, aku mencintaimu.” Aku bangkit berdiri, berjalan ke hadapannya, mengulurkan tangan, dengan sangat berhati-hati menarik ujung bajunya dan berkata, “Tapi walaupun aku sangat mencintaimu, aku memiliki batasku sendiri. Apakah kamu tahu bagaimana aku menjalani hidup selama dua bulan ini? Hati yang teriris-iris olehmu, sedikit demi sedikit terlukis menjadi kekecewaan karenamu. Kamu... Bagaimana bisa kamu menyentuh mereka?”

Mata Andre Duan berkilat samar. Aku mencoba dengan berani mengulurkan tanganku dan meraba bibirnya, “Apakah disini kamu pernah mencium mereka? Kamu pernah menciumi mereka dengan bibirmu yang menciumku, bukan? Pernah menyentuh mereka dengan kedua tanganmu yang menyentuhku, bukan? Pelukanmu juga pernah memeluk mereka, bukan?”

Ia segera menolehkan kepalanya dan berkata, “Sisca, kamu jangan membuatku muak.”

Aku bertanya ringan, “Muak, ya?”

Aku menjauhinya dua langkah, mendengar rintik hujan musim panas di luar jendela. Aku menatapnya ringan, memandanginya untuk waktu yang cukup lama. Memandangi alis yang ditautkannya dan aku baru berujar setelah mengalihkan mata, “Surat perjanjian perceraian ada di kamar.”

Ia sedikit terpaku dan aku tertawa kosong, “Aku mengampunimu. Selanjutnya aku tidak mau bertemu denganmu lagi, selanjutnya jika tidak ada hal apapun aku tidak mau pulang ke Beijing, selanjutnya aku mau menjauhi kehidupanmu, selanjutnya... Kedua anak itu kuserahkan dalam penjagaanmu... Tolong beritahu mereka aku akan sering datang mengunjungi mereka, tolong beritahu mereka aku mencintai mereka.”

Andre Duan termenung sesaat. Ia terdiam untuk waktu yang cukup lama, suara serak rendahnya yang menarik seperti magnet berujar, “Selanjutnya kamu mau pergi kemana? Kamu tidak perlu meninggalkan Beijing. Kalaupun mau meninggalkan, seharusnya aku yang pergi. Aku berjanji padamu, setelah meninggalkan Beijing, aku tidak akan pernah kembali. Anak-anak kuserahkan padamu. ”

“Andre, aku sudah lelah dengan Beijing.”

Kota ini benar-benar tidak cocok denganku.

Aku berjalan ke sisi pintu dan mengenakan sepatuku. Andre Duan melihatku dan berkata, “Hujan masih turun di luar, kamu tinggal saja disini. Aku akan pergi setelah mengambil surat perceraiannya. Harta properti keluarga Duan juga akan kulimpahkan semuanya untuk keluarga Shi. “

Dengan tenang aku berkata, “Keluarga Shi tidak membutuhkannya.”

“Keuangan keluarga Shi, hanya sesuai saham yang dipegang keluarga Shi. Ini adalah peninggalanku untuk Vino, Sella.... Dan juga kamu.”

Kalau keuangan keluarga Duan dilebur dengan keluarga Shi, maka selanjutnya keluarga Shi-lah yang memiliki kekuatan terbesar di Beijing. Bahkan keluarga Bo saja hanya sepertiga kekayaanku.

“Kalau nanti keluarga Duan berpisah, bagaimana?”

Ia menjawab, “Aku tidak tertarik berbisnis.”

Aku tertawa, “Berpindah hati untuk menghibur gadismu?”

Andre Duan tak bisa berkata apa-apa, ia tidak menyambut perkataanku.

Aku mengambil payung yang ada disamping pintu dan beranjak pergi.

Ditengah kegelapan malam, aku tidak tahu sebaiknya kearah mana aku harus pergi.

Setelah berada jauh dari apartemennya, barulah aku menghela sebuah napas.

Barulah kesedihanku menyatu. Aku berjongkok dan menangis dalam kesusahanku. Hatiku sangat terluka.

Selamat tinggal, Andre Duan.

Selanjutnya, aku dan kamu.

Berakhir.

Tidak akan bertemu lagi.

Setelah terguyur hujan malam itu, aku dirawat di rumah sakit selama setengah bulan lamanya. Saat tubuhku berangsur membaik, barulah aku meninggalkan Beijing.

Rizky Shi awalnya menyuruh Tono Ruan untuk mengikutiku, namun aku menolak.

Sekarang ini aku hanya ingin meninggalkan Beijing. Aku hanya ingin pergi ke tempat dimana aku tidak kenal siapapun disana. Aku hanya ingin memulai hidup baru kembali.

Sisca Shi yang dulu. Setiap hari hidup hanya untuk keperluan hidup. Setiap hari hanya mengkhawatirkan tempat tinggal, pekerjaan, tagihan listrik, air, dan tidak memikirkan hal yang lain.

Sesampainya aku di kota A, aku mencari beberapa pekerjaan namun pada akhirnya semua memecatku. Mereka memecatku dengan alasan aku banyak melakukan kesalahan dan kinerjaku yang buruk.

Kemudian aku kembali menyerahkan beberapa berkas CV ke kejaksaan, namun mereka menolakku dengan alasan tidak memiliki pengalaman kerja.

Bagaimana mungkin aku tidak memiliki pengalaman kerja?!

Aku bekerja begitu lama di kepolisian bahkan sampai pernah menjadi agen. Aku bahkan mengambil kursus sertifikat yudisial dan psikologi.

Khususnya dalam bidang kriminal.

Di kota A, aku hanyalah wanita biasa yang tidak memiliki kesibukan dan tidak memiliki latar belakang apapun. Wajar jika mereka tidak memandangku ataupun memperkerjakanku.

Setelah begitu lama, aku pun tidak memaksa lagi.

Aku tidak lagi menyerahkan CV ke kejaksaan. Targetku kujatuhkan pada perusahaan kecil. Asalkan gajinya tidak kurang dari enam juta, aku akan bekerja.

Enam juta hanya cukup untuk membayar sewa rumah dan makan tiga kali sehari.

Tapi sudah cukup penderitaannya.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu