Because You, My CEO - Bab 129 Mengadopsi Seno Sheng (1)

Bunga-bunga bermekaran dengan indah, meniupkan angin yang segar dan cahaya bulan yang cerah.

Aku melihat alisnya yang dingin dan memujinya "Nama yang bagus."

Dia memicingkan mata dan bertanya, "Benarkah?"

"Ya, berapa usiamu?"

Tubuh bocah laki-laki di depan mataku ini harusnya memiliki tinggi sekitar 168 cm, kira-kira dia berusia sekitar 15 tahun dengan tingginya yang sekitar 168 cm, tak lama ia pun berkata dengan suara dingin, "Aku akan genap berusia 11 tahun setelah tahun baru."

11 tahun ... ternyata lebih muda dari yang aku bayangkan.

Aku bertanya dengan suara yang kecil, "Apakah aku boleh bertanya lebih banyak pertanyaan kepadamu?"

Kami selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris, aku juga tidak yakin asal negaranya, melihat dia mengerucutkan bibir, aku bertanya, "Kamu berasal darimana?"

"China." Dia menjawab, lalu bertanya dengan nada dingin, "Apakah selanjutnya kamu ingin bertanya siapa orangtuaku? Mengapa aku bisa menjadi gelandangan?"

Aku agak sedikit canggung, Seno Sheng berkata, "Aku tidak punya orang tua, aku melarikan diri ke Irlandia sebagai pengungsi."

Aku bertanya dengan penasaran, "Mengapa kamu bisa menjadi pengungsi?"

“Mereka mengorbankan diriku demi kepentingan diri sendiri.” Seno Sheng meraih segenggam salju di telapak tangannya, dan berkata dengan nada suara yang bengis, “Mereka membuangku ke hutan, aku mengutuk mereka agar mati dengan cara yang sulit, lalu jatuh dari tebing dan mati.”

Mereka yang dikatakan oleh dirinya harusnya adalah orang tua kandungnya, dia mengatakannya dengan begitu ringan, tetapi membuat jantungku berdegup kencang, dan aku memandang bocah yang dingin di hadapanku ini dengan pandangan tercengang dan tidak tahu harus berkata apa.

Setelah itu aku meletakkan roti di sisinya dan melepas mantelku lalu pergi, aku pun melihat ke belakang ketika aku berjalan sampai di ujung jalan.

Roti dan pakaian masih ada di sana, tetapi dia sudah menghilang.

Ketika aku kembali ke rumah bibi, hatiku pun merasa tidak nyaman, aku selalu merasa telah melakukan kesalahan besar.

Aku tampak sedih melihat wajah Sella yang tertidur, seharusnya tadi aku membawanya pulang ke rumah, aku masih bisa membesarkan satu orang anak.

Aku berada di Irlandia sampai Tahun Baru, pada malam Tahun Baru, aku menerima telepon dari Andre Duan ketika tepat tahun baru dan waktu beralih ke jam 12 pagi.

Dia berkata, "Selamat Tahun Baru, Sisca."

Belum sempat aku mengatakan apa-apa, aku mendengar suara anak yang lembut berkata, "Selamat Tahun Baru Mama, aku merindukanmu."

Aku dan Vino Duan bersama untuk waktu yang singkat dan berpisah untuk waktu yang lama.

Pertemuan aku dan dia selama ini tampaknya dapat dihitung dengan jari-jari kedua tanganku, aku pun menahan kesedihan di mataku dan mengatakan, "Selamat Tahun Baru anakku."

"Bu, Andre berkata bahwa kamu akan membawakanku sebuah hadiah?"

Aku tersenyum dan berkata, "Ya, besok mama akan kembali ke Beijing."

"Kalau begitu aku akan menunggu mama."

Kami pun menutup telepon setelah mengobrol beberapa saat, lalu aku menerima telepon dari Andre Duan pada malam hari, dia bertanya, "Kamu di mana?"

“Ha?” Aku agak tercengang.

"Aku ingin menemanimu merayakan tahun baru, kamu di mana?"

Andre Duan sudah datang jauh-jauh ke Inggris.

Tetapi aku tidak bisa merasa terharu, aku berbohong, "Aku baru saja meninggalkan Inggris kemarin dan aku akan pulang dengan kapal uap."

Andre Duan marah dan mengertakkan gigi, ia berkata, "Mengapa kamu tidak memberitahuku di saat siang hari? Halo Sisca! Kamu membuatku datang ke sini dengan sia-sia!"

Aku berkata dengan nada suara yang ringan, "Kamu tidak mengatakan kepadaku ingin memberiku kejutan."

Andre Duan berkata dengan dingin, "Apakah masih bisa dibilang kejutan jika aku mengatakannya kepadamu?"

"Kejutan apa pun darimu bagiku tidak akan berguna, Andre, kita hanya memiliki kesepakatan hubungan fisik, apakah mungkin kamu melihat hubungan ini sebagai sikap lemah dirimu?"

"Jangan mengatakan hal-hal seperti ini yang membuatku marah," katanya dengan acuh.

"Oh, apakah penting jika aku mengatakannya?" Aku berjalan ke pasar sambil menggendong Sella. "Aku mungkin sangat membencimu, jadi kesepakatan tiga bulan itu sangat menjijikkan bagiku, tapi aku bersedia menanggungnya demi anak-anak."

Andre Duan yang berada di ujung telepon terdiam, aku menendang salju yang dingin dan berkata, "Aku ingin membalaskan dendam kepada Keluarga Duan, tetapi mengapa aku harus balas dendam? Meskipun aku tidak suka lagi, tapi Keluarga Duan yang keras kepala dan menuntut menantu yang memiliki status sosial dan ekonomi yang sama itu adalah bagian dari putraku, dan karena itu aku tidak bisa menyentuh bagian dari putraku itu! Jadi aku harus melepaskanmu, tetapi aku bersumpah bahwa akan menghancurkan keluarga Rizka, aku juga akan memenangkan tawaran proyek Keluarga Bo ... Dan tentu saja, aku akan memenuhi kesepakatan tiga bulan itu. "

“Mengapa kamu tiba-tiba mengatakan ini?” Andre Duan tiba-tiba bertanya.

Aku tertawa dan berkata, "Aku khawatir kamu lupa apa yang telah kamu lakukan padaku, kamu begitu kasar dan marah padaku, aku hanya ingin mengingatkan kamu ... Andre, kamu tidak memiliki hak untuk memintaku melakukan sesuatu, bahkan aku juga memiliki hak asuh anak, kesepakatan tiga bulan itu hanya merupakan pemberian dariku untukmu, kamu benar-benar kasihan! "

Cukup lama akhirnya Andre Duan berkata, "Mulutmu benar-benar tajam."

"Untuk saat ini cukup sampai di sini, aku harap Tuan Duan nanti harus lebih waspada, jangan membuat hubungan kita menjadi lebih canggung, aku yakin aku bisa memuaskan Tuan Duan ... Direktur Duan."

Setelah menutup telepon, aku sangat mengagumi diriku, aku merasa sangat bahagia, dan akhirnya aku merasa senang karena telah menghilangkan tekanan ini dari diriku.

Aku menatap Sella yang sedang membelalakkan matanya, aku tersenyum dan berkata, "Yang menelepon tadi adalah ayah kandungmu, tapi aku harus bagaimana? Kita adalah gadis yang kuat, ada Paman Rizky, Paman Hendy, Bibi Silvi, Paman Doni, Bibi Ester, Kak Vino, Kak Steven ... Kita memiliki cinta kasih dari banyak orang, kita tidak memerlukan seorang ayah yang tidak rela menyelamatkan Sella. "

Sella pun tertawa kecil, aku dengan senang hati menggendongnya ke toko roti dan membeli satu bungkus roti lagi, aku memandangi sekitar tapi tidak melihat bocah kecil yang acuh tersebut.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu